Presiden Jokowi Beri 4 Nasihat kepada Kahiyang-Bobby
Medan – Dibalut meriahnya pesta adat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menyampaikan nasihat pada kedua pengantin baru Kahiyang Ayu Siregar dan Bobby Nasution seperti yang dilakukan para tetua adat dan raja-raja yang sebelumnya memberi wejangan.
Kepada putri dan menantunya itu, Jokowi pun memberikan empat nasihat. Pertama, ia meminta agar sang putri Kahiyang dan suaminya Bobby selalu melimpahkan suasana kasih sayang. Ia menuturkan bahwa kasih sayang bisa membawa segala hal yang positif.
“Kasih sayang membawa kesatuan. Kesatuan membawa kebaikan bersama. Selanjutnya, ada beberapa hal yang perlu ananda berdua perjuangkan,” ujar Jokowi, saat puncak pesta adat di Komplek Hijau Bukit Regency (HBR) Jalan Setia Budi, Kota Medan, Sumatera Utara, Sabtu (25/11).
Kasih sayang yang dimaksud pun disertai menjaga sopan santun. Hal itu. lanjut Jokowi, menyeluruh baik kepada keluarga, masyarakat, bahkan antara keduanya. “Harus menjaga sopan santun. Jika tidak ada sopan santun, maka malapetaka akan datang,” jelas dia.
Kedua, Kahiyang dan Bobby harus menjunjung tinggi nilai kebaikan. Jadi tak cuma perilakunya, tapi Jokowi mengingatkan agar keduanya baik secara lisannya. “Manis bukan hanya di mulut, tapi juga di hati. Kebaikan yang dilakukan dengan sepenuh hati,” ujar Jokowi.
Ketiga, kata Jokowi, Kahiyang-Bobby harus peka terhadap lingkungan sekitar. Dalam artian, sudah menjadi kewajiban membantu siapa pun yang sedang ditimpa kesusahan. “Jika ada kemalangan, walaupun tidak diundang, kita wajib datang dan menolong. Jika ada kegembiraan, kita hanya wajib datang jika diundang,” sambung mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Lalu yang keempat dan terakhir, baik Kahiyang dan Bobby, harus terus menabung setiap kebaikan yang dilakukan itu. Sebab pada akhirnya, tegas Jokowi, nasib positif akan dengan mudah mengalir dari Tuhan. “Kalau kita banyak menanam, maka kita akan banyak menuai hasilnya. Banyak-banyaklah berbuat kebaikan agar ananda banyak memetik kebaikan,” Jokowi menandaskan.
Tak cuma itu, jalannya prosesi puncak sendiri begitu bermakna. Kahiyang yang berdandan layaknya putri raja Tapanuli Selatan dengan pakaian adat berwarna merah berjalan menuju sungai buatan yang disiapkan oleh panitia acara. Sungai buatan ini disediakan lantaran lokasi acara ini jauh dari sungai yang sesungguhnya.
Prosesi ini disebut Tu Tapian Raya Na Martua. Di belakang Kahiyang, ada Bobby Nasution yang juga berpakaian adat Tapanuli Selatan. Dalam prosesi ini, keduanya disahkan menjadi suami istri. Nah, saat berjalan, Kahiyang membawa berbagai dedaunan kas Tapanuli Selatan. Dedaunan ini sebagai simbol seseorang telah melepas masa lajang dan memasuki masa berkeluarga.
Sampai di lokasi air mancur yang didesain layaknya sungai, tetua adat memberikan nasihat dan menjelaskan arti dari ritual tersebut. Mereka kemudian diperciki air menggunakan daun. Ditutup dengan kalimat Horas, prosesi itu menjadi simbol keduanya telah resmi meninggalkan masa lajang.
Di masa lalu, prosesi itu dilaksanakan di tepian sungai. Dengan arti menghanyutkan masa lajang, mereka kemudian dianggap sudah menjadi orangtua dan sah sebagai suami istri. Menurut tetua yang memimpin upacara ini, Kahiyang harus dibawa ke tapian untuk menghanyutkan masa gadisnya. Upacara ini wajib dilakukan untuk pengantin Tapanuli Selatan meski Kahiyang dan Bobby sendiri telah resmi menikah di Solo beberapa waktu lalu.
Dari tapian, Kahiyang dan Bobby juga membawa 7 buah batu dari tepian sungai itu.
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: