Gus Yaqut: Santri Garda Terdepan Mengawal dan Menerangi Indonesia
Jakarta – Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumasmengatakan, santri memiliki banyak arti. Namun, Ansor lebih suka dengan arti santri versi bahasa Inggris yaitu sun (matahari) dan three (tiga).
“Ada beberapa arti dari kata santri, mulai dalam versi Jawa, bahkan thamil. Namun, Ansor lebih suka dengan arti santri versi bahasa Inggris yaitu sun (matahari) dan three (tiga). Matahari adalah sumber energi yang tidak ada habisnya. Matahari juga menerangi semesta pada siang” kata Gus Yaqut, sapaan karibnya mengomentari Hari Santri yang jatuh Minggu (22/10).
“Kami lebih suka dengan makna ini. sebab, selain bisa menjadi perwujudan dari matahari yang merupakan sumber energi, santri juga sekaligus memiliki makna yang luar biasa bila kita urai satu per satu,” jelas anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKB itu.
Tiga matahari itu bisa dipahami sebagai iman, Islam, dan ihsan. Tiga hal inilah yang dipelajari para santri selama menimba ilmu sebagai generasi muda Indonesia. Artinya, ketika orang memilih menjadi santri, mereka akan menjadi makhluk Allah yang sempurna. Sebab, mereka wajib memiliki tiga matahari itu. Yakni, memiliki keimanan, keislaman, dan keihsanan.
Semua tahu bahwa Islam mengajarkan kedamaian. “Iman mengajarkan keyakinan tiada Tuhan selain Allah. Sedangkan ihsan adalah selalu merasa Allah berada di depan kita. Karena itu, apa pun yang dilakukan para santri selalu yakin itu dalam perhatian Allah.” Gus Yaqut menambahkan.
Dalam konteks keindonesiaan, jelas putra KH. Muhammad Cholil Bisri itu, santri memiliki jasa luar biasa bagi negeri ini. Salah satunya adalah kemerdekaan Indonesia yang juga hasil perjuangan para santri.
“Kita ingat bagaimana resolusi jihad difatwakan oleh KH. Hasyim Ashari dan semua yang terlibat dalam peperangan itu adalah santri. Artinya, santri ikut serta dalam memerdekan negara ini,” tukas Gus Yaqut.
Mengingat kapasitas santri yang memiliki keimanan, keislaman, dan keihsanan, Yaqut meyakini bahwa santri adalah orang paripurna. Santri adalah orang yang memiliki semua syarat untuk membuat negara ini berdiri tegak sama dengan negara lain.
Santri juga bisa memperkuat persatuan NKRI dalam mencegah ancaman baik dari dalam maupun luar negeri. “Beri santri kesempatan, maka santri akan membuktikan bahwa santri memiliki kemampuan untuik menegakkan Indonesia berdiri sejajar dengan negara lain,” tuturnya.
Di tengah berbagai dinamika bangsa sekarang ini, tegas Yaqut, santri siap mengabdi dengan keindonesiaan, keislaman, dan kemanusiaan.
“Santri akan selalu berada di garda terdepan sebagai pengawal dan penerang dalam menyuarakan persatuan dan keutuhan NKRI dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika,” pungkas Gus Yaqut.
KR
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: