Pertunjukkan Wisata Baru ala Banyuwangi Memadukan Seni Budaya dan Konservasi
Banyuwangi – Ada saja kreasi baru yang muncul di Banyuwangi, untuk menarik wisatawan pada segala kegiatannya. Seperti yang dilakukan pada pagelaran kolosal Gandrung Sewu 2017, yang dibuka dengan pelepasan 1.000 ekor penyu (anak tukik) di pinggir pantai Marina Boom Banyuwangi. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menilai, kegiatan ini merupakan perpaduan antara konservasi lingkungan dan konservasi budaya di Banyuwangi.
Bersama dengan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Wisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, Bupati Anas dan para undangan yang lain melepas penyu jenis lekang di bibir pantai, Minggu (8/10/2017). Mereka disertai dengan ribuan penari Gandrung yang selanjutnya tampil menghibur masyarakat dan undangan.
“Konservasi lingkungan dan budaya menjadi satu di Banyuwangi. Kami ingin melestarikan penyu dan lingkungan sepanjang pantai di Banyuwangi. Kami harapkan keduanya tetap lestari,” ujarnya Bupati Anas, dihadapan para undangan dan masyarakat.
Hal yang sama diungkapkan oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Wisata Nusantara, Esthy Reko Astuti. Menurutnya, kebersihan lingkungan dan lestarinya satwa yang dilindungi di sepanjang pantai, merupakan potensi yang menjadi daya tarik wisata.
“Kami salut dengan apa yang dilakukan oleh Banyuwangi. Semoga semakin banyak saja wisatawan yang datang ke Banyuwangi,” tambah Esthy.
Sementara itu, pelestari penyu di Banyuwangi mengaku takjub apa yang dilakukan Pemkab Banyuwangi. Menurutnya, pelepasan penyu yang dilakukan penari Gandrung ini, merupakan bukti nyata sinergitas dan kepedulian antara kebudayaan dan lingkungan.
Para Gandrung yang terdiri dari anak-anak muda, dikenalkan dengan pelestarian penyu saat mereka tampil di Gandrung Sewu.
“Ada seribu Gandrung yang melepas penyu. Ini sangat fantastis. Kami harap ini tidak seremonial semata. Tapi juga diharapkan bisa dalam pikiran Gandrung muda agar tetap melestarikan penyu,” ujar pria yang juga menjadi Pembina Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF).
Anas juga mengapresiasi kerja masyarakat Banyuwangi yang bersama-sama memelihara kawasan pantai. “Dulu mengebom untuk mendapat ikan, sekarang ada ratusan apartemen ikan yang ada di bawah (laut) sehingga para wisatawan bisa menyaksikan ikan,” kata Anas.
Prosesi pelepasan tukik kali ini, bukanlah yang pertama. Sebelumnya pelepasan tukik juga menjadi pembuka ajang balap sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen 2017 beberapa pekan lalu. Sebanyak 80 tukik dilepasliarkan di Pantai Cacalan.
Dengan garis pantai sepanjang 175 kilometer, Banyuwangi menjadi tempat favorit bertelurnya para penyu. Dari 7 jenis tukik yang ada di dunia, 6 jenis berada di Indonesia dan 4 diantaranya bertelur di kawasan pantai Banyuwangi.
Festival Gandrung tahun ini melibatkan 1.286 penari dari seluruh pelosok Banyuwangi Tahun ini, pertunjukan tari bertemakan “Kembang Pepe” yang menceritakan perlawanan para pejuang melawan penjajah. Festival Gandrung Sewu juga dihadiri sejumlah tamu istimewa, di antaranya istri Presiden keempat RI, KH Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid
M Riz
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: