Ratna Sarumpaet Nyinyir Lagi, Pendukung Jokowi-Maruf Amin Tetap Mendoakannya
Jakarta – Masih hangat dalam ingatan bagaimana Presiden Joko Widodo dua hari lalu mengajak semua insan untuk menjalani demokrasi dengan hati gembira. Tapi tidak bagi Ratna Sarumpaet yang memilih langsung menyerang pasangan Jokowi-Maruf Amin. Meski Ratna Sarumpaet nyinyir lagi, pendukung Jokowi-Maruf Amin tetap mendoakannya.
Belum sepekan usai Jokowi memutuskan kembali mencalonkan diri jadi presiden untuk periode kedua, Ratna sudah melayangkan serangan pertama untuk petahana. Ia memanfaatkan media sosial untuk mengutarakan pendapat pibadinya dengan menyinggung pemerintahan.
Aktivis tersebut, melalui akun Twitter miliknya, @RatnaSpaet, ia mengunggah sejumlah foto Jokowi dan Maruf Amin, yang disertai komentar berisi kritik. Ya, tak cuma Jokowi yang notabene Kepala Negara, Maruf Amin pun tak luput dari kritik pedasnya.
Baca Juga:
- Polisi Mulai Petakan Potensi Konflik di Pilpres 2019
- Andi Arief: Informasi Mahar Rp500 M Diketahui Elite Demokrat dari Fadli Zon
- Prabowo Diminta Tak Memakai Isu Agama Dalam Kampanyenya
Kamis (9/8) lalu, misalnya, Ratna mengunggah meme foto Maruf Amin dengan judul “menolak lupa fatwa MUI”. Di sana ada bidik layar artikel berjudul “Perku Disebarkan, Fatwa MUI: Pemimpin Ingkar Janji Boleh Tak Ditaati, dan Jangan Dipilih Kembali.”
Sebagai keterangan meme itu, Ratna Sarumpaet lantas menuliskan, “Politik boleh apa saja. Boleh lupa, boleh bohong, boleh munafik, bahkan boleh secara sadar menyakiti rakyat yang seharusnya ia lindungi.”
Belum puas, Ratna Sarumpaet juga mengunggah meme Jokowi tengah menggandeng tangan Maruf Amin yang bertuliskan “Jokowi -Maruf Amin, Umara-Ulama untuk Indonesia Maju.”
“Tidak sampai hati rasanya menyaksikan ulama digadang-gadang seperti ini, ditunggangi semata demi ambisi kekuasaan,” tudingnya. Ratna lewat cuitannya, menuding Joko Widodo memanfaatkan Maruf Amin tanpa tujuan selain menguasai negara.
Spontan saja pendapat pribadi Ratna Sarumpaet itu mendapat kritik dari warganet. Salah satunya dari akun @Pramana04503402, yang menuliskan, “Kebencian ibu sama Jokosi sudah terlalu dalam. Jadi, siapapun yang mendampingi Pak Jokowi dan apapun yang dilakukannya pasti tidak ada benarnya di mata ibu.”
Ratna Sarumpaet lantas membalas kritikan warganet tersebut. Ia menuliskan, “Saya tidak punya alasan membenci @jokowi. Aku marah pada orang-orang yang memanfaatkan ketidakmampuannya memimpin RI; marah kepada banyaknya orang kayak kamu @pramana04503402, yang tidak cukup cerdas untuk mampu melihat kehancuran RI di bawah pemerintahannya yang gagal total.”
Tidak sampai di situ saja, khusus Maruf Amin, Ratna dengan tegas menilai Ketua MUI itu sudah tidak produktif.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: