Harga Emas Merosot karena Sepinya Sentimen
New York – Untuk pertama kalinya dalam tiga sesi harga emas melemah meski indeks dolar Amerika Serikat (As) tergelincir.
Pengiriman Desember, harga emas turun US$5,20 atau 0,4 persen ke posisi US$1.277,70 per ounce. Harga perak pun turun 10,2 sen atau 0,6 persen ke posisi US$16.971 per ounce.
Padahal dolar AS memperoleh banyak kelemahan pada awal perdagangan, bersamaan kekhawatiran yang terus berlanjut mengenai kemajuan perombakan pajak Amerika Serikat (AS) dan data inflasi AS. Sontak saja hal menyita perhatian.
Seperti dikutip dari Marketwatch, Kamis (16/11), indeks dolar AS diperdagangkan di level 93,79 saat harga emas sedikit berubah dari perdagangan kemarin. Biasanya pergerakan emas dan dolar AS sering terbalik karena pergerakan mata uang dapat menaikkan atau menurunkan daya tarik emas bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Namun data ekonomi AS menunjukkan indeks harga konsumen menguat pada Oktober memberikan sinyal kalau bank sentral AS atau the Federal Reserve berada di jalur tepat untuk menaikkan suku bunga pada Desember. Kenaikan suku bunga ini pun diperkirakan dapat berlanjut pada 2018. Kenaikan suku bunga ini berdampak terhadap harga emas.
Analis Commerzbank Carsten Fritsch berpendapat sentimen lainnya yang mempengaruhi pasar yaitu desas-desus penjualan emas seiring masalah keuangan Venezuela. Menurutnya, Venezuela telah menukar 180 ton emas dengan bank investasi sejak 2015 untuk menerima pinjaman sebagai imbalan.
“Mungkin emas alami aksi jual usai pinjaman tidak terlaksana. Kelemahan harga emas berlanjut meskipun dolar AS terdepresiasi secara merata menyusul data Produk Domestik Bruto (PDB) yang bagus dari Jerman,” imbuhnya.
Harga Emas Sempat Menguat
Sebelumnya harga emas sempat naik sedikit demi sedikit pada perdagangan Selasa sebagai imbas dari pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan pasar saham yang lesu. Harganya bahkan naik dari posisi terendah dalam satu pekan ini.
Adapun sentimen yang mendorong kenaikan harga emas adalah ketidakpastian rencana reformasi perpajakan AS yang membuat para investor mencari instrumen yang aman.
Seperti dikutip dari Reuters, Rabu, (15/11), harga emas di pasar spot naik 0,34 persen ke level US$1.281,94 per punce pada pukul 01.50 siang waktu New York, mulai merambat naik dari level US$1.270,56 per ounce yang merupakan terendah dalam satu pekan.
Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup naik US$4 atau 0,3 persen ke level US$1.282,90 per ounce.
Dolar AS memang jatuh terhadap beberapa mata uang utama dunia. Pelemahan dolar AS ini mendorong harga emas dan beberapa komoditas lain yang berdenominasi dolar AS menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
“Selain itu, pasar saham secara keseluruhan jika terjadi pelemahan. Oleh sebab itu pelaku pasar mulai melakukan diversifikasi ke instrumen safe haven seperti emas,” jelas analis RJO Futures Dan Hussey.
Dengan berbagai sentimen yang ada tadi, ia memasang target harga emas bisa menyentuh level US$1.350 per ounce dalam jangka pendek.
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: