Liverpool Gilas Manchester City 3-0, Anfield Masih Angker
Liverpool – Stadion Anfield tak pernah bersahabat dengan Pep Guardiola. Pasukan biru muda kembali menelan kalah dari Liverpool di leg 1 Liga Champions, (5/4). Tidak tanggung-tanggung, Liverpool menggilas City tiga gol tanpa balas. Hasil ini memperberat langkah The Citizen untuk lolos ke babak semifinal.
Bermain di kandang, The Reds langsung memberi perlawanan sengit. Pasukan Jurgen Kloop langsung menekan City. Serangan balik cepat tim tuan rumah di menit ke-12 berhasil berbuah gol.
Gol ini diciptakan oleh Mohamed Salah berkat umpan pendek dari Roberto Firmino. Mo Salah dengan tenang mendorong bola dengan kaki kiri.
(Baca juga: Liverpool vs Manchester City: Bukan Hanya Milik Mo Salah dan De Bruyne)
Hanya berselang kurang dari 10 menit, Ederson, penjaga gawang City, harus kembali memungut bola dari gawangnya. Kali ini, sepakan keras dari luar kotak penalti dari Chamberlain tak bisa ditepis Ederson.
Anfield semakin bergemuruh ketika Sadio Mane menambah pundi-pundi gol The Reds. Sebelas menit setelah gol cantik Chamberlain, Mane berhasil menyundul umpan silang Mo Salah dari sisi kanan.
Serangan City Tak Efektif
Tertinggal tiga gol, Manchester City coba membalas. Akan tetapi, sampai turun minum, skor 3-0 untuk keunggulan Liverpool tetap bertahan.
Masuk paruh kedua, City langsung menekan pertahanan Liverpool. Namun, upaya Nicolas Otamendi, Leroy Sane, dan Gabriel Jesus untuk mencetak gol selalu gagal menemui sasaran.
City menguasai hampir 66 persen penguasaan bola. Namun, tak ada satu pun tembakan dari 11 percobaan yang tepat sasaran ke gawang Liverpool. Pasukan Pep Guardiola seperti tak bisa berbuat apa-apa.
Sementara itu, The Reds yang cuma menguasai 34 persen jalannya pertandingan mampu memaksimalkan kesempatan. Serangan The Reds lebih efektif ketimbang The Citizens. Total Mo Salah, dkk. melakukan 9 percobaan, 5 mengarah tepat ke gawang, dan 3 di antaranya berhasil bersarang ke gawang yang dijaga Ederson.
Jelang akhir pertandingan, kedua tim saling melancarkan serangan. Sayang, sampai laga usai, kemenangan 3-0 Liverpool.
The Citizens wajib menang dengan selisih empat gol pada laga leg kedua jika ingin melenggang ke babak empat besar. Mereka akan gantian menjamu The Reds di Stadion Etihad pada 10 April 2018.
Liverpool (4-3-3): 1-Loris Karius; 66-Trent Alexander-Arnold, 4-Virgil van Dijk, 6-Dejan Lovren, 26-Andrew Robertson; 21-Alex Oxlade-Chamberlain, 14-Jordan Henderson, 7-James Milner; 11-Mohamed Salah (5-Georginio Wijnaldu 53′), 9-Roberto Firmino (29-Dominic Solanke 71′), 19-Sadio Mane.
Pelatih: Jurgen Klopp (Jerman)
Manchester City (3-2-4-1): 31-Ederson; 14-Aymeric Laporte, 4-Vincent Kompany, 30-Nicolas Otamendi; 8-Ilkay Gundogan (7-Raheem Sterling 57′), 25-Fernandinho; 2-Kyle Walker, 17-Kevin De Bruyne, 21-David Silva, 19-Leroy Sane; 33-Gabriel Jesus.
Pelatih: Pep Guardiola (Spanyol)
Wasit: Felix Brych (Jerman)
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: