Hatta Ali: Tahun 2017, MA Berhasil Rekrut 1.593 Calon Hakim
Jakarta – Belum lama ini, Mahkamah Agung (MA) diketahui telah melakukan perekrutan calon hakim (Cakim) MA. Perekrutan Cakim tersebut baru dilakukan kembali pada 2017 ini sejak tujuh tahun lalu, yakni pada tahun 2010.
Untuk memberikan panduan terhadap proses seleksi, MA menerbitkan Perma Nomor 2 Tahun 2017 tentang pengadaan hakim.
“Jadi tujuh tahun tidak ada penerimaan hakim. Di tahun 2017 ini, MA diberikan kesempatan untuk melaksanakan rekrutmen calon hakim melalui mekanisme rekrutmen CPNS,” ungkap Ketua MA Muhammad Hatta Ali dalam Refleksi Akhir Tahun Kinerja MA 2017, di Kantor MA, Jakarta Pusat, Kamis (28/12).
Sementara itu, Ali juga menegaskan, selama ini banyak yang beranggapan bahwa dalam kegiatan MA seperti perekrutmen Cakim, MA tidak pernah terbuka kepada publik. Namun, hal itu dibantahkan oleh Ali. Pasalnya, dalam proses rekrutmen Cakim ini pun dilakukan secara transparan dan akuntabel dengan melibatkan panitia seleksi nasional.
“Kadang-kadang ada yang beranggapan bahwa MA itu tertutup tidak terbuka. Nah disini saya ingin membuktikan, bahwa ucapan-ucapan itu adalah tidak benar,” tegas Ali.
Menurut dia, dalam rekrutmen hakim, pihaknya melibatkan berbagai institusi, yaitu dari pihak Kementerian PAN dan RB, Badan Kepegawaian Negara (BKN), BPKP, BPPT, dan Lembaga Sandi Negara. Pelaksanaan seleksi juga diawasi langsung oleh tim pengawas serta dikontrol oleh Tim Quality Asurance. Kedua tim tersebut dibentuk oleh panitia seleksi nasional.
Ali menjelaskan, bahwa seleksi dilaksanakan dalam tiga tahap besar, yaitu seleksi administrasi pelamar, seleksi kompetensi dasar dan seleksi kompetensi bidang. Seleksi kompetensi dasar menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT) yang hasi dan prosesnya dipantau langsung melalui layar monitor yang ditempatkan pada ruang publik.
Sedangkan seleksi kompetensi bidang (SKB) dibagi dalam tiga komponen, yaitu, tes materi bidang hukum menggunakan sismtem CAT, psikotes diselenggarakan oleh PPSDM UI, dan wawancara yang melibatkan penguji dari hakim tinggi dan akademisi dengan komposisi secara silang.
“Saya kira pada saat rekrutmen Cakim sangat banyak rekan-rekan dari media dan juga keluarga peserta tes yang memantau di kantor BKN dan bisa melihat secara langsung di layar, bagaimana tentang jawaban mereka dan langsung memperoleh nilainya, sehingga jika lolos maka bisa mengikuti tahap berikutnya,” pungkas Ali.
Dari proses seleksi tersebut, lanjut Ali, dari 1.684 orang pendaftar, hanya sebanyak 1.593 orang yang dinyatakan lulus sebagai calon Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam jabatan calon hakim.
Adapun rincian Calon Hakim MA tersebut adalah Calon Hakim pada Peradilan Umum sebanyak 1.030 orang, Calon Hakim pada Peradilan Agama sebanyak 525 orang, dan Calon Hakim pada Peradilan Tata Usaha Negara (TUN) sebanyak 38 orang.
Nyong Syarief
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: