Connect with us

Indonesia Juara Kedua di Kejuaraan Renang 41st South East Asia (SEA) Age Group Swimming Championship 2017

Juara Dua Renang Kelompok Umur di Brunei 2017(foto : koran-jakarta.com)

Jakarta – Akhirnya Tim renang Indonesia menduduki peringkat dua dengan perolehan 19 medali emas, 24 medali perak, dan 14 medali perunggu. Raihan medali itu, hasil dari Kejuaraan renang 41st South East Asia (SEA) Age Group Swimming Championship 2017 berlangsung pada 10-12 November di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam.

Sementara itu, juara umum diraih Vietnam yang mengoleksi 51 medali emas, 27 perak, dan 13 perunggu. Menyusul di peringkat tiga yaitu Thailand dengan perolehan 16 medali emas, 21 perak, dan 29 perunggu.

Indonesia dengan raihan medali itu, memang tak melampaui target medali emas di kejuaraan renang kelompok umur 2017 di Brunei Darussalam. Meski begitu, Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) senang karena ada empat atletnya yang lolos limit-A Olimpiade Remaja.

Wakil Ketua PRSI Harlin E. Rahardjo mengakui, bahwa tim renang junior Indonesia belum bisa maksimal di ajang tersebut. Meski begitu, secara personal best tim Indonesia yang berkekuatan 22 atlet itu sudah bagus.

“Secara personal best sebenarnya atletnya kami meningkat, tapi kami akui ada beberapa yang meleset karena catatan waktunya kalah tipis. Seperti Felicya Angelica itu harusnya minimal dua emas tapi meleset menjadi satu emas. Kemudian Komang Adinda Nugraha, lalu Kaika Putra Boyum,” kata Harlin ketika dihubungi detikSport, Senin (13/11/2017).

Vietnam, menurut Harlin, memiliki pembinaan yang bagus untuk atlet-atlet usia mudanya. Mereka juga didukung dengan fasilitas yang menunjang. Itulah yang membuat progress atlet muda mereka jadi melesat.

 

“Indonesia juga sebenarnya cukup baik cuma kita masih perlu disosialisasikan renang di Indoensia supaya lebih banyak lagi dan minat menekuni renang,” katanya.

Harlin mengatakan, pengetahuan tentang pembinaan atlet jangka panjang juga masih minim di Indonesia. Untuk itu, dia dan David Armadoni (pelatih renang nasional) sudah merencanakan untuk keliling daerah-daerah guna memberi pemahaman tentang long term development athlete.

“Karena banyak atlet kita yang sudah setengah jadi kemudian layu karena pembinaan gencar di awal atau salah pembinaan. Jadi menurut saya itu yang perlu dievaluasi untuk ke depannya,” ujar dia.

Memberikan Harapan

Selain meraih peringkat dua, Indonesia juga meloloskan empat wakilnya limit -A Youth Olympic Games 2018. Mereka adalah Farrel Armandio Tangka di nomor 200 meter gaya punggung dengan waktu 2 menit 04,60 detik (limit A 2 menit 05,50 detik), Azel Zelmi nomor 200 meter gaya kupu-kupu dengan waktu 2 menit 05,72 detik (limit A 2 menit 05,73 detik), Adinda Larasati Dewi nomor 100 meter gaya kupu-kupu 1 menit 01,94 detik (limit A 1 menit 02,04 detik) dan Azzahra Permatahani nomor 200 meter gaya kupu-kupu 2 menit 15,26 detik (limit A 2 menit 16,34 detik).

“Jadi banyak juga hasil-hasil yang bukan medali tapi dari prestasi anak muda yang memberi harapan,” kata Harlin.

“Semoga nanti kami bisa menambah lagi atlet-atet yang lolos limit A untuk mengisi kuota yang ada. Karena Indonesia sendiri mendapat kuota delapan, 4 putra dan 4 putri dengan batas akhir Juni-Juli 2018,” sebut dia.

Tim renang Indonesia juga akan melakukan evaluasi terus menerus. Selanjutnya ada Indonesia Open pada Desember nanti. “Itu menjadi ajang persiapan atlet elite juga junior untuk seleksi pelatnas SEA Games dan dan proyeksi untuk Youth Olympic Games 2018 untuk melihat mana yang potensial,” pungkas Herlin.

M Riz

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya