Kata Pengamat, Ridwan Kamil Terancam Gigit Jari
Bandung – Warna-warni pendapat yang mengiringi Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (RK) menuju Pilkada Jawa Barat 2018 terus bermunculan. Terbaru, Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris, mengatakan RK bahkan terancam gigit jari.
Tidak tanpa dasar, pendapatnya itu ia utarakan lantaran Emil, sapaan akrabnya, sampai sekarang belum menemukan titik temu dengan partai politik pendukungnya. Terutama, tegas Syamsuddin, terkait sosok calon wakilnya.
“RK gagal membangun komunikasi politik yang baik dengan parpol pendukung. RK bisa gigit jari karena enggak bisa maju,” ucap Syamsuddin, kemarin. Menurutnya, RK harusnya bisa menjalin komunikasi yang intensif. Apalagi dirinya tidak berasal dari kalangan parpol.
“Kalau parpol diajak ngomong, Cawagubnya bisa dibicarakan,” tegas Syamsuddin.
Sebagaimana sudah diberitakan sebelumnya, Golkar pun sudah mencabut dukungan pada Emil. Golkar menilai Emil keluar dari kesepakatan awal soal bakal cawagubnya. Awalnya, Golkar menyebut, Emil menjanjikan memilih kader Golkar Daniel Muttaqien. Namun belakangan Emil memilih menggelar konvensi untuk memilih calon wakilnya.
Kini posisi Emil makin terjepit. Syamsuddin menambahkan ada sinyal dari PPP yang akan membicarakan lebih lanjut soal dukungan ke Emil. Nah, lanjut Syamsuddin, jika hal itu terjadi, dipastikan RK kesulitan mencalonkan diri.
“Jika PPP ikut langkah Golkar cabut dukungan, maka RK enggak maju,” pungkas Syamsuddin.
Sebagai gambaran, saat ini tinggal PPP, Nasdem, dan PKB yang tetap mendukung RK. Ketiganya punya total 21 kursi di DPRD Jawa Barat, dari total 20 kursi yang dipersyaratkan untuk mengusung calon gubernur.
Bila salah satu partai yang kini masih mendukung Emil mundur, maka Emil tidak akan memiliki kursi yang cukup untuk berlaga. Sebab, ketiga partai punya kursi yang jumlahnya rata-rata tidak berbeda jauh.
Di pihak Emil sendiri, setelah Partai Golkar tak lagi mendukungnya di Pilkada Jawa Barat 2018, ia memilih fokus pada tiga partai yang masih mendukungnya. Menurutnya, komunikasi aktif kini dilakukan guna mencapai kesepakatan.
“Intinya hari ini saya fokus menjahit komunikasi di semua level, di tiga partai pengusung ya PKB, Nasdem, dan PPP. Ada dinamika, dikomunikasikan dan ujungnya adalah pemufakatan yang bisa sama,” ujar Ridwan Kamil saat di Gedung Pusat Studi Jepang, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis pekan lalu.
Adapun terkait ‘perceraian’ dirinya dengan Golkar, RK tak menanggapi lebih dalam. Kang Emil mengatakan koalisi 3 partai saat ini cukup suaranya untuk mengusungnya sebagai bakal calon gubernur Jawa Barat.
“Tiga partai koalisi ini yang jumlahnya 21 (kursi) ini akhirnya bisa sepakat,” jelas Ridwan Kamil.
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: