Hidup untuk Mengabdi Pada Negara
“Kang Hasan! Kang Hasan!”
Namanya bergema saat para alumni dan akademisi sejumlah sekolah di bawah Paguyuban Pasundan se-Indonesia mengelukannya di Gedung Sabuga, Bandung, Selasa (6/2). Ia diserukan dan didukung penuh untuk maju menjadi bakal calon gubernur Jawa Barat.
Ya, Tubagus Hasanudin alias TB Hasanuddin memang merupakan alumni dari Universitas Pasundan. Ia juga bagian dari Dewa Pangaping dari Perhimpunan Alumni Pendidikan Pasundan Indonesia (PAPPI). Maka tak heran bila ia didukung penuh di Sabuga.
Meski demikian, pria kelahiran Majalengka, 8 September 1952 ini tetap mengingatkan bahwa secara organisasi, PAPPI berjalan netral. Walaupun Hasanuddin tetap mengapresiasi dukungan dari alumni Pasundan terhadap dirinya pada Pilgub Jabar 2018 tersebut.
“Begini, kalau secara resmi dan saya sebagai dewan pangaping dalam struktur organisasi itu netral. Kalau pribadi itu silakan saja, namanya juga demokrasi,” ujar suami dari Ika Eviolina ini.
TB Hasanuddin adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Ia pernah menjadi Wakil Ketua Komisi Komisi I (Pertahanan, Intelijen, Luar Negeri, Komunikasi dan Informatika) sejak 2009 hingga 2014. Periode berikutnya, ia tetap di Komisi I.
Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini diusung pada Maret 2016 sebagai calon Gubernur pada Pilkada Jabar di 2018. Kang Hasan juga ikut mengkritisi rencana pemerintah memberikan amnesti terhadap kelompok bersenjata di Aceh Nurdin bin Ismail Amat alias Din Minimi.
Sebelum menjadi anggota DPR di PDIP, TB memang seorang militer. Pangkat terakhirnya Mayor Jenderal. Saat masih aktif, ia pernah menjadi sekretaris militer Presiden di masa Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputri.
Pada awal karier militernya, setelah lulus Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) Magelang 1975, ia pernah ditempatkan di Batalyon di KODAM Siliwangi Jawa Barat. Lalu pernah juga menjadi instruktur dan pengajar militer.
Kang Hasan atau Kang TB, begitu teman-temannya memanggil, pun sempat dikirim ke Irak. Di masa Tri Sutrisno dan Habibie jadi Wakil Presiden, TB pernah jadi ajudan.
Selang 2005 hingga 2009, ia di Markas Besar Angkatan Darat. Hingga akhirnya masuk PDIP, dan menjabat Ketua DPD PDIP Jawa Barat sejak 2012. Melalui PDIP itulah TB Hasanuddin kemudian masuk DPR.
Kini, PDIP mencalonkan TB Hasanuddin sebagai calon gubernur Jabar untuk periode 2018-2023 dan berpasangan dengan Inspektur Jenderal Anton Charliyan, mantan Kapolda Jabar.
Lahir: Majalengka, 8 September 1952
Profesi: Politikus
Karier:
Instruktur AKABRI Magelang (1983-1985)
Komandan Peleton Batalyon KODAM Siliwangi (1974-1983)
Pengajar SESKOAD Bandung (1989-1991)
Sekretaris Militer Presiden Kepresidenan Republik Indonesia (2001-2005)
Wakil Ketua Komisi I DPR RI (2009-2016)
Pendidikan:
Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) Magelang (1971-1974)
SESKOAD Bandung
Prestasi
Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
Bintang Yudha Dharma Nararya
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: