Connect with us

Insiden Kartu Kuning Zaadit Taqwa

Kartu kuning dikenal di dunia olah raga khususnya Sepak bola dan bulutangkis. Kartu kuning itu makna singkatnya adalah peringatan. Kartu kuning dikeluarkan oleh wasit. Dan wasit adalah elemen netral dalam sebuah pertandingan.

Baru-baru ini panggung politik Indonesia dihebohkan oleh insiden “kartu kuning” yang dikeluarkan oleh Zaadit Taqwa Ketua BEM UI ketika Presiden Jokowi hadir diacara ulang tahun Universitas Indonesia (UI). Awalnya publik berharap apa yang dilakukan oleh Zaadit Taqwa merupakan aspirasi murni mahasiswa terhadap situasi sosial politik yang ada. Banyak yang memuji dan setuju, ada pula yang mencibir. Begitu selayaknya sikap mahasiswa. Namun amat disayangkan, belakangan publik tahu dari medsos kalau Zaadit Taqwa itu punya kedekatan ideologis dengan PKS dan atau gerakan massa yang aktif mengkampanyekan isu Daulah Islamiyah atau Khilafah Islamiyah.

Artinya, jika apa yang beredar di medsos itu benar nyata adanya, maka aksi kartu kuning Zaadit Taqwa tak bisa lagi dibilang sebagai aksi aspirasi murni mahasiswa. Apalagi aksi kartu kuning itu, hanya dalam hitungan jam langsung mendapat respon dan dukungan dari politisi Fahri Hamzah (PKS) dan politisi Partai Gerindra Fadli Zon serta KAMMI. Dari sini publik makin yakin jika aksi kartu kuning itu sudah ditunggangi kepentingan politik.

Zaadit Taqwa kini tengah menerima pujian dan heroisme dari mereka yang anti Jokowi. Tapi jangan lupa, publik pun dah tau kalau aksi kartu kuning Zaadit Taqwa itu hadir tidak dengan setingan. Aksi itu nampak sudah direncanakan dengan matang. Bawa pluit, bawa buku yang warnanya kuning. Aksi kartu kuning Zaadit Taqwa bisa jadi targetnya bukan sekedar mau kasih peringatan tapi mau “mempermalukan” Presiden Jokowi dimata civitas akademi UI.

Asiknya, Presiden Jokowi sendiri tak memandang penting aksi kartu kuning itu. Toh rakyat sudah liat sendiri dan sudah menikmati hasil dari kerja keras Jokowi selama 3 tahun menjadi Presiden Indonesia.

Menurut saya, aksi kartu kuning Zaadit Taqwa itu gagal untuk mempermalukan Presiden Jokowi bahkan makin membuka mata rakyat bahwa nama besar Kampus UI tengah dipermalukan oleh oknum mahasiswa dan alumninya sendiri.

Salam demokrasi,
Dedy Mawardi

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya