Connect with us

Menyingkap Peran Artis Membujuk dan Merayu Calon Jemaah First Travel

Jakarta – Benang merah kasus penipuan jemaah umrah oleh perusahaan First Travel mulai coba dirangkai oleh pihak kepolisian. Setelah ditangkapnya para pucuk pimpinan perusahaan serta penyitaan aset-aset berharga dan pemblokiran rekening, kini polisi coba menggali keterangan pihak-pihak terkait dengan First Travel tersebut.

Salah satunya adalah dugaan pemanfaatan nama-nama besar atau figur ternama untuk mendongkrak nama perusahaan First Travel dimata para calon jemaahnya. Nama besar dari kalangan artis ini antara lain adalah Syahrini, Vicky Shu dan Ria Irawan. Keterlibatan mereka saat ini sedang coba ditelusuri kepolisian dengan memanggilnya sebagai saksi-saksi bagi kasus First Travel.

Menurut Kabareskrim Komjen Pol Ari Dono dalam beberapa waktu terakhir, Bareskrim memanggil sejumlah artis. Penyanyi Syahrini dipanggil pada Rabu pekan lalu, sementara Vicky Shu dipanggil Senin (2/10/2017). “Yang artis karena memang yang ada di berita acara sebelumnya, juga di media, kita penyidik perlu mendapat penjelasan,” kata Ari Dono.

Ari Dono mengatakan bahwa perusahaan penyedia jasa perjalanan umroh, First Travel, memanfaatkan beberapa artis untuk meningkatkan popularitas layanannya. Padahal menurut Ari Dono, hal ini belum mendapatkan persetujuan dari artis tersebut.

“Dari faktanya, itu trik dari perusahaan supaya orang-orang terkenal selebiritis ikut di dia (First Travel). Tapi untuk sementara untuk artis ini belum ada satu kesepakatan untuk ikut serta memberikan dukungan,” ujar Ari Dono.

Artis pertama yang diperiksa kepolisian terkait kasus First Travel adalah Syahrini. Dalam keterangannya sepekan yang lalu sesaat setelah diperiksa, Syahrini membantah bahwa ia mendapat umrah gratis dari First Travel seperti berita yang beredar luas.  Ia mengatakan kalau dalam perjalanan umrah yang ia lakukan bersama First Travel hanya mendapatkan potongan harga saja atau diskon.

Potongan harga tersebut didapatkan untuk kompensasi atas postingannya di media sosial miliknya selama kegiatan umrah yang ia jalani. Dan potongan harga ini hanya untuk pribadinya sendiri, sedangkan keluarganya yang ikut beribadah umrah membayar penuh biaya sesuai harga dari First Travel.

20170326berita-foto-syahrini-bantah-gelapkan-pajak7_20170326_205022

Syahrini dan keluarga konperensi pers keberangkatan umroh bersama First Travel

“Saya tegaskan, tidak ada endorsement, masa ibadah di-endorse sih, saya bayar kok,” kata Syahrini setelah diperiksa sebagai saksi di Bareskrim Polri, Rabu (27/9/2017).

Sedangkan Vicky Shu diperiksa pada Senin (2/10/2017) kemarin. Sama seperti halnya Syahrini, Vicky Shu juga membantah kalau ibadah umrah yang ia lakukan pada tahun 2015 dan 2017 merupakan hasil dari kerja samanya dengan First Travel. Vicky mengatakan kalau dirinya hanya jemaah biasa yang membayar full sesuai harga tang ditawarkan oleh perusahaan First Travel.

Dalam pemeriksaan yang berlangsung selama lima jam itu, Vicky juga membantah mengenai video dirinya yang beredar di Youtube merupakan bintang iklan dari perusahaan First Travel. Video di Youtube tersebut berada di channel official First Travel dimana Vicky menjadi host promo dalam video tersebut. Tetapi Vicky berkilah bahwa itu hanya video testimoni yang ia buat untuk sekadar membantu promosi.

“Pembuatan video itu bagian dari testimoni saya,” ungkap Vicky Shu saat dijumpai usai pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (2/10/2017).

Namun Vicky juga tak menampik telah mengenal Anniesa Hasibuan, pemilik First Travel. Ia mengatakan karena perkenalannya maka lebih memilih First Travel dibandingkan pihak lain yang menawarinya endorse.

“Kalau memilih First Travel, karena saya pernah berkenalan dengan beliau Mbak Anniesa Hasibuan karena kita sebagai sesama desainer,” ungkap Vicky Shu usai menjalami pemeriksaan di Bareskrim Polri, Gambir Jakarta Pusat, Senin (2/10/2017).

Dengan diperiksanya Syahrini dan Vicky Shu, berarti kepolisian tinggal membutuhkan keterangan beberapa nama artis yang terkait First Travel, salah satunya Ria Irawan yang menunggu jadwal pemanggilan berikutnya dari kepolisian.

Menurut Ari Dono, hingga saat ini Penyidik masih mendalami keterkaitan sejumlah artis ini dalam kasus penipuan dan penggelapan yang dilakukan oleh First Travel. “Sejauh mana keberadaan artis-artis ini dengan kasus ini. Apakah memang ada satu kesepakatan yang terkait dengan memberikan dukungan atau apa,” ujar Ari Dono.

Keterkaitan artis-artis ini dengan First Travel tak lepas dari hubungan yang terjalin sesama figur publik, dimana diketahui kalau Annisa Hasibuan pemilik perusahaan ini merupakan salah satu designer busana muslim ternama di Indonesia. Bahkan Annisa kerap mengadakan pagelaran busana sampai ke luar negeri, tak jarang banyak artis Indonesia yang dijadikan model berjalannya.

Dari hubungan inilah kemungkinan nama-nama artis yang telah maupun akan dipanggil mempunyai keterkaitan dengan First Travel. Apalagi pihak kepolisian telah mencium modus pemilik First Travel tersebut dengan mendompleng nama besar artis untuk mendongkrak popularitas perusahaannya. Dan kemungkinan juga artis-artis ini mendapat keuntungan atau kompensasi dari First Travel atas jasanya yang mempromosikan secara langsung maupun tidak langsung perusahaan penyedia perjalanan umrah ini. Hal ini bisa dilihat dari foto maupun video yang telah beredar luas dimasyarakat.

Dari foto dan video itu secara sadar atau tidak artis-artis tersebut telah mendapatkan Hak Citra atau Image rights, dimana hak (dalam hal ini adalah uang) yang bisa didapat sang artis ketika nama atau wajahnya ikut membuat perusahaan mendapatkan keuntungan secara komersial.

Dengan foto dan video yang memuat nama atau wajah artis tersebut mampu membantu terjualnya sejumlah produk yang ternyata bisa mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan. Dan dalam hal tersebut, artis ini berhak mendapatkan persentase dari keuntungan yang diraih perusahaan jika ia memasukkannya ke dalam kontrak kerja sama.

Terlepas bersalah atau tidaknya peran artis-artis tersebut dalam membantu mempopulerkan First Travel, yang perlu diperhatikan adalah nasib para jemaah korban First Travel ini yang mencapai puluhan ribu orang. Belum lagi uang yang mereka setor sampai saat ini belum jelas kemana larinya dan bagaimana mendapatkannya kembali karena gagal umrah.

Hendaknya para artis tersebut mencoba berempati atas penderitaan para calon jemaah ini, dengan memberikan keterangan yang sejujur-jujurnya demi membantu kepolisian mengungkapkan kasus First Travel ini. Selain itu minimal juga ikut memberikan pernyataan menyejukkan atau pernyataan maaf, dan bukannya sibuk membantah dan berkilah.

Permintaan maaf merupakan bentuk tanggungjawab moral dari artis tersebut atas kelalaiannya telah membantu First Travel dalam menarik calon jemaah dengan foto maupun video dirinya terkait First Travel sehingga publik tertarik dan ikut menyetorkan uangnya untuk perjalanan umroh bersama First Travel.

 

Ping.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya