PDIP Kerucutkan 4 Nama untuk Pilkada Jabar
Bandung – PDI Perjuangan tak lama lagi akan segera mengumumkan calonnya yang bakal melenggang ke Pilkada Jawa Barat (Jabar) 2018. Proses penjaringan dan penyaringan bakal calon gubernur dan wakil gubernurnya sudah memasuki tahap akhir.
Sekretaris DPD PDIP Jawa Barat Abdy Yuhana, mengatakan penjaringan di internal partai telah memunculkan empat nama. Keempatnya adalah Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa, Bupati Majalengka Sutrisno, cucu Bung Karno Puti Guntur Soekarno, dan Abdy Yuhana sendiri.
Selain dari internal partai, ada lima nama lagi yang merupakan hasil dari penyaringan aspirasi masyarakat, yakni Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Ketua DPD Partai Golkar Dedi Mulyadi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Ketua Kadin Jabar Agung Suryamal, serta mantan Kapolda Jabar Anton Charliyan.
Tkoh-tokoh tersebut mengikuti curah gagasan yang dilakukan PDIP sebagai ajang seleksi bakal calon gubernur/wakil gubernur pada 25 Oktober 2017 lalu di Bandung. “Dari seleksi itu DPP PDIP sudah mengerucutkan nama-nama menjadi 3-4 orang,” kata Abdy, Kamis (2/11) kemarin.
Hanya saja Abdy masih enggan menyebutkan empat nama bakal calon yang sudah mengerucut tersebut. Namun ia mengisyaratkan keempat nama itu merupakan pasangan calon hasil kombinasi internal dan eksternal partai.
“Ini kewenangan DPP yang menyampaikan, saya tidak punya kewenangan,” ujarnya.
Adapun Abdy menambahkan pengumuman nama pasangan calon akan disampaikan pada akhir November nanti. “Kemungkinan diumumkan akhir November,” ujarnya.
Sebelumnya ramai dibicarakan bahwa PDIP telah mempertimbangkan Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar maju sebagai bakal pasangan calon di Pilgub Jabar. Keduanya dinilai memiliki kans untuk PDIP.
Sementara partai berlambang kepala banteng itu sudah memberi isyarat telah menutup pintu terhadap Wali Kota Bandung Ridwan Kamil untuk dicalonkan sebagai bakal calon Gubernur di Pilgub Jabar. PDIP menilai kepemimpinan Kang Emil, sapaan Ridwan, tidak menbawa perubahan secara sistemik.
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: