Film Turah Terpilih Sebagai Wakil Indonesia di Oscar 2018
Jakarta – Academy of Motion Pictures Arts and Sciences (AMPAS) selaku penyelenggara Academy Awards atau Oscar untuk kali kesekian menunjuk Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) melakukan seleksi atas film Tanah Air yang diikutkan untuk dikategori Best Foreign Language Film Award atau Film Berbahasa Asing Terbaik.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, PPFI yang juga didukung Pusat Pengembangan Film Kemdikbud langsung membentuk Komite Seleksi beranggotakan para insan film yang kompenten dan mumpuni dari berbagai kemampuan yang menentukan film mana yang akan dikirim ke Academy Awards 2018.
Komite Seleksi tahun 2017 diketuai aktris yang juga produser film Christine Hakim, bersama 12 orang anggota lainnya, seperti Alim Sudio, Benni Setiawan, Fauzan Zidny, Firrnan Bintang, Jenny Rachman, Marcella Zalianty, Mathias Muchus, Reza Rahadian, Roy Lolang, Tya Subiyakto, Wina Armada dan Zairin Zain.
Komite ini mengumumkan satu judul film yang akan mewakili Indonesia di ajang bergengsi tersebut. Lewat selembar surat keputusan yang disetujui oleh 13 orang komite seleksi, Christine mengumumkan Film Turah akan mewakili Indonesia untuk berkompetisi di kategori Film Berbahasa Asing Terbaik Academy Awards ke-90 yang akan digelar di Dolby Theatre Hollywood, 4 Maret 2018.
“Berdasarkan keputusan dan sesuai pedoman pelaksanaan kategori Foreign Languange Award di Oscar, maka komite seleksi menetapkan bahwa film produksi Fourcolors Films, Turah, terpilih sebagai film untuk mewakili Indonesia di ajang Oscar kategori film bahasa asing,” kata Ketua Komite Seleksi, Christine Hakim, di Plaza Indonesia, Jakarta, Selasa (19/9/2017).
Christine mengatakan, proses seleksi hingga terpilihnya film Turah dilakukan dengan beberapa metode. Bahkan, Komite Seleksi juga harus mempelajari beberapa film yang pernah meraih Piala Oscar di tahun sebelumnya. “Kami juga mempelajari dan menganalisa dari jauh dari hasil yang menang Foreign Language film sebelumnya. Sehingga kita mendiskusikan mana film yang kira-kira dapat menarik perhatian di sana,” kata Christine.
Film Turah bukan satu-satu karya anak Indonesia yang ikut seleksi menuju Oscar. Ada seratusan judul film lainnya yang menjadi pesaing ketat dalam seleksi itu. “Seleksi banyak, kita seleksi dari sekitar 130 judul,” kata Christine.
Menurut Christine, film Turah sangat luar biasa. Salah satu yang menjadi kekuatan film tersebut, tambahnya, kejujuran dan kesederhanaan. Film Turah juga relevan dengan krisis kemanusiaan yang tengah terjadi di dunia. Apalagi tema-tema seperti itu biasanya diincar oleh Academy of Motion Pictures Arts and Sciences (AMPAS), penyelenggara Oscar.
“Kekuatannya, kejujuran, dan kesederhanaannya, dari segi tematik dan penggarapannya. Pesannya kuat, di antara kemunafikan kehidupan. Gantung diri sebagai kekalahan, menjadi cermin untuk kita semua,” ujar Christine.
Sebelum itu, film Turah juga telah ditayangkan dari festival satu ke festival lainnya. Film yang melibatkan para pemain lokal yang belum terkenal itu pun meraih sejumlah penghargaan seperti Geber Award dan Netpac Award dalam Jogja-Netpac Asian Film Festival, serta kategori Asian Feature Film Special Mention diraih dalam Singapore International Film Festival.
Sinopsis film Turah
Film Turah merupakan garapan sutradara Wicaksono Wisnu Legowo yang diproduseri Ifa Isfansyah dan tayang di bioskop pada 16 Agustus 2017. Film berbahasa ngapak khas daerah Tegal, bercerita tentang permasalahan sosial kehidupan pada tatanan lapisan masyarakat kelas bawah. Film ini realita kehidupan di Kampung Tirang, Tegal. Kerasnya persaingan hidup, yang menyisakan orang-orang kalah dari Kampung Turah. Awalnya mereka semua dijangkiti oleh sifat pesimisme dan juga diliputi perasaan takut. Terutama kepada Darso, yaitu juragan kaya yang telah memberi para penduduk ‘kehidupan’. Namun mereka bangkit, berjuang untuk melawan rasa takut mereka dan memperjuangkan hak mereka.
Pakel, dan para sarjana penjilat di lingkaran Darso melakukan berbagai cara dan membuat para warga kampung semakin bermental kerdil. Hal itu dimaksudkan agar tercipta situasi memudahkan Darso untuk terus mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya.
Hingga datang pertolongan pada orang-orang tersebut melalui diri Turah dan Jadag, yang memberikan harapan agar dapat terlepas dari kehidupan tanpa daya tersebut. Bersama Turah dan Jadag, keberanian mereka timbul untuk melawan rasa takut, termotivasi pula dari apa yang telah mereka alami. Turah dan Jadag berusaha sekuat daya mereka berdua, dan juga dari orang-orang di Kampung Tirang agar mereka tak lagi jadi manusia yang kalah dan manusia sisa-sisa.
Ping.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: