Beredar Foto Setya Novanto di Rest Area Tol, Fakta atau Palsu?
Jakarta – Dunia maya dihebohkan dengan beredarnya foto terpidana kasus korupsi e-KTP, Setya Novanto di rest area. Dari foto tersebut, ia terlihat berjalan tanpa rompi di rest area kilometer 97 Tol Purbaleunyi arah Jakarta.
Kemunculan Novanto tanpa rompi tahanan itu tentu saja sempat membuat heboh pengguna media sosial.
Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah pun langsung memberikan klarifikasi. Ia menekankan foto tersebut terkait agenda Setnov yang hendak menjadi saksi kasus e-KTP di persidangan Tipikor Jakarta.
Baca Juga:
- Pramono Bantah Menerima Uang e-KTP dari Setya Novanto
- Bambang Soesatyo Gantikan Setya Novanto Jadi Ketua DPR
- Semua Keberatan Setya Novanto Ditolak Majelis Hakim
Ketika itu, Setnov diagendakan memenuhi panggilan jaksa guna dimintai keterangan untuk dua terdakwa kasus e-KTP, Irvanto Hendra Pambudi dan Made Oka Masagung.
“Memang sekitar tanggal 18 tersebut ada jadwal persidangan kasus e-KTP di Pengadilan Tipikor Jakarta dengan terdakwa Irvanto dan Made Oka,” kata Febri, seperti dikutip dari VIVA, Senin (24/9).
Febri melanjutkan bahwa mungkin dalam perjalanan dari Lapas Sukamiskin ke Jakarta, tim petugas memerlukan istirahat sejenak di rest area. Apalagi, kata Febri, jaraknya memang jauh.
“Namun, hal tersebut sepenuhnya tentu tetap perlu sesuai dengan SOP di Ditjen Pas, khususnya Lapas Sukamiskin,” jelas Febri.
Hanya saja pertanyaan muncul lantaran Novanto yang mantan Ketua DPR RI itu tak mengenakan rompi tahanan. Febri pun memberikan penjelasan.
Menurutnya, Novanto sudah tak lagi menjadi tahanan KPK dan sudah dieksekusi ke Lapas Sukamiskin, sehingga tak perlu rompi tahanan.
“Perlu kami jelaskan bahwa Setya Novanto tidak lagi berada pada masa penahanan KPK karena sudah dilakukan eksekusi ke Lapas Sukamiskin setelah putusan berkekuatan hukum tetap,” tutur Febri.
Meski informasi yang berkembang kurang tepat, namun menurut dia, pihak KPK menghargai keinginan dan peran masyarakat dalam melakukan pengawasan.
Sebab, beredarnya foto ini seolah-olah terpidana yang berada di luar dalam kondisi ‘bebas’.
“Hal ini diharapkan semakin membuat pengawasan di lapas-lapas lebih ketat agar benar-benar tidak ada narapidana korupsi yang berada di luar lapas secara tidak sah,” sebut Febri.
Terpisah, Kuasa hukum Novanto, Maqdir Ismail, ikut angkat bicara soal beredarnya foto tersebut. Ia mengamini bahwa kemungkinan kliennya yang diperiksa KPK sebagai saksi di pengadilan tindak pidana korupsi Jakarta.
Ia pun menilai bahwa hal tersebut sebenarnya hal yang lumrah dan bukan persoalan. Apalagi, dalam foto itu ada pengawalan dari petugas KPK.
“Yang baju merah itu kalau saya tidak salah lihat itu adalah Anang Sugiana, terpidana perkara e-KTP. Dan yang di belakang sekali pakai baju kaos itu sepertinya petugas KPK,” kata Maqdir saat dikonfirmasi.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: