Connect with us

Momen Saat Dedi Mulyadi Kesal di Kampung Masa Kecilnya

Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar saat berkunjung ke SubangAdi Suparman

Subang – Usai habis masa jabatan sebagai Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi akhirnya benar-benar menepati nazarnya dengan mengkhitan 99 anak. Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jawa Barat tersebut melakukannya di Kabupaten Subang, Jawa Barat.

“Saya (sebelumnya) nazar kalau habis masa jabatan (Bupati Purwakarta dua periode), mau khitan 99 anak dan saya arak,” katanya, di Subang, Selasa (2/1).

Dedi pun bersyukur nazarnya sudah terlaksana pada Selasa malam kemarin sekaligus menggelar tasyakur budaya dengan pagelaran wayang golek di daerah tempat masa kecilnya itu. Dedi memang tumbuh di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Subang. Ia kemudian ke Purwakarta untuk melanjutkan kuliah dan akhirnya tinggal dan menetap di Purwakarta.

Adapun dalam acara tasyakur budaya tersebut, hadir pula Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar. Seperti hangat diberitakan, dalam beberapa pekan terakhir, kedua tokoh Jawa Barat tersebut santer dibicarakan akan berpasangan pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018.

Demiz, sapaan akrab Deddy Mizwar, datang dengan mengenakan pakaian pangsi hitam khas Sunda, lengkap dengan ikat kepala bermotif batik. Sementara Dedi, tampil dengan mengenakan pangsi putih lengkap dengan ikat kepala berwarna sama.

Namun ada yang menarik kala keduanya berjumpa dengan pers yang datang. Dedi Mulyadi terlihat kesal saat ditanya kepastian surat keputusan (SK) dari pimpinan pusat partainya tentang pencalonannya dalam Pilgub Jabar.

Dedi yang diusung Golkar sebagai calon gubernur belum memberikan kejelasan soal rencana berpasangan dengan bakal calon gubernur Deddy Mizwar dari Partai Demokrat.

Kekesalan Dedi muncul saat wawancara dengan wartawan. “Gini, dengerin. Kan yang dicalonkan saya, kenapa Anda sibuk. Saya aja santai, enggak ada kekhawatiran apa-apa, kenapa harus cemas, kenapa harus cerita SK?” katanya ketus.

Deddy Mizwar dan pengurus Golkar yang mendampingi saat wawancara pun hanya terdiam melihat reaksi Dedi Mulyadi. Dedi lantas menegaskan, hingga kini kewajibannya hanya fokus mencari partai untuk berkoalisi.

“Saya yang dicalonkan santai aja. Saya ketua DPD Golkar Jabar, tidak begitu risau terhadap SK. Kenapa Akang seperti risau terhadap SK,” katanya ke arah jurnalis.

Dedi bahkan sampai sudah memprediksi isu mengenai kepastian SK pasangan itu akan menjadi pertanyaan inti. Tak elak, isu mengenai Deddy Mizwar pun juga ditanyai awak media.

“Ini kan dibikin cerita, saya tahu skenario ceritanya. Kalau saya pasti dimuatnya masalah SK; kalau Bang Demiz (Deddy Mizwar) pasti masalah fakta integritas. Kami paham itu setting-an siapa,” ujarnya.

Meski demikian, Dedi mengklaim sikap politik Golkar yang berubah dari sebelumnya mendukung Ridwan Kamil dan kini mendukungnya, tidak ada sangkut paut dengan politik kekuasaan dari Istana. Malahan Dedi juga menyebut dan menilai bahwa Presiden Joko Widodo tentu mendukung langkah Golkar di Pilgub Jabar.

“Apa hubungannya? Presiden tidak ada problem terhadap Pilgub. Ya, Presiden menyetujui siapa pun yang menjadi calon gubernur dan wakil gubernur,” katanya.

“Presiden itu sifatnya netral di pilgub mana pun. Bagi Beliau, tidak ada masalah siapa pasangan dengan siapa. Presiden enggak ada problem,” tegasnya lagi.

Novianto

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya