Connect with us

KPAI Mencatat Hanya 25 Persen Calon Ayah Belajar Mendidik Anak

Ilustrasi: Ayah dan Anak

Jakarta – Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra mengatakan, KPAI melakukan survei di kota-kota, utamanya kota besar mengenai calon ayah dan ibu. Hasilnya, hanya 25 persen calon ayah belajar tentang bagaimana mendidik anak. Kemudian hanya 20 persen calon ayah yang akan menikah mencari informasi bagaimana menjadi ayah. Sementara itu hanya 30 persen calon ibu yang menikah mencari informasi bagaimana ketika punya anak mendidik bersama.

“Ini tantangan-tantangan masyarakat kota,” Ucap Jasra pada konfrensi pers seminar Gerakan Ayah Hebat Indonesia 2017, di Jakarta, Sabtu (18/11).

Jasra mengatakan bahwa ia tak memungkiri ada juga ayah yang secara fisik ada tetapi dia sibuk dengan gawai dan pekerjaan. Padahal, kata dia, dibutuhkan hadirnya peran ayah, ibu yang tak hanya fisik namun juga emosional. Selain itu, ia juga menegaskan kehadiran sang ayah dan keluarga ini penting karena tercermin dari enam tahun terakhir, sebanyak 5.000 lebih kasus dilaporkan masuk ke KPAI.

Di antara kasus-kasus tersebut, menurut Jasra, banyak anak yang berhadapan dengan hukum tetapi setelah dilihat dan analisis lebih jauh muaranya adalah ketidakhadiran keluarga. “Karena itu gerakan ayah hebat ini sangat kita dukung,” ujarnya.

Untuk itu, Jasra menambahkan, KPAI mendorong semua pihak termasuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga bagaimana menghadirkan ayah di rumah. Jasra menilai gerakan-gerakan ini dari hal yang seserhana seperti gerakan bagaimana keterlibatan ayah mengantar anak ke sekolah setiap hari, bagaimana mendongeng untuk anak, mengajarkan agama, dan mendampingi istri di 1.000 hari kelahiran pertama. “Nah kalau gerakan sederhana dilakukan setiap hari ini bisa mendorong kasih sayang dan kehadiran ayah di rumah,” katanya.

Jasra mengatakan, untuk itu pihaknya berharap gerakan ayah hebat ini dalam bentuk peraturan presiden (perpres) karena ini merupakan isu strategis. KPAI minta presiden bisa mengevaluasi gerakan ini dalam bentuk perpres supaya fungsi-fungsi keluarga hadir di rumah. “Jadi mereka ini bisa fokus dan hadir di rumah,” ujarnya.

 

Ping.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya