Connect with us

Investor Global Tertarik untuk Memburu Obligasi Indonesia dan India

Obligasi Indonesia dan India menggiurkan bagi investor asing(foto : indonesianeconomy.com)

Jakarta – Kendati kebijakan moneter tak kunjung melonggar, sejumlah investor global mengaku tertarik akan tetap memburu obligasi Indonesia dan India. Pasalnya, imbal hasil tinggi tetap menjadi daya tarik terbesar.

Sepanjang tahun ini, obligasi rupiah dan rupee berhasil menarik dana investor global senilai US$29 miliar. Secara berurutan bank sentral kedua negara itu juga menurunkan suku bunga acuan, di tengah inflasi dan tingkat pertumbuhan yang melemah.

Kendati banyak trader memperkirakan, bahwa bank sentral India tidak akan memangkas bunga pada tahun ini, dan sejumlah ekonom mempunyai pandangan yang beragam tentang proyeksi kedua negara itu, namun Mirae Asset Global Investment Co. dan Schroder Investment Management Ltd. tetap bersemangat memburu surat utang yang menawarkan imbal hasil tertinggi di Asia itu.

“Dalam kondisi ekonomi yang stabil, dan sikap kehati-hatian empat bank sentral utama dunia dalam menghapus kebijakan moneter ekstra longgar pasca krisis akibat rendahnya inflasi, investor akan lebih  memperhatikan imbal hasil,” kata Rajeev De, kepala fixed income Asia di Schroder, seperti dikutip Bloomberg (6/9/2017).

Dengan imbal hasil sekitar dua kali lipat rata-rata ergional – yang diikuti dengan reformasi ekonomi – membantu obligasi rupiah dan rupee menyedot dana tunai dari investor global pada tahun ini. Surat utang pemerintah India berjangka 10 tahun memberikan imbal hasil 6,50 persen, sedangkan obligas pemerintah Indonesia dengan jangka waktu yang sama bisa menghasilkan 6,67 persen.

Dibandingkan obligasi Korea selatan yang mampu menarik dana hingga US$28,1 miliar, gabungan arus dana masuk ke obligasi India dan Indonesia masih lebih besar, masing-masing mencapai US$19,9 dan 9 miliar sepanjang 2017. Dengan kondisi Korea Selatan yang menghadapi masalah pertumbuhan harga dan pertumbuhan ekonomi, arah kebijakan bank-bank sentral utama yang bergerak ke arah pengetatan dan pemangkasan neraca The Fed hingga US$4,5 triliun, berpotensi menarik mundur dana-dana investor.

Sementara itu – setelah menurunkan suku bunga acuan pada bulan lalu – beberapa ekonom menilai India dan Indonesia sudah membentuk pola ekonomi positif yang disukai investor seperti Schroder.

Meskipun ekspansi India mengalami hambatan pada kuartal lalu, sejumlah ekonom yang disurvei Bloomberg mengekspektasikan pertumbuhan produk domestik bruto akan mengalami rebound pada kuaral ketiga, dana menembus 7 persen pada kuartal keempat nanti. Sedangkan di Indonesia, kenaikan belanja infrastrukutr pemerintah dan pembenahan perpajakan akan kembali mendorong pertumbuhan ekonomi melebihi 5 persen pada tahun depan.

“Kami melihat keberlanjutan reformasi struktural di Indonesia dan India, yang diarahkan pemerintahnya untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan ekonomi,” kata Chong Jiun Yeh, chief investment officer OUB Asset Management Ltd., Singapura.

“Masih ada ruang untuk pembentukan dan kinerja obligasi yang lebih baik,” imbuhnya.

Axis Bank Ltd, ING Groep NV dan Standard Chartere Plc berpandapat, masih ada ruang bagi bank sentral India untuk melonggarakan kebijakan moneternya setelah mengalami penurunan inflasi ke level yang rendah sebesar 1,46% pada Juni lalu. Laju inflasi tersebut jauh di bawah target inflasi Reserve Bank of India sebesar 4 persen.

Ertic Stein, co-director fixed income global Eatin Vance Corp, Boston juga melihat adanya peluang bagi Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga “satu atau dua kali lagi” selama rupiah tetap stabil. “Kami masih menilai positif obligasi lokal Indonesia karena kondisri mskro yang stabil dan kondisi pasar yang secara umum mendukung,” ujar Stein.

“Risiko terbesar (Indonesia) saat ini adalah pertumbuhan yang meningkat setinggi negara lain, jika upaya deregulasi Presiden Joko Widodo dihambat atau dipinggirkan,” ungkapnya.

M Riz – (Bloomberg)

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya