Connect with us

Jumlah Murid Putus Sekolah Menurun Drastis, Murid Lulus Sekolah Meningkat Tajam

(Foto: edunews.id)

Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam pencapaiannya selama tiga tahun pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla merilis angka mengenai jumlah murid putus sekolah dan jumlah murid yang lulus sekolah selam rentang tahun 2014 hingga 2017. Pihak Kemendikbud mengatakan bahwa jumlah murid yang putus sekolah menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, perubahan angka tersebut pun cukup dibalang drastis. Selain itu jumlah murid yang lulus sekolah juga meningkat, sehingga menjadi penanda penting bagi tercapainya akses dan kualitas pendidikan yang lebih baik.

Menurut catatan Kemendikbud, jumlah murid SD yang putus sekolah pada 2014 mencapai 176.909 orang. Namun pada tahun 2015 menurun hampir 51 % menjadi 68.066 orang yang putus sekolah. Sedangkan di tahun 2016 jumlahnya sama seperti tahun sebelumnya yakni 68.066 orang.  Lalu pada maret 2017 jumlah murid SD yang putus sekolah makin menurun drastis hingga mencapai angka 39.213 orang saja.

Sementara itu untuk murid SMP yang putus sekolah pada tahun 2014 mencapai angka 85.000 orang. Sedangkan di tahun 2015 menurun hampir 30 % menjadi 51.541 orang, sementara untuk tahun 2016 juga sama 51.541 orang. Kemudian pada tahun 2017 angka murid SMP yang putus sekolah menjadi 38.702 orang.

Selanjutnya untuk murid SMA yang putus sekolah pada 2014 mencapai 68.219 orang, namun pada tahun 2015 makin menurun menjadi 40.545 orang. Untuk tahun 2016 juga mencapai angka yang sama yakni 40.545 orang. Sementara di tahun 2017 menurun drastis hingga mencapai 36.419 orang saja.

Kemendikbud juga menyatakan bahwa murid SMK yang putus sekolah pada tahun 2014 mencapai 86.282 orang. Untuk tahun 2015 dan 2016 mempunyai angka yang sama yakni 77.899 orang. Namun pada tahun 2017 angkanya menurun hingga mencapai 72.744 orang saja.

Selain jumlah murid yang putus sekolah menurun, Kemendikbud juga melansir data yang mengindikasikan adanya peningkatan jumlah murid yang yang lulus sekolah diberbagai jenjang pendidikan. Jumlah murid yang lulus sekolah SD pada tahun 2014 mencapai 4.392.638 orang yang lulus sekolah. Sedangkan di tahun 2015 mencapai angka 4.369.259 orang, sementara itu pada tahun 2016 meningkat menjadi 4.381.997orang. Sedangkan di tahun 2017 makin meningkat hingga mencapai angka 4.400.553 orang yang lulus sekolah di tingkat SD.

Data Kemendikbud juga memperlihatkan untuk jenjang SMP di tahun 2014 mencapai angka 3.060.211 orang yang lulus, meningkat di tahun 2015 menjadi 3.075.589 orang. Lalu pada tahun 2016 meningkat menjadi 3.274.813 orang yang lulus. Pada tahun 2017 kembali mengalami peningkatan hingga mencapai angka 3.281.121 orang yang lulus SMP.

Sementara pada tingkat SMA mencapai 1.433.516 orang yang lulus di tahun 2014. Kemudian mencapai angka 1.429.795 orang pada tahun 2015 yang lulus SMA. Sementara pada tahun 2016 mengalami peningkatan hingga 1.423.607 orang yang lulus, selanjutnya ditahun 2017 per bulan maret lalu sudah mencapai angka 1.263.211 orang yang lulus. Diperkirakan pada akhir tahun 2017 akan mengalami peningkatan yang cukup tajam dalam jumlah murid yang lulus pada tingkat SMA ini.

Untuk tingkat SMK di tahun 2014, data Kemendikbud menunjukkan angka 1.270.054 orang yang lulus, meningkat kemudian ditahun 2015 menjadi 1.343.102 orang. Sedangkan untuk tahun 2016 mencapai angka 1.429.870 orang, pada tahun 2017 menunjukkan angka murid yang lulus pada tingkat SMK mencapai 1.285.178 orang per bulan maret.

Dari data-data yang ditunjukkan diatas Kemendikbud terlihat telah berupaya dalam menurunkan angka putus sekolah diberbagai jenjang pendidikan yang ada di Indonesia. Selain itu juga adanya peingkatan murid yang lulus pada setiap jenjang pendidikan mengindikasikan makin seriusnya pemerintah dalam memperhatikan sektor pendidikan untuk bisa terus dinikmati oleh warganya.

 

Ping.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya