Connect with us

“Gondang Naposo”, Tradisi Ritual Penyambutan Bulan Purnama di Toba Samosir

Festival Gondang Naposo(Foto: Istimewa)

Final Press Release 

Bulan tula – a tale of love

Ole ole langkatni tobu ale

Molo poltak bulan i

Mangalap boru ale

Boru aha ale

Boru ni tulang ale

Manuruk ma hamu sude

Tartangkup na parpudi

Lagu tersebut terdengar dinyanyikan berulang oleh remaja putri yang berkumpul di halaman rumah. Malam itu bulan sedang bersinar terang, membulat sempurna di langit gelap. Cahaya bulan yang terang mengundang remaja putra (doli doli) dan remaja putri (anak boru) (Namarbaju) untuk sepakat melaksanakan Gondang Naposo, pesta muda mudi untuk berbudaya dan upaya untuk menemukan pasangan hidup (Sirongkap Ni Tondi).

Gondang Naposo adalah puncak dari rangkaian panjang cerita asmara muda mudi di budaya batak. Berawal dari ketidaksengajaan seorang pria melihat gadis cantik yang baru selesai mandi dengan jeruk purut (Marpangir) di Pansur Napitu yang kemudian membawa pemuda tersebut ke upaya untuk mengenal gadis yang di lihat nya di pemandian.

Penduduk yang tinggal di sekitar lokasi pemandian jadi narasumber pertama bagi pemuda untuk mengetahui identitas gadis yang ditaksirnya. Setelah memperoleh informasi tentang gadis, pemuda akan berkunjung ke kampung gadis tersebut. Proses selanjutnya, pemuda harus ber ramah tamah dahulu kepada pemuda yang ada di kampung si gadis. Ramah tamah merupakan satu kewajiban, hal ini menunjukkan kesopanan pemuda yang menaksir gadis dan juga bagian dari tanggung jawab pemuda sekampung si gadis untuk menjaga gadis dari kampungnya.

Setelah ramah tamah dan si pemuda mengetahui dimana rumah si gadis, kemudian pemuda akan berkunjung ke rumah si gadis. Berkunjung dalam tahap ini belum bertatap muka. Pemuda mengetuk dinding kayu rumah dan berkomunikasi dengan gadis diantara papan dinding rumah. Mereka berbicara lazimnya muda mudi yang kasmaran. Jika gadis juga menaruh hati, mereka kemudian menentukan kapan mereka akan bertemu, biasanya janji bertemu disepakati pada Gondang Naposo.

Pemuda tadi tidak sendirian, ada banyak pemuda lain yang jatuh hati kepada gadis pujaan nya. Dari sini kemudian direncanakan untuk ber Gondang Naposo, satu pesta budaya yang jadi wadah bertemu untuk muda mudi. Pemuda akan mengajukan dan meminta nasehat dari orangtua dari kampung mereka dan orangtua dari kampung gadis yang di taksirnya. Peran orangtua dalam Gondang Naposo, sebagai penasehat dan turut mengawasi jalannya Gondang Naposo. Agar tidak terjadi hal-hal yang melewati batas sopan santun.

Gondang Naposo, lazim dilakukan pada bulan purnama. Cahaya bulan yang terang menambah kehangatan kerjasama muda mudi dari berbagi kampung. Pada acara ini akan diisi dengan Tarian, tetabuhan musik dan lagu tradisi, serta nasehat.

Demikian rangkaian cerita penyambutan bulan purnama di Tano Batak. Acara tersebut dinyatakan sudah langkah ditemui di Tano Batak. Untuk itu, BOPDT bekerja sama dengan Muda Mudi dari daerah Ajibata akan melaksanakan rangkaian acara Gondang Naposo bertepatan dengan Super Blue Blood Moon, peristiwa alam yang terjadi terakhir kalinya pada 152 tahun silam.

Bertempat di Huta Pagar Batu, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, rangkaian acara akan dimulai dari ritual marpangir hingga ke acara puncak Gondang Naposo tepat pada malam bulan purnama.

Acara ini akan didokumentasikan menjadi film pendek. Dengan tujuan, menjadi pustaka visual untuk anak muda tentang bagaimana tahapan yang harus dilalui seorang pemuda untuk menemui gadis pujaan hatinya. Selain itu, moment ini akan bercerita meriahnya asmara pada Bulan Purnama di Tanah Batak serta bisa menjadi paket wisata yang menarik di Danau Toba.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya