Presiden Jokowi Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW Bersama Anak Yatim di Istana Bogor
Bogor – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menitipkan pesan agar senantiasa mengajarkan anak-anak untuk meneladani Rasullullah yang berwatak mulia, lemah lembut, jujur, santun, dan amanah. Hal itu disampaikan Jokowi dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 H di Istana Bogor, Kamis (30/11).
“Kita harus mengajarkan kepada anak-anak kita untuk meneladani Rasulllah yang uswatul hasanah, yang berwatak mulia, yang lemah lembut, jujur, amanah, santun, dan yang selalu menyampaikan kebenaran,” kata Jokowi, Bogor, Kamis (30/11).
Peringatan Maulid Nabi 1439 Hijriah di Istana Bogor, Presiden Jokowi mengundang Habib Jindan bin Novel bin Salim Jindan dari Yayasan Al Fachriyah, Tangerang, Banten. Habib Jindan bertausiah dengan tema ‘Moderasi Dakwah Nabi Muhammad SAW dalam Mewujudkan Harmoni Kehidupan’.
“Nabi menjawab, dalam situasi perang, ‘saya diutus Allah bukan untuk jadi tukang caci maki. Aku, walaupun perang, diutus untuk memberi rahmat’,” kata Habib Jindan.
Presiden Joko Widodo didampingi Menko Wiranto dan Menag Lukman Hakim Saifuddin duduk di barisan paling depan. Mengikuti di belakangnya adalah anak-anak yatim dari berbagai pondok pesantren.
Hadir pula para duta besar dari negara sahabat. Sejumlah menteri Kabinet Kerja hingga Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto pun hadir.
“Allah menyatakan, ‘sesungguhnya dengan rahmat Allah engkau bersikap lemah lembut’,” imbuh Habib Jindan. Menurut dia, Nabi Muhammad SAW selama berdakwah selalu mendapat halangan dari para penolaknya. Tetapi hal itu bahkan tak membuat Rasulullah berlaku kasar kepada mereka.
Bahkan, kata Habib Jindan, Nabi Muhammad selalu berpesan kepada panglima perangnya untuk tidak mengejar musuh yang sudah berpaling. Sementara bila musuh menyerang, jangan pula langsung menyerang. “Ajak mereka dalam agama Islam. Tawarkan mereka ajaran Islam hingga mereka berhenti memerangi kita,” kata Habib Jindan.
“Nabi Muhammad selalu bertutur kata lembut dan memiliki suara yang merdu,” lanjut Habib Jindan. Sehingga dirinya tak pernah mencaci orang lain.
“Agama Islam tidak dibela dengan cacian, makian. Agama Islam dibela dengan rahmat, kasih sayang dan kegigihan,” tutur Habib Jindan pula.
Habib Jindan: Agama Islam tidak dibela dengan cacian, Agama Islam dibela dengan rahmat, kasih sayang, dan kegigihan.
Sementara menurut Habib Jindan, masih ada orang yang berdalih mengamalkan ‘amar maruf nahi munkar’ dan membuat mereka mencaci maki. Namun itu disebut Habib Jindan merupakan hal salah. “Kita harus melakukan amar maruf dengan cara yang maruf, menyampaikan kebaikan dengan cara yang baik. Juga nahi munkar dengan cara yang maruf. Bukan melakukan amar maruf dengan cara yang munkar,” ujar Habib Jindan.
Misi Kenabian
Dalam acara Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut, Presiden Jokowi mengundang sejumlah anak yatim dan piatu dari sejumlah pesantren.
Pada kesempatan itu juga, Presiden Jokowi menyampaikan tentang misi kenabian yang terbagi menjadi dua, yaitu untuk individu maupun sosial. Pasalnya, dalam misi sosial biasanya akan dicapai dengan bersikap yang adil.
“Mari kita sama-sama berlaku adil, menghormati hak orang lain, menghormati hukum dan menjaga penegakan hukum,” kata Jokowi.
Untuk bidang ekonomi yang kaya harus membantu yang miskin. Olehnya itu, Pemerintah memiliki program Bank Wakaf Mikro, Kredit Usaha Rakyat, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan Program Keluarga Sejahtera.
Sementara itu, Jokowi juga menceritakan tentang keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam membangun Kota Madinah yang menjunjung keadilan dan toleransi.
“Piagam Madinah merupakan terobosan besar toleransi dan persaudaraan. Madinah adalah bukti dari keadilan, bukti penghormatan dan penegakan hukum masyarakat sebelumnya yang dipenuhi konflik berkepanjangan, kemudian menjadi masyarakat yang faham dan taat hukum yang menjaga kepentingan bersama,” terang Jokowi.
Di akhir acara, Presiden Jokowi pun membagikan bingkisan kepada para anak-anak yaim dan piatu tersebut sembari berpesan kepada bahwa, “Jangan lupa belajar ya. Terus belajar,” kata Jokowi.
Nyong Syarief
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: