Powell Resmi Ditunjuk Trump Menggantikan Yellen sebagai Gubernur The Fed
Jakarta – Gubernur The Federal Reserve (The Fed), Jumat (3/11/2017) diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dalam pengumuman itu, Trump menunjuk Jerome Powell sebagai Gubernur baru The Fed menggantikan Janet Yellen yang masa jabatannya akan berakhir pada Februari 2018.
Saat ini, Powell, masih bertindak sebagai anggota Dewan Gubernur bank sentral AS itu, disebut disegani oleh sesama pembuat kebijakan The Fed maupun para anggota Kongres AS atas penilaian dan kecerdasannya.
Pertimbangan Trum menunjuk Powell, karena ia dinilai sebagai sosok berpengalaman di bidang ekuitas swasta, yang berkenan melanjutkan langkah penaikan suku bunga secara bertahap dan sejalan dengan keinginan Gedung Putih untuk melonggarkan aturan finansial.
“Jay (panggilan akrab Powell) akan memberikan pengalaman luas di sektor swasta berikut perspektif dunia nyata kepada pemerintahan kita,” jelas Trump dalam pengumumannya di White House Rose Garden, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (3/11/2017).
“Karena itu, dia mengerti apa yang diperlukan agar ekonomi kita tumbuh, dan sama pentingnya, dia mengerti apa yang benar-benar mendorong kesuksesan Amerika,” ujar Trump.
Jika penunjukan Powell dikukuhkan oleh pihak Senat, pria berusia 64 tahun itu akan menggantikan Yellen yang telah menaikkan biaya pinjaman sebanyak empat kali mulai akhir 2015 dan baru saja memulai mengurangi neraca The Fed senilai US$4,5 triliun.
Meskipun Trump berulang kali memuji pencapaian Yellen dalam beberapa bulan terakhir serta memberinya kredit yang sangat baik, Trump memilih untuk tidak mencalonkan Yellen kembali. Masa jabatan empat tahun Yellen pun akan berakhir tahun depan.
“Wanita hebat yang telah melakukan pekerjaannya dengan hebat,” ungkap Trump tentang Yellen pada kesempatan yang sama.
Trump mengaku, mendukung upaya Yellen untuk mempertahankan tingkat suku bunga yang rendah, dan penunjukannya atas Powell mencerminkan hal itu. Powell dinilai sebagai sosok yang dapat bekerja sama dengan baik dalam sebuah tim dan mendukung langkah yang diambil Yellen dalam hal kebijakan moneter.
Powell disebut berjanji, untuk melakukan segalanya dalam pemerintahan Trump demi mencapai mandat ganda The Fed yakni tingkat pengangguran rendah dan inflasi rendah.
Kebijakan Trump, beberapa kali mengacu pada kondisi ekonomi dan pasar saham yang telah mencapai rekor dalam beberapa bulan terakhir. Dia tidak menunjukkan kecenderungan, bahwa dia menginginkan langkah penaikan suku bunga yang cepat.
Sejalan dengan dukungannya mempertahankan suku bunga rendah, Trump menyerukan untuk mengurangi aturan finansial. Penasihat Gedung Putih pun, mendorongnya untuk memilih pemimpin Fed yang mendukung agenda tersebut.
M Riz
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: