Connect with us

Pencetus Konsep Transportasi Umum Jabodetabek

Giri Suseno

Dunia transportasi terus berkembang pesat. Di era Pemerintahan Joko Widodo, berbagai moda transportasi baru mulai bermunculan. Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail Transit (LRT), lalu yang terbaru kereta bandara ikut menambah varian masyarakat yang punya mobilitas tinggi.

Jauh sebelum itu, khusus Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), konsep transportasi sebenarnya juga sudah dirancang dan direncanakan. Namun realisasinya kerap menemui jalan buntu lantaran banyak hal, baik yang sifatnya mengikat seperti peraturan, hingga kepentingan persaingan bisnis yang turut memberi andil.

Nah, bicara soal konsep transportasi, Indonesia patut mengingat sosok Giri Suseno Hadihardjono. Mantan Menteri Perhubungan Indonesia pada era Kabinet Reformasi Pembangunan tersebut adalah pencetus konsep transportasi umum Jabodetabek. Selain itu, mantan wakil ketua Badan Pengembangan Industri Strategis (BPIS) itu juga menggagas penyusunan masterplan angkutan umum Jabodetabek pada 1980.

Giri yang hari ini Jumat, 5 Januari 2018, tepat berulang tahun, ditunjuk sebagai menteri dengan masa jabatan dari tanggal 21 Mei 1998 hingga 26 Oktober 1999, menggantikan menteri terdahulu Haryanto Dhanutirto. Ia juga pernah menjabat sebagai Dirjen Pehubungan Darat pada periode 1984-1991.

Sepanjang kariernya, aktivis politik itu pernah menjabat Menteri Perhubungan Kabinet Pembangunan VII (1998- 1998), Menteri Perhubungan Kabinet Reformasi (21 Mei 1998-26 Oktober 1999), dan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Kabinet Reformasi (1999).

Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, 1941 silam itu pun sempat menjabat sebagai Direktur Utama PT Mantili Wisata dimulai pada tahun 2000, Komisaris Utama di PT Multimoda Transportindo Utama, Jakarta (2000 – 2003). Lalu pada tahun 2002 hingga 2006, ia diangkat sebagai Komisaris Utama PT Jababeka, Tbk.

Tidak hanya itu, Giri juga merangkap sebagai Penasihat Senior Direksi PT. MWEB, Jakarta Indonesia (2000-2003), serta pernah bekerja sebagai Komisaris Utama di PT Bahana Pakarya Industri Strategis (BPIS), Jakarta, pada tahun 1998 hingga 2002.

Pendidikan dasar ia tempuh dengan bersekolah di Taman Sekolah Rakyat Siswo II, Solo hingga tahun 1952. Selanjutnya ia menimba ilmu di SMP Bagian B Negeri II, Solo sampai tahun 1955. Pendidikan tingkat atas dilakoninya dengan menjadi siswa di SMA Bagian B Negeri I, Solo sampai lulus pada tahun 1959. Usai menempuh wajib belajar, Giri tetap melanjutkan hingga ke jenjang perguruan tinggi. Dia terdaftar sebagai mahasiswa di Institut Teknologi Bandung Teknik Mesin dan berhasil meraih gelar Sarjana di tahun 1964.

Di tahun 1966, dia berhasil meraih gelar Master of Science and Engineering dari University of Michigan. Selang beberapa tahun kemudian, Giri meraih gelar doktor dalam Ilmu Pengetahuan Teknik setelah menamatkan pendidikan tertinggi di ITB pada tahun 2005 dengan judul disertasi ““Proses Pengambilan Keputusan Dalam Perencanaan Transportasi Pada Tataran Nasional Di Indonesia”.

Pada 27 Juni 2012, Giri mengembuskan nafas terakhir akibat kanker prostat pada usia 71 tahun. Ia wafat sekitar pukul 17.08 WIB di RS Premiere Ramsay, Jatinegara, Jakarta Timur, meninggalkan seorang isteri, Dra. Sri Saparini, dan tiga orang anak, yakni Laksmi Wijayanti, Budi Setiawan, dan Dian Nurcahyati.

Selamat ulang tahun, Om Giri.

Novianto

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya