Pesona Sangurejo, Belajar Jemparingan di Tepi Telaga, Pencak Silat di Pinggir Kali
Sleman – Sensasi salah satu Desa Wisata di wilayah Kabupaten Sleman ini tidak terdapat di tempat lain. Para tamu Desa Wisata ini bisa mendapatkan pengalaman unik yang bisa menjadi kenangan sepanjang masa.
Di Desa Wisata Sangurejo, Wonokerto, Turi, Sleman ini wisatawan bisa menikmati sensasi memanah tradisional gaya Mataraman. Dengan didampingi pemandu yang mendapat pengakuan dari Keraton Yogyakarta, wisatawan yang mencoba permainan ini bisa langsung praktik. Jemparingan di Desa Wisata Kawi Gesang Sangurejo ini ada di bawah “supervisi” KRT Ali Mustofa dan pelatih Suryadi.
Wisatawan bisa menyewa pakaian tradisional lengkap dengan blangkon atau iket gaya Jogja. Dengan pakaian tradisional gaya Jogja itu, wisatawan kemudian dipandu untuk duduk di atas tikar. Duduk dengan posisi bersila untuk laki-laki dan bersimpuh untuk yang perempuan. Posisi badan menghadap ke Selatan.
“Kalau Gaya Jogja harus menghadap ke Selatan dengan sasaran ada di sebelah Timur. Badan harus tegak karena melambangkan sikap seorang ksatria. Tidak boleh kelihatan loyo,” ujar Eko, pemandu Jemparingan Desa Wisata Kawi Gesang Sangurejo sembari memberi contoh posisi yang seharusnya.
Lokasi Jemparingan yang berada di selatan kantor Sekretariat Desa Wisata ini ada di tepi Telaga Desa atau Embung Kali Aji. Ini menambah sensasi alami. Rerimbunan pohon, air telaga yang tampak jernih, embusan angin semilir, membawa masuk ke dalam suasana desa yang nyaman dan tenteram.
Tidak hanya Jemparingan, seni tradisi beladiri pencak silat juga bisa menjadi pilihan bagi tamu. Silat tradisi Satria Tama di desa ini sudah menjadi anggota Paguyuban Pencak Silat Yogyakarta. “Selain menjadi atraksi wisata yang disuguhkan kepada para tamu, pencak silat ini juga bisa diajarkan ke tamu-tamu yang berminat,” ujar Ketua Desa Wisata Sangurejo Andi Jayaprana.
Jemparingan dan pencak silat itu, menurut Andi, hanya sebagian dari atraksi seni budaya andalan di Sangurejo. Atraksi seni budaya lainnya adalah Badui, keroncong, Tari Ramayana dan hadroh.
Tamu di Desa Wisata Sangurejo ini kebanyakan komunitas, pelajar, organisasi pemuda dan mahasiswa. Di catatan kas Desa Wisata terlihat komunitas mobil Suzuki pernah datang sebanyak 350 mobil, klub Zebrakarta (90 mobil), SOC Suzuki (50 mobil), dan Daihatsu Charade (50 mobil). Dari sekolah tercatat SMK Tempel (160 peserta), SMP Muhammadiyah 1 Sleman (200 orang). Lalu Makrab UIN Sunan Kalijaga Jogja (100 org), UNY (300 org), AKRB (150 org), UWMY (120 org), dan sebagainya. Mahasiswa dari UIN dan AKRB menjadi tamu yang berulang di Desa Wisata ini.
Desa Wisata ini juga pernah menjadi tempat berkumpulnya 1.000 suporter PSS Sleman melakukan aksi bersih desa. Lapangan yang luas dengan joglo dan panggung terbuka, menjadi tempat yang pas bagi para anak muda berkumpul.
Mereka bisa mendirikan tenda di tanah lapang di tepian Embung atau menginap di homestay yang terus dikembangkan. “Sekarang masih 8 rumah yang siap menjadi homestay. Daya tampungnya bisa 100 orang,” urai Andi.
Ketersedian homestay yang masih sedikit bisa dipahami karena desa wisata ini baru berdiri setahun yang lalu. Kendati begitu, progres perkembangannya cukup baik. Desa wisata yang di usia 9 bulan menjadi pemenang kedua Festival Desa Wisata Kabupaten Sleman 2016 untuk kategori Tumbuh ini, kini telah masuk menjadi kategori Berkembang.
Penamaan Kawi Gesang mengacu pada posisi wilayah ini. Kawi Gesang singkatan dari Kampung Wisata Gerbang Sangurejo. “Diilhami dari nilai filosofis Kawiwitan Gesang atau awal kehidupan. Kami mengajak masyarakat di sini untuk mengenali potensi yang ada. Kami yang awalnya bernama Kampung Wisata, mengikuti branding keseragaman Forum Desa Wisata Kabupaten Sleman menjadi Desa Wisata. Lengkapnya Desa Wisata Kawigesang Sangurejo,” tambah Andi.
Mengambil nama Gerbang karena Sangurejo merupakan dusun paling Selatan dari Desa Wonokerto. “Kami mencita-citakan mampu menjadi gerbang masuk untuk kemajuan,” tegas pria yang menyandang gelar sarjana psikologi ini.
Komitmen kemajuan Desa Wisata Sangurejo pun sudah dimasukkan dalam prioritas pengembangan obyek dan fasilitas wisata. Hasil Musrenbang Desa Wisata 2017, menegaskan adanya pembangunan brand kawasan sebagai spot selfie yang dibangun Desember 2017 ini. Juga penambahan kamar mandi sebagai amenitas baru untuk wisatawan.
“Kemudian pada Kompleks Gondang, ada di tengah kampung, ada pembuatan Taman Air Gondang. Kami launching saat ulang tahun kedua, Maret 2018. Kami juga sedang membangun perengan sungai sebagai panggung yang atraktif. Sehingga program Susur Sungai lebih atraktif. Panggung di atas sungai ini juga untuk pentas pencak silat,” jelas Andi menunjukkan rencana lokasi pembangunan.
Dengan pengembangan obyek wisata ini, berbagai paket wisata yang telah berjalan selama ini akan semakin keren. Outbond, treking sungai, fun games, wisata Salak Pondoh maupun workshop seni budaya makin mengasyikkan.
Dengan keberadaan Desa Wisata Sangurejo ini, Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan Kecamatan Turi menyumbang satu lagi destinasi wisata bagi Kabupaten Sleman. “Terus bertambahnya Desa Wisata di Sleman adalah bentuk komitmen Pemkab Sleman untuk mendukung penuh dan memfasilitasi keberadaan Desa Wisata dalam upaya mendongkrak potensi lokal,” tegas Sri Purnomo.
Memanah memang menjadi atraksi yang cukup mengundang perhatian wisatawan. Ini juga sedang dilakukan sebagai atraksi terbaru Pasar Karetan #RadjaPendapaCamp di Duaun Segrumung, Meteseh, Boja, Kendal, 12 November 2017 nanti.
“Panahan jika berdiri sendiri sebagai sport, tidak akan banyak mengundang perhatian publik. Tetapi kalau sport itu digabung dengan tourism, akan menjadi satu kekuatan atraksi yang menyenangkan. Travellers itu kan suka experiences, dan archery penuh dengan sensasi jika dipraktikkan,” tandasnya.
Ping
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: