Menyikapi Pro dan Kontra Harga Tiket Asian Games 2018
Jakarta – Harga tiket Asian Games 2018 sudah dirilis. Sejumlah pihak menilai harganya cenderung mahal dan tak terjangkau kalangan tertentu. Namun, kata panitia, nominal yang ditetapkan justru lebih murah dibandingkan harga karcis di ajang-ajang sebelumnya.
Pandangan soal harga karcis yang mahal itu kebanyakan diutarakan pejabat negara. Yang paling mengkritik adalah figur politik. Salah satu yang disoroti misalnya harga pada seremoni pembukaan Asian Games yang tarif tertingginya dikenakan sebesar Rp5 juta.
Menurut mereka, harga tersebut dinilai terlampau tinggi. Bahkan harga tiket paling rendah saja Rp100 ribu. Itu ada di sejumlah cabang seperti hoki dan tenis.
Ketua Indonesia Asian Games Organising Committee (INASGOC), Erick Thohir, enggan terjebak dalam pro dan kontra harga tiket. Ia merasa topik itu justru terlalu politis.
Baca Juga: Presiden Tinjau Langsung Persiapan Peresmian Jakabaring Sport Center
Kalaupun ada alasannya, Erick mengklaim panitia penyelenggara menetapkan harga tiket itu berdasarkan standar Olympic Council of Asia dan survei pasar yang dilakukan Kantar TNS, perusahaan riset berbasis di London, Inggris.
“Seiring rupiah yang melemah saat ini, saya rasa ini adalah harga tiket termurah untuk seremoni pembukaan Asian Games yang pernah ada,” kata Erick di Jakarta, Kamis kemarin.
Riset Kantar sendiri dikatakan menggunakan parameter sensitivitas harga untuk mengukur harga tiket Asian Games yang diharapkan publik. Disebutkan bahwa masyarakat Jakarta bersedia membayar tiket yang lebih mahal dibandingkan masyarakat Palembang.
Riset juga menunjukkan bahwa publik tetap mau membayar tiket dengan harga lebih tinggi demi menonton atlet Indonesia berlaga, atau paling tidak babak semifinal hingga final.
Selain itu, adanya atlet-atlet favorit pun memegang peranan. Artinya publik akan rela membayar tiket mahal saat atlet besar atau favoritnya bermain. Termasuk juga cabang olahraga favorit.
Mengacu pada riset Kantar itu, rata-rata harga tiket untuk kelas tribun yang diharapkan masyarakat adalah Rp300 ribu. Sedangkan kelas VIP mencapai Rp1,8 juta.
“Kami membandingkan harga dengan banyak acara internasional di Indonesia, seperti konser musik. Jika dibandingkan, tiket kami juga setara dengan Indonesia Open,” kata Erick.
Dengan harga seperti yang ia tetapkan pun Erick yakin 40 ribu karcis yang disediakan akan ludes. Apalagi sekarang, katanya, 25% tiket pembukaan Asian Games di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, telah terjual.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: