Gudang Sabu Berkedok Showroom Mobil Bekas Berhasil Diungkap Polisi
Jakarta – Sepertinya, beragam modus akan dilancarkan para penyelundup narkoba. Kali ini modus baru penyelundupan narkoba dari Malaysia ke Medan Sumatera Utara (Sumut) itu, berhasil dibongkar Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri.
Narkoba jenis sabu-sabu itu, diselundupkan dengan cara dimasukkan dalam plastik teh China warna kuning, lalu diplester dengan isolasi atau lakban berwarna hitam. Kemudian, barang haram tersebut dimasukkan bagasi mobil dengan modus jual beli mobil bekas.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Eko Daniyanto mengungkapkan, jaringan narkoba internasional melibatkan lima orang dan sudah ditahan. Mereka adalah MS (31), SW (24), MN (50), SD alias DIN (41), dan AK alias Adek, 34.
“Masing-masing mereka mempunyai peran yang berbeda. MS, SW dan MN sebagai kurir. Sementara SD sebagai kurir penerima dan penyimpan barang di gudang atau showroom dan AK sebagai pengendali,” ujar Eko di Jakarta, Kamis (7/9/2017).
Kasus ini berhasil diungkap, menurut Eko, berawal dari penangkapan MS dan SW di Kabupaten Deli Serdang, Sumut. Dari mereka disita lima bungkus sabu seberat lebih kurang 5 kilogram. Selanjutnya dari hasil pengembangan, pihanya kembali menangkap MN di Kota Medan dengan barang bukti 3 kg sabu. Selanjutnya ikut ditangkap AK dan SD di Medan Petisah Kota Medan.
“Dari Malaysia ke Aceh barang tersebut dikirim menggunakan jalur laut, kemudian dari Aceh ke Medan jalur darat,” ungkap Eko.
Selain menangkap lima tersangka, pihaknya juga menyita tiga unit mobil yang digunakan pelaku mengirim sabu dari Aceh ke Medan. Untuk memperdaya petugas, mobil-mobil tersebut dikirim ke showroom yang diklaim sudah beroperasi dua tahun.
Selain menjerat para tersangka dengan pasal kejahatan narkoba, Polisi membuka kemungkinan untuk menjatuhkan pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU) kepada tersangka SD selaku pemilik showroom mobil bekas tersebut.
“Kami bisa saja kenakan pasal TPPU kepada tersangka SD Alias DIN, tapi saat ini kami masih akan konsentrasi terhadap pasal narkotikanya terlebih dahulu,” papar Eko.
Dari penangkapan terhadap jaringan internasional di Medan tersebut, menurut Eko, pihaknya berhasil mengamankan barang bukti narkotika jenis sabu sebanyak 142 bungkus dengan total berat 142 kg yang disimpan dalam mobil.
Rinciannya, 32 paket di dalam mobil HRV warna silver dengan pelat nomor BK 1243 BD, 59 paket di mobil Honda CRV warna silver dengan pelat nomor BK 1717 EB, 43 paket di dalam mobil Nissan Xtrail dengan pelat nomor BK 1988 JF, serta delapan paket yang disita dari tersangka.
Atas perbuatannya, kelima pelaku dikenakan Pasal 114 ayat 2 jo Pasal 132 ayat 1, Pasal 112 ayat 2 jo Pasal 132 ayat 1 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Adapun ancaman hukumannya maksimal pidana mati atau pidana seumur hidup atau dengan pidana penjara paling singkat enam tahun atau paling lama 20 tahun.
M Riz
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: