Produk UMKM Indonesia Laris di Ekuador
Cuenca – Sesuai target, produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asli Indonesia ternyata laris manis di Pameran Centro Interamericano de Artesanias Artes Pupulares (CIDAP) di Cuenca, Ekuador, Amerika Selatan. Dalam Pameran Pusat Kerajinan dan Kesenian Populer AntarAmerika tersebut, produk Indonesia yang laku terbanyak berupa kain batik, kain tenun, kerajinan patung, dan sebagainya.
“Pameran baru dua hari dibuka, 70 persen produk kita yang dipasarkan di stand Indonesia ludes terjual,” kata Ketua Promosi Rombongan UMKM Indonesia, Candra Saputra, lewat sebuah keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (19/11).
Chandra didelegasikan menjadi koordinator pengusaha UMKM asal Indonesia yang jumlahnya mencapai 17 orang. Dari jumlah tersebut, 11 orang berasal dari Kabupaten Pemalang, Pekalongan, dan Batang
Ia didelegasikan menjadi koordinator pengusaha UMKM asal Indonesia yang terdiri dari 17 orang, yaitu 11 orang dari Kabupaten Pemalang, Pekalongan, dan Batang, serta 6 orang dari Bandung, Jawa Barat.
Dalam pameran di Ekuador itu delegasi Indonesia diberi ruang seluas 190 meter persegi terdiri dari 2 lantai. Ruang itu untuk memberikan informasi tentang seni dan budaya dari semua wilayah Indonesia.
Selain itu juga untuk memberikan sekaligus mendapatkan barang-barang seni seperti kain batik, kain tenun, patung kayu, wayang golek dan lainnya. Dengan demikian diharapkan para pengunjung memperoleh informasi tentang Indonesia lebih lengkap.
Indonesia juga memperoleh lima booth untuk bazar dengan ukuran 4×4 meter persegi. Masing-masing booth digunakan untuk memasarkan beraneka produk UMKM dari Pemalang, Pekalongan, Batang, dan Bandung. Di antaranya seperti kain batik, sarung goyor, kerajinan patung kayu, kerajinan kulit, wayang golek, aksesoris, hingga kuliner khas Indonesia seperti nasi goreng dan bakso.
“Meskipun baru pertama kali mengikuti pameran berskala internasional di Ekuador, namun momen ini harus dimanfaatkan dengan baik dan maksimal untuk mempromosikan kekayaan seni dan budaya Indonesia,” kata Candra.
Ditunjuknya Candra sebagai ketua delegasi merupakan amanah dari Anggota Komisi VI DPR RI F-PAN Andriyanto Johan Syah selaku penanggung jawab acara tersebut dan juga permintaan dari para pelaku UMKM agar menjadi ketua delegasi ke Ekuador.
“Alhamdulillah saya mendapat kepercayaan untuk menjadi koordinator delegasi Indonesia dalam mempromosikan produk UMKM dan potensi kekayaan Indonesia di Ekuador. Mudah-mudahan apa yang saya lakukan bisa ikut memajukan potensi yang ada,” ungkap Candra yang sekarang menjabat Wakil Ketua DPD Partai Amanat Nasional.
Selama di Ekuador tugas yang diemban Candra yaitu memperkenalkan sekaligus memasarkan produk Indonesia. Banyak warga Ekuador yang belum mengenal produk-produk hasil UMKM dari Tanah Air.
Pameran ini yang juga bertema “Wonderful Indonesia” ini pun sampai menarik perhatian Ibu Negara Ekuador, Madame Rocio Gonzalez de Moreno. Ia bahkan tertarik belajar membatik dan tak sungkan meminta ilmu dari salah seorang pembatik asal Pemalang, Sri Pujiati.
Termasuk juga para pengunjung lainnya tak menyiakan kesempatan untuk mengenal lebih dalam pada batik yang ternyata sudah cukup sering mereka lihat dan dengar. Pameran ini sendiri akan berlangsung hingga 1 Desember mendatang dari sebulan penuh rangkaian festival.
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: