Pemenang Golden Globe Awards 2018
Jakarta – Golden Globe Awards 2018 berlangsung di The Beverly Hilton, Beverly Hills, California, Minggu (7/1/2018) malam waktu Amerika Serikat.
Penghargaan Golden Globes dipandang terpercaya di industri perfilman Amerika Serikat. Ajang ini digelar oleh Hollywood Foreign Press telah memasuki tahun penyelenggaraan yang ke-75. Tahun ini Oprah Winfrey juga menjadi pusat perhatian Golden Globe setelah meraih penghargaan khusus Cecil B. Demille atas kontribusinya di dunia hiburan.
Golden Globe Awards tahun ini diwarnai protes para aktor aktris Hollywood atas maraknya pelecehan seksual yang menerpa Hollywood di penghujung 2017 setelah kecabulan Harvey Weinstein terbongkar.
Sebagai tanda solidaritas atas skandal yang terjadi, para bintang Hollywood mengenakan pakaian serba hitam saat menghadiri acara bergengsi tersebut.
Sementara itu, yang memenangkan piala Golden Globe terbanyak yaitu Three Billboards Outside Ebbing, Missouri dan serial Big Little Lies, masing-masing mendapatkan empat piala.
Berikut daftar pemenang Golden Globe Awards 2018.
Film Terbaik – Drama
Three Billboards Outside Ebbing, Missouri
Penampilan Aktris Terbaik dalam Film – Drama
Frances McDormand (Three Billboards Outside Ebbing, Missouri)
Penampilan Aktor Terbaik dalam Film – Drama
Gary Oldman (Darkest Hour)
Film Terbaik – Musikal atau Komedi
Lady Bird
Penampilan Aktris Terbaik dalam Film – Musikal atau Komedi
Saoirse Ronan (Lady Bird)
Penampilan Aktor Terbaik dalam Film – Musikal atau Komedi
James Franco (The Disaster Artist)
Film Terbaik – Animasi
Coco
Film Terbaik – Bahasa Asing
In The Fade (Jerman/Prancis)
Penampilan Aktris Pendukung Terbaik
Allison Janney (I, Tonya)
Penampilan Aktor Pendukung Terbaik
Sam Rockwell (Three Billboards Outside Ebbing, Missouri)
Sutradara Film Terbaik
Guillermo del Toro (The Shape of Water)
Skenario Film Terbaik
Martin McDonagh (Three Billboards Outside Ebbing, Missouri)
Penata Musik Orisinal Terbaik untuk Film
Alexandre Desplat (The Shape of Water)
Lagu Orisinal Terbaik untuk Film
This Is Me (The Greatest Showman)
Serial Televisi Terbaik – Drama
The Handmaid’s Tale (Hulu)
Penampilan Aktris Terbaik dalam Serial Televisi – Drama
Elisabeth Moss (The Handmaid’s Tale)
Penampilan Aktor Terbaik dalam Serial Televisi – Drama
Sterling K. Brown (This Is Us)
Serial Televisi Terbaik – Musikal atau Komedi
The Marvelous Mrs. Maisel (Amazon)
Penampilan Aktris Terbaik dalam Serial Televisi – Musikal atau Komedi
Rachel Brosnahan (The Marvelous Mrs. Maisel)
Penampilan Aktor Terbaik dalam Serial Televisi – Musikal atau Komedi
Aziz Ansari (Master of None)
Serial Televisi Terbatas atau Film Televisi Terbaik
Big Little Lies (HBO)
Penampilan Aktris Terbaik dalam Serial Televisi Terbatas atau Film Televisi
Nicole Kidman (Big Little Lies)
Penampilan Aktor Terbaik dalam Serial Televisi Terbatas atau Film Televisi
Ewan McGregor (Fargo)
Penampilan Aktris Pendukung Terbaik dalam Serial Televisi Terbatas atau Film Televisi
Laura Dern (Big Little Lies)
Penampilan Aktor Pendukung Terbaik dalam Serial Televisi Terbatas atau Film Televisi
Alexander Skarsgård (Big Little Lies)
Devi
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: