Penutupan Hari Ini, IHSG dan Rupiah Menguat
Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (IHSG BEI), Jumat (3/11), ditutup menguat senilai 8,43 poin atau 0,14 persen menjadi 6.039,54. Penguatan ini tercapai seiring dengan tren kinerja positif bursa saham eksternal. Penguatan juga terjadi di kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 yang bergerak naik 4,38 poin (0,43 persen) menjadi 1.005,80.
Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo mengatakan bahwa pergerakan bursa saham domestik tidak lepas dari sentimen eksternal. Tren positif bursa saham Dow Jones berdampak pada bursa saham di kawasan Asia, termasuk IHSG. “Kinerja positif bursa saham Amerika Serikat itu memberi harapan perekonomian global sedang mengalami perbaikan,” ujarnya.
Sedangkan dari dalam negeri, terang Lucky, perbaikan peringkat Indonesia oleh Bank Dunia yang menempatkan Indonesia dalam hal kemudahan berinvestasi pada posisi 91, naik 15 peringkat dari posisi 106 di tahun sebelumnya. Hal ini pun turut memberi harapan positif bagi investor. “Sentimen dari Bank Dunia itu akan berdampak positif bagi IHSG secara jangka panjang,” imbuhnya.
Lalu Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menambahkan bahwa penguatan IHSG terjadi setelah sempat melemah. Saham-saham sektor konsumer menjadi pendorong bagi pergerakan IHSG di akhir pekan ini.
Lanjar menambahkan pada pekan depan, sentimen data ekonomi dinilai cukup ramai di mana investor Asia akan lebih terfokus pada data komposisi ekspor-impor dan neraca perdagangan di Cina. Untuk dalam negeri, data produk domestik bruto (PDB) kuartal ketiga juga menjadi perhatian investor di dalam negeri.
“Ekspektasi PDB Indonesia cukup optimis, naik menjadi 5,1 persen dari 5,01 persen diperiode sebelumnya,” katanya.
Sementara untuk frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 263.673 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 14,359 miliar lembar saham senilai Rp9,178 triliun. Rincinya sebanyak 134 saham naik, 194 saham menurun, dan 126 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.
Kemudian di bursa regional, indeks bursa Nikkei naik 119,04 poin (0,53 persen) ke 22.539,12, indeks Hang Seng menguat 84,97 poin (0,30 persen) ke 28.603,61 dan Straits Times menguat 1,81 poin (0,05 persen) ke posisi 3.382,31.
Rupiah Ditutup Menguat
Kabar gembira juga ditorehkan mata uang rupiah kita. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (3/11) ini bergerak menguat sebesar 73 poin menjadi Rp13.479 per dolar AS dari posisi hari sebelumnya Rp13.552 per dolar AS.
“Harga minyak mentah dunia yang bertahan di atas level psikologis 50 dolar AS per barel menjadi salah satu faktor yang menopang mata uang berbasis komoditas seperti rupiah,” sambung Lucky.
Harga minyak jenis WTI Crude pada Jumat sore ini terpantau menguat 0,53 persen ke level 54,83 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,41 persen menjadi 60,87 dolar AS per barel. Menurut Lucky, sentimen mengenai Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengumumkan pencalonan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell untuk menggantikan Janet Yellen yang masa jabatannya berakhir pada Februari 2018 mendatang rupanya turut menopang mata uang rupiah.
“Powell terlihat kurang hawkish dalam kebijakan moneternya, sehingga kenaikan suku bunga acuan tidak terlalu agresif,” katanya.
Selain itu, masih kata Lucky, The Fed yang mempertahankan suku bunga acuan pada Rabu (1/11) lalu memang turut menjaga fluktuasi rupiah. Terbukanya potensi kenaikan suku bunga AS pada Desember mendatang menahan apresiasi rupiah lebih tinggi.
Terpisah, Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga, mengatakan aktivitas ekonomi AS masih meningkat dengan laju yang baik. Perangkat Fedwatch CME menunjukkan kenaikan ekspektasi peningkatan suku bunga di bulan Desember mendatang. Menurut Lukman, fokus pasar saat ini memang sedang tertuju pada laporan sektor tenaga kerja AS.
Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) hari ini, mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.500 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.562 per dolar AS.
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: