Menpora Semangati Pengungsi Gunung Agung, Bagikan Bola dan Meja Pingpong
Klungkung – “Selamat Siang, Saya Menpora Imam Nahrawi ingin menyapa seluruh relawan yang telah berjuang, bekerja keras melayani para pengungsi. Terimakasih untuk kerja kerasnya, Saya yakin perjuangan ini akan menjadi berkah tersendiri bagi kita semua.“
Demikian sapaan hangat dan apresiasi yang disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi melalui jaringan radio ORARI (Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia) kepada para relawan pengungsi Erupsi Gunung Agung, yang ada di wilayah pengungsian. Apresiasi ini mengawali kunjungannya Sabtu (30/9/2017) siang di Klungkung, Bali.
Menpora tak sendiri, kedatangannya didampingi Staf Khusus Pemuda Zainul Munasichin, Atlet Nasional asal Bali I Gede Siman Sudartawa dan Maria Londa serta Bupati Klungkung I Nyowan Suwirta dan Ketua KONI Bali Ketut Suwandi.
Ribuan pengungsi erupsi Gunung Agung di Gelanggang Olahraga (GOR) Swecapura, yang sebagian besar terdiri dari warga lanjut usia, ibu-ibu dan anak-anak terlihat antusias dan bersemangat menyambut kedatangannya.
Tanpa rasa sungkan, Menteri asal Bangkalan ini langsung duduk bersila diatas matras. Dengan seksama ia mendengarkan keluh kesah dan curahan hati dari para pengungsi, “Alhamdulillah…berkat bantuan Pak Bupati, Sekolah, Kesehatan dan Logistik, para pengungsi dapat tertangani dengan cermat, teliti dan baik,” ujar Menpora.
Seperti biasa dengan senyum ramahnya, Imam menyapa dan bersalaman satu persatu dengan pengungsi mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia. Tak hanya itu ia juga mengunjungi semua tenda relawan dari berbagai macam kalangan. Tak lupa menyempatkan untuk melihat kondisi MCK dan dapur umum dari Kodam IX/Udayana yang disediakan hingga makan siang bersama nasi bungkus. Tanpa rasa canggung ia membantu tugas para relawan yang memasak bahan makanan dan membagikan nasi bungkus kepada para pengungsi.
“Saya apresiasi kerja keras dari para relawan yang tak kenal lelah, bahu membahu melayani dari kebutuhan makan, alas tidur dan sebagainya. Semoga kebaikan dari para relawan disini menjadi berkah bagi semua,” ulangi Menpora yang kali ini langsung menyampaikan rasa terimakasih atas dedikasi para relawan di tempat pengungsian ini.
Selepas makan siang bersama, Menpora juga membagikan puluhan bola, satu set lapangan tenis meja, satu set peralatan bulutangkis dan masker.
“Bapak, Ibu dan adik-adik semua tentu tidak tahu harus sampai kapan di tempat ini. Saya berharap dengan adanya bantuan bola, lapangan tenis meja dan peralatan bulutangkis ini bisa dimanfaatkan untuk beraktifitas fisik dan berkeringat, walau sesaat. Mengisi waktu dengan berolahraga agar tidak bosan, badan tetap sehat dan kuat, agar bisa menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang berbeda,” ujarnya lagi.
GOR Swecapura, Klungkung, Bali, menjadi titik terbesar lokasi pengungsian akibat peningkatan aktifitas Gunung Agung. Tak hanya di dalam GOR, para pengungsi juga tersebar di luar GOR di bawah puluhan tenda atau pos-pos dari BNPB, Polisi, TNI, Kemensos dan PMI.
Menpora yang juga didampingi 2 orang atlet nasional handal asal Bali yaitu I Gede Siman Sudartawa dan Maria Natalie Londa datang memberikan motivasi, berbagi keceriaan dan memberi inspirasi bagi anak-anak yang berada di pengungsian.
“Kami bersyukur sudah banyak bantuan juga dari masyarakat. Karena saat ini saya masih fokus latihan, jadi saya juga mendoakan mereka. Saat ini, Saya masih menunggu teman-teman yang lain pulang dari pelatnas. Kami kesini untuk memberi motivasi dan bermain _game_ bersama terutama dengan olahraga,” ucap Siman Sudartawa atlet renang peraih emas dalam SEA Games 2017 lalu.
Ping.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: