Connect with us

Kebijakan Boyolali yang Pro Investasi

Boyolali – Dengan beragam potensi ekonomi, amat naiflah bagi Pemda Kabupaten Boyolali kalau tak dikelola untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyatnya. Namun untuk mengelola potensi itu, Bupati Boyolali Seno Samudro tidak ingin sekadar berjalan, ia ingin berlari. Ia percaya daerah kecil di lereng Gunung Merapi ini, bisa menjadi sebuah wilayah yang maju, masyarakatnya sehat dan sejahtera.

Seperti dalam berbagai keterangannya, visi Seno jelas, ingin mewujudkan Kabupaten Boyolali yang dipimpinnya menjadi kabupaten yang lebih sejahtera, berdaya saing dan pro investasi. Tentu tak sekedar visi belaka, namun juga harus tercermin dari misinya membangun Boyolali. Nah, misinya; Meningkatkan perekonomian rakyat yang bertumpu pada sektor unggulan daerah dan mempertahankan prestasi sebagai lumbung padi; Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam rangka mendukung peningkatan daya saing daerah.

Kemudian; Menciptakan iklim usaha dan iklim investasi yang kondusif, didukung dengan peningkatan infrastruktur yang memadai dan berkelanjutan; dan Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui penguatan sistem pemerintahan dan pemberantasan korupsi dalam rangka peningkatan pelayanan masyarakat.

Tak berlama berkutat dengan pemikiran yang rumit, Seno tak lama setelah dilantik menjadi Bupati Boyolali pada periode pertamanya (2010 – 2015), langsung menggebrak dengan mencanangkan program ‘Boyolali Pro Investasi’ sebagai salah satu program unggulannya.

Program tersebut, membuat Seno bergerak cepat agar cita-citanya melihat Boyolali maju. Program dimaksud menyangkut 5 sektor potensi dan peluang investasi di Kabupaten Boyolali, terdiri; Kawasan Industri, Sektor Peternakan dan Perikanan, Sektor Pertanian dan Perkebunan, Sektor Pariwisata dan Sektor Infrastruktur.

Kawasan Industri

Kawasan Industri terbagi dalam tiga kawasan, yaitu industri besar, industri menengah dan industri kecil. Peruntukan industri besar, berupa jenis industri permesinan, listrik, tekstil, alat angkutan, makanan, galian bukan logam, industri kayu, dan industri sejenis lainnya seluas kurang lebih 1.176 Ha.

Kawasan untuk industri besar, tersebar di sekitar 11 kecamatan meliputi hampir 30 desa, diantaranya Desa. Ngadirojo, Sampetan, Candi, Selodoko, Sidomulyo, Randusari, Sudimoro, Salakan dan Nepen, Nglembu. Cerme dan Juwangi.

Sedangkan untuk kawasan peruntukan industri menengah berupa industri pertanian, kertas, industri kayu, penerbitan, percetakan, pakaian jadi dan industri sejenis seluas kurang lebih 444 Ha, tersebar di 15 kecamatan meliputi sekitar 40 desa, di antaranya Desa Kaligentong, Gondangslamet dan Kembang, Jelok, Pusporenggo dan Sukorame. Winong, Kemiri dan Mojosongo, Karangkepoh, Sendang, Grogolan, Mojosari, Tegalsari dan Bantengan.

Sedang untuk kawasan Industri Kecil atau Mikro ada di semua kecamatan yang terdiri atas jenis industri makanan, minuman dan kerajinan berada di seluruh kecamatan. Kabupaten Boyolali memiliki kawasan yang sangat potensial untuk kawasan industri besar yang terletak di Desa Kismoyoso, Desa Girikerto, Desa Manggung di Kecamatan Ngemplak dan Desa Jeron di Kecamatan Nogosari. Kapasitas investasi di kawasan tersebut diperkirakan sebesar Rp 506 miliar.

Industri Garmen di Boyolali

Sektor Peternakan

Potensi ekonomi di sektor peternakan dan perikanan, industri pengolahan susu sapi, berada di Kecamatan Selo, Cepogo, Ampel, Boyolali, Musuk dan Mojosongo. Populasi sapi perah sebanyak 88.430 ekor dengan produksi susu 46.906.493 liter per tahun, rata-rata per hari 130.296 liter. (Sumber: Disnakan Kabupaten Boyolali Tahun 2013).

Potensi dan Rencana Kapasitas Investasi untuk sektor peternakan sapi, perah berada di Desa Kembang Kecamatan Ampel dengan luas lahan 8 Ha yang merupakan tanah kas desa. Sementara investasi Penggemukan Sapi berada di Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel dan Desa Sempu di Kecamatan Andong dengan luas lahan 10 Ha. Penggemukan sapi potong ini, difasilitasi oleh pemerintah daerah dengan pola kerjasama pengelolaannya.

Sementara pengolahan daging sapi, berada di Kecamatan Ampel berupa hasil olahan daging sapi menjadi abon, dendeng, rambak, bakso dan sosis. Hasil olahan susu sapi menjadi susu segar, yogurt, keju, dodol susu, sabun susu dan lain-lain. Jumlah produksi 10.237.400 kg per tahun, dengan cakupan pemasaran hingga Jakarta dan Surabaya.

Sedangkan pengolahan Ikan Lele, berada di Kecamatan Sawit dan Teras dengan produksi lele segar setiap harinya 42 ton. Hasil ikan lele dibuat abon. kripik kulit, kripik sirip, rambak. Jumlah produksi abon lele 600 kg/bulan, kripik kulit lele 600 kg/bulan, kripik sirip lele 150 kg/bulan, rambak 150 kg/bulan dengan area pemasaran Jakarta, Surabaya, Batam, Surakarta dan Salatiga.

Pemerintah Kabupaten Boyolali, juga menyediakan infrastruktur untuk lahan perluasan kawasa minapolitan berupa pengembangan budidaya lele di Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono, Desa Gumukrejo dan Doplang di Kecamatan Teras. Pengembangan budidaya ikan dan udang di Desa Cepokosawit Kecamatan Sawit, serta pengembangan Kampung Lele di Desa Tegalrejo Kecamatan Sawit. Rencana kapasitas anggaran investasi, sebesar Rp 8,9 miliar, yang diperuntukan pembuatan infrastruktur jalan usaha tani, sumur ertetis, saluran, gudang pakan. dan sarana pengembangan agribisnis lainnya.

Peternakan sapi di Boyolali

Sektor Pertanian dan Perkebunan

Kabupaten Boyolali, memiliki potensi penyulingan minyak Atsiri. Desa Bendan Kecamatan Banyudono, dikenal sebagai penghasil minyak Atsiri Kenanga, karena di daerah ini banyak ditanam pohon kenanga. Setelah melalui proses penyulingan menghasilkan produk dengan nilai yang jauuh lebih tinggi.

Minyak Atsiri Nilam, diproduksi di Desa Jelok Kecamatan Cepogo, minyak daun cengkeh di buat atau disuling di Desa Musuk. Budidaya minyak kenanga di Kecamatan Banyudono dan Teras. Minyak daun sirih di Kecamatan Ampel, Cepogo dan Musuk. Minyak Nilam di Kecamatan Musuk. Minyak daun cengkeh di Kecamatan Musuk, Mojosongo, Ampel dan Cepogo. Minyak Ylangylang di Kecamatan Cepogo. Minyak Lemongross di Kecamatan Kemusu dan Klego.

Sedang hasil pertanian berupa jagung, menjadi komoditas pangan andalan Kabupaten Boyolali setelah padi yang setiap tahunnya menunjukan kenaikan produksi dengan angka yang signifikan. Perkebunan jagung ini, berada di Kecamatan Musuk, Boyolali, Mojosongo, Klego, Kemusu, Juwangi, Cepogo, Andong, Wonosegoro dan Ampel.

Kabupaten Boyolali, juga dikenal sebagai salah satu daerah penghasil pepaya di Jawa Tengah. Prospek produksinya untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Produksi buah papaya, berada di Kecamatan Teras, Mojosongo, Ampel, Boyolali dan Musuk. Potensi tanaman tembakau ada dua yaitu tembakau rajangan yang berada di Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Ampel, Banyudono, Teras dan Sawit. Sedang tembakau asapan, berada di Kecamatan Mojosongo, Banyudono, Teras dan Sawit.

Prospek investasi biofarmaka, terutama tanaman kencur dan jahe, juga sangat besar di Boyolali. Dua komoditas ini, digunakan untuk bahan industri farmasi dan obat-obatan dengan nilai kapasitas investasi sebesar Rp 1.740.600.000,00 Sedang komoditas jahe dengan nilai kapasitas investasi Rp 11.325.000,00. Produksi kencur berada di Kecamatan Nogosari, Kecamatan Simo, Kecamatan Andong, Kecamatan Cepogo, Kecamatan Ampel dan Kecamatan Boyolali.

panen-kates-boyolali-300x209

Ekonomi Kreatif

Kerajinan tembaga dan alumunium, merupakan salah satu produk unggulan dari Kabupaten Boyolali. Industri ini, sudah dikerjakan turun temurun di Desa Tumang, Cepogo, Kembangkuning, Cabeyan Kunti Kecamatan Cepogo. Predikat sebagai peghasil kerajinan tembaga, bukan hanya ditingkat lokal tapi juga regional hingga internasional. Produk kerajinan yang dibuat, diantaranya asbak, paidon, vas bunga, lampu antung, kendi, bokor, kap lampu dan ornamen arsitektur. Produk kerajinan itu selain dipasarkan di dalam negeri, juga diekspor, diantaranya ke Australia, Maroko, Amerika dan Eropa.

Sektor Pariwisata

Merapi dan Merbabu Kabupaten Boyolali memiliki banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan. Salah satu ikon pariwisata di Kabupaten Boyolali, adalah dua gunung yang menjadi favorit bagi yang berminat wisata minat khusus pendakian. Dua gunung tersebut adalah Merapi dan Merbabu. Gunung Merapi yang memiliki ketinggian 3.124 di atas permukaan laut, merupakan salah satu gunung api teraktif di dunia. Di sebelah utaranya terletak Gunung Merbabu yang merupakan tipe strato. Kedua gunung tersebut, menjadi favorit bagi pedaki gunung. Paket wisata di kawasan tersebut, terjalin kerjasama antara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dengan Taman Nasional Gunung Merapi dan Merbabuu (TNGM). Di kawasan ini, juga dikembangkan agrowisata terpadu seluas 55,5 Ha.

Obyek wisata lainnya, yaitu obyek wisataTlatar yang terletak di Desa Kebonbimo Kecamatan Boyolali. Di obyek wisata ini, terdapat lapangan olahraga Woodball yang konon merupakan lapangan terbaik di dunia. Kwaan Wisata Tlatar, memiliki luas lahan pengembangan 15 Ha dengan kemungkinan masih dapat dikembangkan ke arah Timur dan Tenggara, yang saat ini masih berupa persawahan.

Sektor Infrastruktur

Pengolahan Sampah Tempat Pembuangan sampah akhir (TPA), berada di Desa Winong Kecamatan Boyolali, Jalan Boyolali Selo Km 2. Volume sampah yang masuk ke TPA Desa Winong kurang lebih 90 m3 perhari yang berasal dari wilayah kecamatan Boyolali dan pasar-pasar di Kota Boyolali. Potensi sampah tersebut, belum dapat dimanfaatkan secara maksimal, hal ini disebabkan keterbatasan tenaga kerja yang ada. Pemkab Boyolali menawarkan kepada investor yang berminat untuk dapat mengolah sampah tersebut.

M Riz

(sumber: boyolali.go.id)

 

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya