Connect with us

Kemlu RI Selenggarakan FGD: “Preparing for a World Indonesianists Congress: Role of Generation Z”

Wakil Menteri Luar Negeri RI Dr. A.M. Fachir pada sesi foto bersama dalam Focus Group Discussion (FGD) (kemlu.go.id)

Jakarta – Kementerian Luar Negeri RI menyelenggarakan Focus Group Discussion dengan judul “Preparing for a World Indonesianists Congress: Role of Generation Z” pada Senin (4/12/2017), bertempat di Hotel Borobudur, Jakarta.

Kegiatan Indonesianis yang pertama kali diadakan Kementerian Luar Negeri ini diikuti oleh lebih dari 80 mahasiswa asing dari 42 negara, yang saat ini sedang menempuh jenjang pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI dan menghadirkan panelis tokoh – tokoh Indonesianis senior yang telah meneliti dan menerbitkan buku-buku mengenai Indonesia serta pimpinan sejumlah Perguruan Tinggi terkemuka di Indonesia, yaitu Universitas Ram Ratulangi, Universitas Paramadina, Universitas Katolik Atma Jaya, Universitas Padjadjaran, Universitas Udayana, serta.

Turut memeriahkan acara adalah suguhan penampilan peragaan busana, workshop dan pameran produk Batik khas Indonesia. Kegiatan ini ditujukan untuk merangkul para Indonesianis dari seluruh dunia, sekaligus sebagai forum networking untuk berbagi ide, menyerap opini, pandangan dan aspirasi mereka, terutama yang dari kalangan Generasi Z, sesuai pengalaman mereka yang pernah atau tengah tinggal di Indonesia.

Indonesianis itu sendiri dapat diartikan sebagai intelektual, akademisi, atau peneliti asing yang memiliki minat studi khusus terhadap Indonesia, namun secara luas juga meliputi orang asing yang memiliki pemahaman dan ketertarikan khusus terhadap kebudayaan Indonesia.

Tema Generasi Z menjadi signifikan karena mereka hidup di lingkungan dan zaman teknologi yang berbeda dengan generasi sebelumnya, yakni kaum baby boomers atau Generasi X. Generasi Z hidup di zaman yang telah didukung kemajuan teknologi canggih, termasuk di bidang komunikasi dan transportasi, sehingga mereka cepat dalam berinovasi termasuk dalam hal interaksi antar-bangsa. Hal ini menciptakan cara berpikir dan pendekatan yang berbeda dari kaum Generasi Z, termasuk dalam memahami hubungan antarbangsa.

Dengan demikian, kaum Indonesianis Generasi Z memiliki peranan yang semakin signifikan dalam memperkuat hubungan baik antara Indonesia dengan negara-negara lain di dunia. Melalui acara ini diharapkan para Indonesianis Generation Z bisa memperoleh perspektif yang luas dan memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai Indonesia, baik dalam konteks dinamika domestik, regional, dan global yang terus berkembang secara progresif.

Hasil forum ini diharapkan dapat menjadi masukan substantif pendukung pelaksanaan forum Indonesianis yang lebih besar tahun depan, yaitu “World Indonesianists Congress: Role of Generation Z” dan, pada gilirannya, dapat memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan para Indonesianis di seluruh dunia.

Hadir selaku pembicara adalah para pemerhati Indonesia, seperti:

Mr. Jamil Flores (penulis buku “The Art of Mediation: Indonesia’s Role in the Quest for Peace in Southern Philippines”), Mr. Michael Vatikiotis (penulis buku “Indonesia: Islands of Imagination”), Mr. Step Vaessen (penulis buku “Jihad Met Sambal”), Ms. Annisa Taoil Hassouna (penulis buku “My Book of Many Colors”).

Hadir pula selaku panelis dari kalangan akademisi, seperti:

Prof. Dr. Ir. Ellen Joan Kumaat, M.Sc., DEA (Rector, Sam Ratulangi University), Bpk. Zahrotun Rusyda Hinduan MOP, Ph.D (Deputy Dean Faculty of Psychology, Padjadjaran University Bandung), Dr. Fatchiah E. Kertamuda, M.Sc. (Deputy Rector, Paramadina University), Ibu Elisabeth Rukmini, S.Si, M.Sc., Ph.D (Deputy Rector, Atma Jaya Catholic University), Prof. Dr. Ida Bagus Wyasa Putra (Deputy Rector, Udayana University).

 

Ping

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya