Connect with us

Ketika Presiden pun Bergoyang Gemu Famire

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo saat ikut bergoyang gemu famire. Presiden.go.id

Jakarta – Pada acara penutupan Pelatihan Akbar Guru-Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Provinsi DKI Jakarta yang diadakan Rabu (20/9) lalu di Islamic Center Jakarta, Koja, Jakarta, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo berjoget ‘Maumere’ bersama sekitar 1200 guru-guru PAUD yang hadir.

Goyang gemu famire yang dilakukan Presiden Jokowi ini bukan kali pertamanya. Dalam beberapa kesempatan, Presiden bersama sejumlah stafnya dan pejabat lainnya kerap mempopulerkan salah satu kesenian tradisional asal Maumere, Nusa Tenggara Timur ini.

Dalam kesempatan itu, Presiden yang mengenakan batik coklat dan Ibu Iriana dengan tampilan busana berwarna kuning ikut mencair dalam kegembiraan bersenam gemu famire.

Presiden dan Ibu Negara pun ikut serta bergoyang bersama selama kurang lebih enam menit yang langsung disambut tepuk tangan meriah dari para guru-guru PAUD.

Seperti diketahui, goyang gemu famire atau ada juga yang menuliskannya gemu fa mi re memang tengah menjadi idola di kalangan pegiat senam, baik di kantor-kantor ataupun instansi pemerintah. Bahkan dua tahun lalu, saat senam atau goyangan ini mulai menjadi viral, sebuah kelompok kebudayaan  bernama Flabamora Group pernah menampilkan senam ini di acara Canberra Mulcultural Festival di Australia.

Senam Gemu famire sendiri memang identik dengan sebuah lagu dengan judul yang sama, yaitu Gemu famire. Lagu tersebut diciptakan oleh seorang musisi asal Sikka bernama Frans Cornelis Dian Bunda atau yang lebih akrab disapa Nyong Franco.

Saat ini, senam gemu famire sering diperlombakan di berbagai kalangan, dari mulai ibu-ibu PKK di level kelurahan hingga kalangan TNI dan Kepolisian.

Fenonema senam dengan iringan lagu daerah juga pernah terjadi di tahun 2000-an. Saat itu senam Poco-Poco mendadak menjadi sebuah fenomena yang digandrungi oleh banyak kalangan. Yopie Latul, penyanyi asal Maluku, mempopulerkan lagu Poco-Poco dengan suguhan goyangan yang menarik hingga menjadi salah satu ‘senam wajib’ di kantor-kantor ataupun instansi-instansi pemerintahan saat itu.

Terlepas dari itu, populernya poco-poco dan famire menunjukkan tingginya rasa nasionalisme bangsa kita. Selain itu, hal ini juga bisa dibilang upaya negara dalam melestarikan kekayaan budaya Indonesia yang juga sudah menjadi ciri khas bangsa di mata dunia.

Berikut tautan video saat Presiden Joko Widodo bergoyang gemu famire yang diunggah dari Kompas, beserta komentarnya mengenai goyang ini.

Novianto

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya