Connect with us

Disakiti Korsel, Jerman Terkena Kutukan Juara Bertahan dan Pulang Kampung Duluan

Jerman pulang kampung

Rusia – Menyakitkan. Begitulah yang dirasakan pendukung Jerman. Datang dengan status juara bertahan, nasib mereka malah compang-camping. Resmi sudah Jerman pulang kampung.

Di matchday ketiga, partai menentukan yang mengharuskan mereka menang, Jerman malah jatuh tertimpa tangga. Der Panzer takluk 2-0 dari wakil Asia, Korea Selatan.

Entah kata apa yang pas untuk menggambarkan nasib Jerman ini. Apalagi bila melihat komposisi skuatnya yang berisi pemain-pemain besar. Ada Mesut Ozil, Toni Kroos, Thomas Mueller, Matt Hummels, Manuel Neuer, dan banyak lagi.

Namun apa mau dikata, kekalahan Jerman atas Korsel membuat empat kali juara dunia itu gagal lolos ke 16 besar. Mereka kalah bersaing dengan Swedia dan Meksiko yang akhirnya lolos.

Baca Juga: Lolos 16 Besar, Argentina Tak Jadi Menangis

Sepertinya, Dewi Fortuna pun enggan berpihak pada pasukan Joachim Loew itu. Digadang-gadang jadi juara Grup F, Jerman tampil bak kumpulan bintang tak bersinar.

Tak usah jauh-jauh ambil contoh ke pertandingan pertama mereka yang dikalahkan Meksiko 1-0. Di laga versus Korsel di Kazan Arena, Rabu (27/6) malam pun permainan Ozil dkk jauh dari kata bagus.

Bahkan di lima belas menit terakhir saja, saat kedudukan masih 0-0, anak-anak Panzer malah lama menguasai bola. Semua seperti terbawa permainan Ozil yang begitu lama memegang bola–namun tak menghasilkan apa-apa.

Ban kapten diambil Neuer, Ozil dicibir karena terlalu lama memegang bola. Foto: FIFA

Ban kapten diambil Neuer, Ozil dicibir karena terlalu lama memegang bola. Foto: FIFA

Lihat saja, kali ini, Loew membangkucadangkan Sami Khedira dan Julian Draxler. Ia juga kehilangan Jerome Boateng dan Sebastian Rudy. Tapi ini kan Jerman. Deretan pemain cadangannya pun harusnya mumpuni.

Namun ya ternyata itu cuma di atas kertas. Keputusannya memainkan Marco Reus dan Leon Goretzka berujung blunder.

Tusukan sayap berkurang. Padahal bola atas adalah keunggulannya. Akibatnya bola lebih banyak “digoreng” Ozil yang tampil aneh bin ajaib. Sudah main buruk, tetap dipertahankan hingga akhir laga.

Buntutnya ketika asisten wasit siap-siap mengangkat papan digital penunjuk injury time. Detik-detik menuju menit 90, bola liar di depan gawang Neuer mendarat di kaki Kim Young Gwon. Tanpa ampun, bek tengah Korsel itu menendang keras dan gol tercipta.

Kim Young Gwon sempat dikira offside. Foto: FIFA

Kim Young Gwon sempat dikira offside. Foto: FIFA

Hakim garis mengangkat bendera, tanda offside diduga terjadi. Korsel protes keras. Mereka mendesak wasit Mark Geiger, untuk melihat VAR. Permintaan dikabulkan.

Wasit berlari menuju monitor VAR. Terlihat jelas bahwa bola terakhir menyentuh kaki Toni Kroos sebelum mendarat di Young Gwon. Sasit asal Amerika Serikat, negara yang tak lolos Piala Dunia, pun memutuskan gol Gwon sah. Korsel unggul 1-0.

Kim Young Gwon senang bukan kepalang. Foto: FIFA

Kim Young Gwon senang bukan kepalang. Foto: FIFA

Habis sudah. Semua makin yakin Jerman pulang kampung. Pasalnya, di lapangan lain, Swedia bahkan sudah unggul 0-3 awan Meksiko. Artinya peluang Jerman untuk lolos hampir mustahil.

Sang Kapten Jerman kalap. Entah kerasukan apa, kiper ini maju sampai 3/4 lapangan. Mungkin pikirnya ia bisa membantu rekan-rekannya mengejar empat gol untuk mengejar Swedia.

Tapi apes. Saat bola berada di kakinya, Neuer seperti bocah tiga tahun memegang bola. Bola terebut. Ju Se Jong yang mendapat bola langsung menendang bola ke arah gawang Jerman yang tak terkawal.

Bola sempat tak sampai ke gawang. Tapi di situ ada Son Heung Min yang berlari kencang. Tanpa ampun, pemain Tottenham Hotspur itu menjebol gawang Jerman dan skor berubah 2-0. Detik-detik Jerman pulang kampung kian dekat.

Son Heung Min menendang bola yang tidak ada penjaga gawangnya. Foto: FIFA

Son Heung Min menendang bola yang tidak ada penjaga gawangnya. Foto: FIFA

Wasit pun meniup peluit panjang. Jerman resmi gagal lolos. Kroos, Werner, Muller menangis. Mata Hummels berlinang. Neuer, Ozil, tertunduk. Begitu pula para pemain yang baru masuk seperti Mario Gomez, Khedira, dan sayap Julian Brandt, mereka semua tak kuasa menahan haru.

Sementara Korsel, meski tetap tak lolos, sudah seperti juara Piala Dunia. Pasalnya mereka berhasil mengalahkan Jerman sang juara bertahan. Berhasil membuatnya tak lolos grup pula. Jahat.

Korea Selatan menyakiti Jerman. Foto: FIFA

Korea Selatan menyakiti Jerman. Foto: FIFA

  • Halaman :
  • 1
  • 2
Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya