Connect with us

Obral Besar-besaran Jelang Ditutup, Ada Apa dengan Matahari?

IlustrasiIstimewa

Jakarta – Kabar mengenai akan ditutupnya dua gerai milik PT Matahahari Department Store Tbk (LPFF) di Pasaraya Manggarai dan Pasaraya Blok M rupanya mendapat respons beragam dari masyarakat. Bahkan saat ini, dua gerai tersebut tengah diserbu pengunjung karena pihak Matahari sedang melakukan cuci gudang besar-besaran. Hal ini pun lantas menimbulkan pertanyaan, sudah tenggelamkah sektor ritel di Indonesia?

Analis dari Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, mengatakan bahwa saat ini pelaku industri ritel memang tengah dihadapi tantangan berat. Jangankan dari sesama pelaku industri ritel lain, baik konvensional maupun daring, perubahan gaya hidup masyarakat sepertinya memang berpengaruh besar pada keadaan mereka saat ini.

Namun Hans berpendapat bahwa hadirnya ritel daring memberikan dampak paling besar bagi nasib ritel non daring. Terlebih, konsep praktis, cepat, dan mudah seperti yang ditawarkan ritel daring sesuai dengan permintaan masyarakat. Hal inilah yang menurut Hans menjadi faktor utama menjamurnya gerai-gerai ritel daring.

Belum lagi dari sisi persaingan antar industri ritel non daring sendiri. Matahari harus bersaing dengan Seibu, Lotte, dan banyak lagi yang juga menawarkan diskon-diskon besar yang membuat masyarakat tertarik belanja.

“Jika nantinya mereka akan bergerak seperti Alibaba, fokus ke ritel online dan hanya menyisakan sejumlah gerai offline yang menguntungkan, akan terjadi PHK besar,” ujar Hans, Jumat (15/9).

Meski demikian, pihak Matahari belum mengeluarkan kepastian mengenai nasib dari karyawan-karyawannya. Apalagi satu gerainya saja kurang lebih mengelola sekitar 500 karyawan. Namun pastinya, untuk saat ini kemungkinan PHK besar di Matahari memang belum akan terjadi lantaran kebanyakan isi department store tersebut adalah pegawai para tenant-nya.

“Mau tidak mau mereka (Matahari) pasti akan melakukan transformasi dan mencari bentuk baru, seperti halnya industri media yang kini beralih ke ‘dotcom‘,” lanjutnya.

Seperti diketahui, sekarang ini Matahari sudah memiliki format daring yakni MatahariMall.com. Gaungnya sendiri sudah mulai terdengar, meski belum menjadi pilihan utama para pembeli daring.

Namun, seperti diungkapkan Miranti Hadisusilo, Direktur Legal sekaligus Sekretaris Perusahaan LPPF, penutupan kedua gerai tersebut terpaksa dilakukan lantaran dinilai tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap penjualan perusahaan ini. Bagi manajemen LPPF, akan lebih baik memilih fokus pada gerai yang lebih memberikan kontrubusi positif daripada memaksakannya tetap dibuka.

Dua gerai Matahari Departement Store di Pasaraya Blok M dan Manggarai sedianya memang akan ditutup per akhir bulan September ini. Strategi obral atau diskon produk tersebut disinyalir agar mempercepat penghabisan persediaan produknya. Apalagi saat ini sudah masuk pertengahan bulan dan tinggal menyisakan beberapa hari lagi.

Meski demikian, Miranti mengatakan di kuartal IV tetap akan melakukan serangkaian ekspansi penambahan gerai baru. Hanya saja, dirinya belum mau membeberkan di mana kota yang menjadi tujuan ekspansi pembukaan gerai baru. Saat ini LPPF masih memiliki 153 gerai.

Menolak disebut akhir era ritel non daring atau offline, Miranti memastikan bahwa LPPF tahun ini menargetkan bisa membangun 6-8 gerai baru dengan empat di antaranya sudah dibangun di semester I tahun ini dengan komposisi tiga di Jawa dan satu di luar pulau Jawa. “Matahari tetap akan melakukan ekspansi dengan membuka 1-3 gerai lagi sampai akhir tahun,” tutupnya.

Melirik Valuasi Saham
Lantas, apa nilai saham Matahari masih menarik? Menurut Hans, untuk mengoleksi saham LPPF, investor masih perlu cermat melihat jangka panjang industri ini ke depannya, terutama melihat masifnya gempuran dotcom.

Perlu dicatat, pada penutupan perdagangan saham akhir pekan pukul 16.00 WIB, Jumat (15/9) kemarin, saham LPPF naik 4,88 persen ke level 10.200. Namun berdasarkan data Bloomberg, jika dilihat selama satu tahun terakhir, return LPPF sudah tergerus 43,32 persen.

Sister company, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), yang mengoperasikan gerai Hypermart pada Jumat kemarin juga ditutup naik 1,72 persen ke level 590. Namun jika disetahunkan, return MPPA tergerus 65,70 persen.

Sedangkan Induk usaha dua LPPF dan MPPA, yakni PT Multipolar Tbk (MLPL) ditutup turun 0,57 persen ke level 175, Jumat kemarin. Jika disetahunkan return perseroan tergerus 57,95 persen. Nah, cermati dan tentukan.

W. Novianto

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya