Connect with us

Kinerja Tiga Tahun Memuaskan, Responden Inginkan Jokowi Menjadi Presiden Lagi

(Biro Pers Setpres)

Jakarta – Berdasarkan survei Penelitan dan Pengembangan (Litbang) Kompas yang menggunakan metode pemilihan sampel acak bertahap (multistage random sampling). Dimana populasinya adalah seluruh WNI berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah yang memiliki hak pilih dalam pemilu. Dengan jumlah sampelnya 1.200 responden yang diambil dari 32 provinsi di Indonesia. Margin of error kurang lebih sebesar 2,83 pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil survei Litabang Kompas ini menunjukkan bahwa Presiden Joko Widodo ternyata masih mendapat kepercayaan yang cukup tinggi dari masyarakat di tahun ketiganya pemerintahannya. Dengan elektabilitas dan popularitas yang cukup, namanya masih menjadi pilihan untuk terpilih lagi menjadi presiden periode 2019 – 2024. Sebagian besar responden menganggap Jokowi layak memimpin Indonesia selama dua periode.

Dalam survei tersebut responden diajukan pertanyaan “Sudah berhasil atau belumkan Jokowi dalam menjalankan kerja kepresidenan selama tiga tahun ini ?,” oleh tim survei Litbang Kompas. Hasilnya sebanyak 70 persen responden menjawab Jokowi berhasil menjalankan pekerjaannya selama tiga tahun terakhir. Angka ini menunjukkan peningkatan empat persen dibandingkan survei Litbang Kompas periode sebelumnya sebesar 66 persen.

Selain itu 18 persen responden menunjukkan jawaban bahwa Jokowi belum berhasil menjalankan pekerjaannya. Hasil ini negatif tersebut menurun empat persen daripada hasil survei Litbang Kompas sebelumnya yang menunjukkan angka 22 persen. Sedangkan sisanya sebanyak 9 persen responden menjawab tidak tahu dan 3 persen responden tidak menjawab.

Selanjutnya tim survei Litbang Kompas dalam surveinya juga mengajukan pertanyaan berikutnya yakni “Menurut Anda, layak atau tidakkah Jokowi menjabat presiden dua periode?”.

Dengan angka menunjukkan sebesar 66 persen, sebagian besar responden menjawab “Ya”. Padahal pada survei sebelumnya yang dilakukan oleh tim Litbang Kompas, menunjukkan angka 57 persen, hal ini mengalami peningkatan sebesar 9 persen.

Jawaban lainnya yang diberikan oleh responden terhadap pertanyaan tersebut adalah, yang menjawab “Tidak(layak)” yakni sebesar 20 persen. Sedangkan responden yang menjawab “Tidak tahu” sebesar 10 persen. Sementara yang tidak menjawab sebesar 4 persen responden.

Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tersebut, hasilnya berkaitan dengan kepuasan kinerja pemerintah yang memperoleh hasil 70,8 persen. Hasil ini meningkat hampir 8 persen dari hasil sebelumnya sebesar 63,1 persen. Sehingga elektabilitas Jokowi untuk dipilih lagi kembali menguat dari 56,4 persen (survei April 2017) menjadi 65,9 persen (Survei Oktober 2017).

 

Ping.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya