Gelar Ratas di Istana Bogor, Jokowi Bicara Soal 10 Bali Baru
Jakarta – Rencana Presiden Joko Widodo menciptakan 10 “Bali Baru” bukan sekedar isapan jempol belaka. Kamis siang (16/11) Presiden memanggil beberapa menteri terkait ke Istana Kepresidenan Bogor untuk melakukan rapat terbatas terkait 10 Bali Baru tersebut.
Jokowi menginginkan, destinasi pariwisata Indonesia harus menjadi paket lengkap, tidak hanya tentang keindahan alam semata, tapi juga dilengkapi dengan infrastruktur dasar, transportasi, restoran, cendra mata hingga tempat parkir. Untuk itu, pembangunan 10 Bali Baru ini perlu disiapkan lebih awal agar semuanya bisa tertata dengan rapi.
“Saya kira sangat baik kalau kita menyiapkan seperti Mandalika minta saja dua hektar atau tiga hektar untuk pasar cendera mata. Yang bangun bisa perdagangan, bisa Kementerian PUPR dan desain-desain arsitektur lokal yang baik. Kemudian tempat pemberhentian bus dan lain-lain atau restoran-restoran kecil milik masyarakat kita yang siapkan. Jangan sampai kita biarkan masyarakat secara sendiri-sendiri membikin sehingga yang terjadi adalah PKL (pedagang kaki lima) yang bertebaran dimana-mana,” tutur Jokowi di Istana Bogor, Kamis (16/11).
10 Bali Baru itu adalah, Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Kawasan Bromo, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.
Dalam pembangunan Bali Baru ini, Jokowi juga menghimbau agar masalah penghijauan di sekitar daerah-daerah kawasan wisata tak terlupakan. Dia mencontohkan seperti kawasan Danau Toba (Sumatera Utara) dan Mandalika (Nusa Tenggara Barat) yang terlihat agak gundul di beberapa titik di sekitar kawasannya.
“Betul-betul digarap secara baik sehingga benar-benar lingkungan yang ada itu sebuah lingkungan yang baik tidak gundul,” tuturnya.
Sebentar lagi Indonesia akan menjadi tuan rumah penghelatan olahraga kanca internasional, yakni Asian Games 2018. Untuk itu, Presiden Jokowi meminta semua menteri terkait untuk bergerak cepat dalam pelaksanaan pembangunan 10 Bali Baru tersebut.
“Sekarang ini kelihatannya ada pergeseran orang untuk tidak belanja barang, tidak belanja merek, tetapi senang traveling, senang wisata, senang mencoba restoran baru, senang mencoba kopi, senang mencoba makanan-makanan yang khas. Ya ini sebuah kesempatan yang harus kita manfaatkan,” ungkap Jokowi.
Nyong Syarief
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: