Menhub: LRT Selanjutnya Akan Ada di Medan, Bandung, Makassar, dan Surabaya
Palembang – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan setelah Jabodebek, setidaknya akan ada empat kota besar di Indonesia yang selanjutnya menjadi prioritas pembangunan kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT).
“Ada empat yang sudah menjadi prioritas lanjutan, yaitu Medan, Bandung, Makassar dan Surabaya,” ungkapnya di Palembang, Sumsel, Senin (22/1).
Menurutnya, LRT dibutuhkan apabila kota tersebut sudah memiliki jumlah penduduk yang mendekati 2 juta jiwa. Budi menegaskan bahwa pembangunan LRT tidak hanya berfokus di Pulau Jawa saja, melainkan juga kota besar lain yang sudah siap secara persyaratannya.
Sebelumnya, Menhub pernah menyampaikan minatnya kalau investor Arab Saudi juga ikut berinvestasi dalam proyek LRT, terutama untuk jalur Bumi Serpong Damai hingga Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Ia mengungkapkan potensi investasi LRT sebesar Rp20 triliun.
Adapun alasan proyek LRT ini ditawarkan kepada investor Arab Saudi, lanjut Budi, adalah karena nilai ekonominya memang sangat tinggi. Ia menyampaikan kepada investor bahwa potensi penumpang tidak akan pernah sepi dari dan menuju bandara.
“Penumpang banyak yang menuju bandara, jadi nilai daya beli relatif tinggi. Kita butuh mengurangi kemacetan yang ada di Soetta (Soekarno-Hatta), jadi saya ingin banyaknya investasi di Soetta,” ujarnya.
Di samping itu, Menhub pun menyampaikan bahwa pembangunan LRT jelas banyak manfaatnya. Selain terurainya kepadatan di Bandara Soetta, investor pun dijamin bisa menuai hasil yang besar karena potensi ekonominya sangat tinggi tadi. Dalam artian, tingkat kepercayaan investor bisa meningkat lagi.
Sejalan dengan itu, Arab Saudi pun tidak sendirian jadi kandidat. Menurut Menhub, ada negara-negara lain yang juga tertarik investasi di proyek LRT, seperti Korea Selatan dan Cina. Terlepas dari siapapun investornya, Budi menekankan bahwa proyek LRT harus segera dibangun (di kota-kota lain) karena kebutuhan akan moda transportasi yang memberikan kepastian waktu tempuh sudah sangat dibutuhkan.
Sementara di waktu berbeda, Ketua Asosiasi Investor Arab Saudi di Indonesia Habab Alhanaya mengatakan pihaknya harus memanfaatkan potensi-potensi investasi yang ada di Indonesia. Ia menambahkan pihaknya menghendaki adanya peraturan yang sederhana untuk mempermudah investasi di Indonesia.
“Yang pertama mengharapkan adanya kesederhanaan birokrasi. Sekarang untuk membuat perusahaan Indonesia, kami membutuhkan waktu lima bulan. Tentu ini sangat menghambat pengembangan investasi di Indonesia,” katanya. “Kedua, adanya peraturan yang berkaitan dengan kepemilikan atau keikutsertaan unsur Indonesia di dalamnya,” pungkasnya.
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: