Industri Sawit Bantu Mengentaskan Kemiskinan
Nusa Dua – Pemerintah mengklaim industri kelapa sawit meberi sumbangan terhadap cita-cita Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pengentasan kemiskinan dan ketimpangan. Hal ini tercerminkan dari suburnya pertumbuhan industri komoditas unggulan yang berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan catatannya, setidaknya ada 14 juta kepala keluarga yang terlibat dalam industri sawit ini.
“Didalamnya sangat berperan dalam pengentasan kemiskinan dan juga pengembangan remote area. Yang tadinya belum tersentuh pembangunan, kini tersentuh berkat industri ini,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Darmin Nasution dalam acara 13th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2018 Price Outlook yang di Gelar di Nusa Dua, Bali, Kamis (2/11).
Peluang kerja bagi belasan kepala keluarga tersebut cukup merata. Dimana industri kelapa sawit tersebar di 22 provinsi dengan total luas lahan perkebunan yang mencapai 12 juta hektar. Tak hanya berdampak pada penyerapan tenaga kerja saja. Kontribusi dari industri kelapasawit juga membuat pendapatan masyarakat meningkat.
Selain itu, peningkatan produksi dan ekspor dari sektor kelapa sawit ini, setiap tahunnya disebutkan Darimin, bisa menjadi bukti bahwa perkembangan industri ini memberikan dampakpeningkatan pendapatan bagi pekerja di sektor kelapa sawit tersebut.
Nah, melihat pada tingkat produksi minyak sawit mentah (Crude Palm Oils/CPO) per tahun 2016 lalu mencapai 35 juta ton. Sementara itu, tahuni 2017 ini sesuai dengan target dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) diproyeksi meningkat menjadi 36,5 juta ton.
Darmin mencatat, dari total produksi kelapa sawit tahun lalu sekitar 25 juta ton yang diperdagangkan secara internasional atau di ekspor ke beberapa negara mitra dagang Indonesia dengan tingkat harga yang baik. Seperti India, China, Uni Eropa, dan negara-negara lain yang termasuk tujuan baru ekspor CPO Indonesia.
Hal ini menurut Darmin, tentunya memberikan peningkatan pada pendapatan pekerja di sektor industri kelapa sawit. Untuk itu, sektor industri ini perlu mendapatkan perhatian lebih dari seluruh pemangku kebijakan. Mulai dari pemerintah pusat, dunia usaha, pemerintah daerah (pemda), petani kecil, hingga masyarakat pada umumnya.
“Tujuannya, agar daya saing dan manfaat dari sektor ini terus meningkat, tak hanya secara industri, namun juga secara nasional terhadap pertumbuhan ekonomi Tanah Air,” pungkasnya.
Salah satu caranya tambah Darmin, adalah dengan mempercepat sertifikasi lahan bagi petani kecil, sehingga mereka mendapat jaminan yang lebih besar dari pemerintah untuk mengembangkan industri ini.
“Pemerintah ingin dan sudah berketetapan untuk benahi persoalan pertanahan. Kami ingin bantu rakyat yang penguasaan lahannya masih kecil-kecil. Oleh karena itu, pemerintah launching (meluncurkan) sejak awal tahun, suatu program besar, yaitu reforma agraria,” pungkasnya.
Nyong Syarief
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: