Connect with us

Pilkada Serentak, 56 Pasangan Cagub dan Cawagub Bertarung di 17 Provinsi

Pilkada Serentak di tahun politik 2018(Foto Ilustrasi: tribunnews.com)

Jakarta – Seiring memasuki tahun politik 2018, ditandai dengan beramai-ramainya para bakal calon (balon) gubernur dan wakil gubernur peserta pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2018 mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) di 17 provinsi. Belum lagi para balon bupati dan walikota, yang Januari ini juga mendaftar ke KPU di berbagai daerah.

Dari data yang masuk ke berbagai KPUD, sejak Senin (8/1/2018) hingga Rabu (10/1/2018), diketahui ada sebanyak 56 pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) telah mendaftarkan diri. Mayoritas bakal calon kepala daerah diusung oleh partai politik meskipun ada pula kandidat independen.

Kendati begitu, terdapat satu pasangan balon gubernur dan wakil gubernur yang tertunda pendaftarannya di KPUD Maluku Utara. Pasalnya,  pasangan Abdul Gani Kasuba-Mohammad Al Yasin Ali ditinggalkan salah satu partai politik pengusungnya. Salah satu partai pengusung, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dianggap telah lebih dahulu mendaftarkan Burhan Abdurahman-Ishak Jamaluddin.

Terlepas dari persoalan di KPUD Maluku Utara, setelah tahap pendaftaran, KPU akan meneliti berkas pendaftaran bakal calon kepala daerah. Selang 30 hari kemudian, para kandidat yang lolos verifikasi bakal ditetapkan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur.

Pilkada 2018

 

Berikut 56 pasangan balon gubernur dan wakil gubernur yang telah mendaftarkan diri hingga hari terakhir, termasuk satu pasangan di Maluku Utara yang registrasinya masih ditunda.

 

Provinsi

Balon Gub dan Wagub

Parpol Pengusung

Sumut Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah Golkar, Hanura, PKS, Nasdem, Gerindra, PAN
  Jopinus Ramli Saragih-Ance Selian Demokrat, PKB, PKPI
  Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus PDIP, PPP
     
Riau Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno PDIP, Golkar, Hanura
  Firdaus-Rusli Effendi Demokrat, PPP
  Lukman Edy-Hardianto PKB, Gerindra
  Syamsuar-Edy Nasution PAN, PKS, Nasdem
     
Sumsel Dodi Reza Alex Noerdin-Giri Ramanda Kiemas PDIP, Golkar, PKB
  Ishak Mekki-Yudha Pratomo Demokrat, PPP, PBB
  Herman Deru-Mawardi Yahya Nasdem, Hanura, PAN
  Aswari Riva’i-Muhammad Irwansyah Gerindra, PKS
     
Lampung Herman Hasanusi-Sutono PDIP
  Ridho Ficardo-Bachtiar Basri Demokrat, Gerindra, PPP
  Mustafa-Ahmad Jajuli Nasdem, PKS, Hanura
  Arinal Djunaidi-Chusnunia Chalim Golkar, PKB, PAN
     
Jawa Barat Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan PDIP
  Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi Golkar, Demokrat, PAN
  Sudrajat-Ahmad Syaikhu Gerindra, PKS
  Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum PPP, PKB, Nasdem, Hanura
     
Jawa Tengah Ganjar Pranowo-Taj Yasin PDIP, Golkar, Demokrat, PPP, Nasdem
  Sudirman Said-Ida Fauziyah PKB, Gerindra, PKS, PAN
     
Jawa Timur Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno PKB, PDIP, PKS, Gerindra
  Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak Demokrat, Golkar, PPP, Nasdem, Hanura, PAN
     
Kalbar Karolin Margret Natasa-Suryadman Gidot PDIP, Demokrat, PKPI
  Milton Crosby-Boyman Harun Gerindra, PAN
  Sutarmidji-Ria Norsan Golkar, Nasdem,PKS, Hanura, PKB
  Kartius-Pensong Independen
Kaltim Andi Sofyan Hasdam-Nursyirwan Ismail Golkar, Nasdem
  Rusmadi-Safaruddin PDIP, Hanura
  Syaharie Ja’ang-Awang Ferdian Hidayat Demokrat, PPP, PKB
  Isran Noor-Hadi Mulyadi Gerindra, PKS, PAN
     
Bali I Wayan Koster-Tjok Oka Artha Sukawati PDIP, Hanura, PAN, PKPI, PPP, PKB
  Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta PDIP, Hanura, PAN, PKPI, PPP, PKB
     
NTB Suhaili Fadil Thohir-Muhammad Amin Golkar, PKB, Nasdem
  Zulkiflimansyah-Siti Rohmi Djalilah Demokrat, PKS
  Ahyar Abduh-Mori Hanafi PDIP, Gerindra, PPP, PBB, PAN
  Mochamad Ali-Lalu Gede Muhammad Ali Independen
     
NTT Viktor Laiskodat-Josef A. Nae Soi Golkar, Nasdem, Hanura
  Marianus Sae-Emilia J. Nomleni PDIP, PKB
  Benny K. Harman-Benny A. Litelnoni Demokrat, PKS, PKPI
  Esthon L. Foenay-Christian Rotok Gerindra, PAN
     
Sulsel Nurdin Halid-Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar Golkar, Nasdem, Hanura, PKB, PKPI
  Nurdin Abdullah-Sudirman Sulaiman PDIP, PKS, PAN
  Agus Arifin Nu’mang-Tanribali A. Lamo Gerindra, PPP, PBB
  Ichsan Yasin Limpo-Andi Musakkar Independen
     
Sulawesi Tenggara Rusda Mahmud-Sjafei Kahar Demokrat, PPP, PKB
  Asrun-Hugua PAN, PDIP, PKS, Hanura, Gerindra
  Ali Mazi-Lukman Abunawas Golkar, Nasdem,
     
Maluku Utara Burhan Abdurahman-Ishak Jamaluddin Nasdem, Hanura, Demokrat, PBB, PKB, PKPI
  Muhammad Kasuba- Madjid Husen PKS, Gerindra, PAN
  Abdul Gani Kasuba- Mohammad Al Yasin Ali PDIP, PKPI
  Ahmad Hidayat Mus-Rivai Umar Golkar, PPP
     
Maluku Said Assagaff-Anderias Rentanubun Golkar, PKS, Demokrat
  Murad Ismail-Barnabas Orno PDIP, Gerindra, Nasdem, PKB, Hanura, PKPI, PPP, PAN
     
Papua Lukas Enembe-Klemen Tinal Demokrat, Golkar, Nasdem, PKS, Hanura, PAN, PPP, PKPI, PKB
  John Wempi Wetipo-Habel Melkias Suwae PDIP, Gerindra
     

M Riz

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya