Connect with us

Presiden Tegaskan Pentingnya Dana Abadi Pendidikan untuk Investasi Jangka Panjang Penerus Bangsa

Presiden Joko Widodo saat berbicara soal Pagu Indikatif 2018 di Istana Bogor(Biro Pers Setpres)

Bogor – Selasa, 4 April 2017, Presiden Joko Widodo mengumpulkan seluruh jajarannya untuk berbicara soal Pagu Indikatif 2018. Dalam pembahasan saat itu, Kepala Negara salah satunya menginstruksikan kementerian terkait untuk membentuk dana abadi pendidikan. Ia menekankan bahwa dana abadi pendidikan merupakan investasi jangka panjang bagi anak dan cucu kita.

Terkait hal tersebut, hari ini, Rabu, 27 Desember 2017, Presiden Joko Widodo kembali membahas soal dana abadi tersebut. Ia menekankan bahwa dana abadi pendidikan yang telah dialokasikan itu akan terus meningkat di masa mendatang.

“Saya ingin menekankan bahwa investasi sumber daya manusia sangatlah penting untuk menyiapkan Indonesia menjadi negara yang kompetitif dan maju. Dana abadi pendidikan kita telah mencapai lebih dari Rp31 triliun dan akan terus meningkat di tahun-tahun yang akan datang,” ujarnya mengawali rapat terbatas tindak lanjut program dana abadi pendidikan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Tak lama lagi, pemerintah akan memfokuskan perhatiannya pada peningkatan dan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Dana abadi pendidikan ini merupakan salah satu instrumen bagi pemerintah untuk mewujudkan kualitas SDM Indonesia yang unggul.

“Ini bisa menjadi sebuah jembatan untuk memperbaiki kualitas SDM Indonesia hari ini dan di masa-masa ke depan. Untuk itu, dana abadi pendidikan ini harus dikelola secara tepat, produktif, terukur, dan jelas manfaatnya bagi peningkatan kualitas SDM bangsa kita,” tuturnya.

Sebagai langkah awal, Kepala Negara meminta jajarannya untuk mulai mendesain pemanfaatan dana abadi ini melalui program beasiswa. Ia meminta agar seluruh warga negara Indonesia dari Sabang hingga Merauke memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh beasiswa tersebut.

“Penerima beasiswa yang harus mencerminkan masyarakat Indonesia yang majemuk, yang menjaring putra-putri terbaik dari seluruh pelosok Tanah Air,” ujarnya.

Selain itu, Kepala Negara juga menginstruksikan agar bidang studi yang nantinya akan didalami oleh para penerima beasiswa dana abadi pendidikan merupakan bidang studi yang benar-benar dibutuhkan Indonesia saat ini dan di masa-masa mendatang.

“Jangan asal mengirim ke luar negeri, harus ada pemetaan di bidang-bidang strategis apa yang kita sekarang ini tertinggal,” ia menambahkan.

Lebih lanjut, dana abadi pendidikan ini diharapkan tidak hanya digunakan untuk beasiswa semata. Presiden meminta agar sebagian dari dana tersebut disisihkan untuk membiayai penelitian-penelitian yang dilakukan putra-putri bangsa.

“Yang berkaitan dengan pangan dan energi, mengantisipasi disrupsi teknologi, pengembangan digital ekonomi, dan riset-riset produktif lainnya. Syaratnya satu, hasil riset jangan menumpuk di perpustakaan,” tuturnya.

Tak kalah pentingnya, Presiden Joko Widodo juga sadar bahwa SDM Indonesia yang saat ini telah terjun ke dunia industri juga masih memerlukan peningkatan kapasitas. Untuk itu, ia juga berharap agar dana abadi pendidikan mampu menyentuh sektor ketenagakerjaan.

“Dana abadi pendidikan juga seharusnya bisa menyentuh sektor ketenagakerjaan kita yang saat ini mayoritas lulusan SD dan SMP. Saya minta dikalkulasi jika program beasiswa bisa diberikan kepada para pekerja untuk meningkatkan keterampilannya sehingga mereka lebih profesional dan memiliki keahlian yang baik,” ucapnya.

 

Ping

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya