Pemkot Depok Menggandeng UI untuk Riset Smart City
Depok – Fenomena Kota Cerdas (Smart City), kini semakin populer di dunia dengan berbagai konsep dan model yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangannya. Riset terhadap Kota Cerdas menjadi kebutuhan yang esensial, karena terkait dengan perubahan pola hidup masyarakat.
Dalam konteks Kota Depok, kebutuhan untuk mewujudkan Depok Kota Cerdas merupakan sebuah langkah dalam upaya menjawab berbagai tantangan permasalahan kota. Namun kota cerdas seperti apa?
“Hal yang harus diingat adalah bahwa elemen penting dari Smart City adalah Smart People. Tanpa peran serta masyarakat cerdas yang ikut bahu-membahu dengan pemerintah, Smart City tidak akan terwujud,” kata Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kota Depok Widyati Riyandani di Balai Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (26/10/2017).
Pemerintah Kota Depok, menurut Widyati, sangat mengharapkan dapat bersama-sama dengan seluruh elemen masyarakat, khususnya dunia akademisi untuk dapat mewujudkan Kota Depok yang unggul, nyaman dan religius.
Bersama dengan Universitas Indonesia (UI), Pemkot Depok digandeng untuk mewujudkan Scientific Modelling, Application, Research&Training for City Centered Innovation&Technology (SMART CITY).
“Kami berharap hasil risetnya nanti dapat sinergi dan memberikan kontribusi dengan Pemkot Depok terutama dalam pengembangan Smart City,” kata Widyati.
Sementara itu Rektor UI Muhammad Anis menuturkan, hasil riset yang nanti dilakukan UI dapat dimanfaatkan oleh Pemkot Depok. Misalnya riset tentang penataan kota, atau transportasi.
Nantinya UI akan memberikan rekomendasi atau hasil riset kepada Pemkot Depok untuk menata Depok menjadi Smart City. UI pun tak segan untuk melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Depok, untuk turut serta dalam melaksanakan riset.
“Apapun yang kami kembangkan pasti punya benefit untuk Depok. Seperti misalnya pembangunan rumah sakit itu untuk menuju Kota Depok Sehat,” tutur Anis.
Dengan sokongan dana sebesar Rp40 miliar dari USAID selama empat tahun kedepan, Anis optimis dapat menghasilkan riset yang bermanfaat dan berkesinambungan. Anis menekankan pentingnya kolaborasi bersama yang sinergis, sehingga riset yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk semua pihak.
M Riz
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: