Connect with us

Kesepakatan Peningkatan Implementasi K3 di Kawasan ASEAN

Kongres K3 para menteri tenaga kerja negara-negara ASEAN (foto : akuratnews.com)

Jakarta – Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), jadi perhatian utama para menteri tenaga kerja di negara-negara ASEAN. Hal itu, terungkap pada Kongres Dunia tentang K3 ke-3 di Singapura, Minggu (3/9/2017).

“Semua negara anggota ASEAN berkomitmen untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, pekerjaan yang layak bagi semua orang,” kata Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri dalam keterangan pers, pada Selasa (5/9/2017).

Para Menteri tenaga kerja negara-negara ASEAN pun, sepakat menempatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebagai bagian integral dan penting dalam pembangunan yang inklusif di kawasan ASEAN. Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan dokumen peningkatan K3, untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Untuk mencapainya, menurut Hanif, salah satu hal yang perlu ditekankan oleh negara-negara ASEAN adalah peningkatan implementasi K3 di kawasan ASEAN. “Oleh karena itu, perlu mempercepat pengembangan K3 dan meningkatkan standar, kinerja dan kemampuan ASEAN melalui langkah-langkah untuk mengatasi risiko dan bahaya yang muncul di lingkungan bisnis dan teknologi baru yang berkembang,” tuturnya.

Berbagai kemajuan yang dicapai melalui kerja sama dan inisiatif internasional dan nasional, akan terus didorong untuk meningkatkan implementasi K3 di negara-negara ASEAN. Adapun isi lengkap kesepakatannya antara lain meningkatkan standar K3 sesuai dengan perkembangan ekonomi, sosial, dan kultur.

Selanjutnya meningkatkan kemampuan dan kapasitas pemeriksaan atau pengawas K3, lalu meningkatkan kemampuan manajemen risiko di ASEAN yang memberikan fondasi untuk memperbaiki standar K3. Selain itu, meningkatkan pengumpulan data K3, mempromosikan berbagai pengalaman, praktik terbaik dan pengetahuan K3 melalui konferensi, workshop, dan lokakarya.

Seterusnya, masih dalam kesepakatan, meningkatkan kemampuan K3 sektor swasta, dengan mematuhi kerangka akreditasi keselamatan bagi perusahaan dan memperluas kategori penghargaan ASEAN. Mendorong partisipasi organisasi pengusaha dan organisasi pekerja serta meningkatkan produktivitas secara efisien dengan menggunakan teknologi terbaru di tempat kerja yang mengurangi bahaya di tempat kerja.

Selain itu, mengurangi biaya sosial untuk cedera dan penyakit dengan memperbaiki kinerja K3 di lingkungan kerja. Kemudian meningkatkan kerja sama dengan mitra utama, seperti International Labour Organization (ILO). Hanif mengatakan, pihaknya akan melaksanakan komitmen negara-negara ASEAN meningkatkan kerja sama dalam penerapan K3 untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

“Setiap pekerja berhak atas lingkungan kerja yang aman dan sehat. Indonesia mendorong dan setuju adanya peningkatan komitmen dan kerja sama antar negara ASEAN dalam peningkatan K3 demi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Hanif.

Komitmen para anggota ASEAN, lanjut Hanif, tidak hanya pada peningkatan K3 untuk pekerja lokalnya saja, namuan juga untuk para pekerja migran. “ASEAN harus berperan sebagai motivator untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, inklusif, lebih produktif serta pekerjaan yang layak bagi semua,” katanya.

Komitmen tersebut, lanjut Hanif, harus menjadi landasan yang kuat dalam mendukung tujuan masyarakat sosio-kultural ASEAN untuk mengangkat kualitas hidup masyarakat dengan menempatkan kesejahteraan pekerja sebagai prioritasnya.

Komitmen tersebut, tentunya, sejalan dengan apa yang ditetapkan dalam agenda pembangunan berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2030. “Juga sejalan dengan visi sosio-kultural masyarakat ASEAN pada 2025 tentang masyarakat ASEAN yang inklusif, berkelanjutan, tangguh, dan dinamis,” papar Hanif seperti dalam keterangan persnya.

M Riz

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya