Atiqah Pernah Sebut Ratna Sarumpaet Penjahat Bangsa
Jakarta – Terungkapnya kebohongan Ratna Sarumpaet benar-benar mengecewakan banyak pihak. Nama besar pendukung Prabowo Subianto ini pun makin hancur di mata publik. Bahkan anaknya sendiri, Atiqah Hasiholan, pernah menyebut Ratna penjahat bangsa.
Sebutan penjahat bangsa dari Atiqah diutarakan bukan pada saat Ratna melakukan kebohongan publik baru-baru ini. Atiqah memberi julukan itu lantaran ibunya pernah ditahan terkait makar pada 1998.
Soal sebutan dari Atiqah itu malah diceritakan langsung oleh Ratna sendiri. Tepatnya dua tahun lalu, yang diambil dari akun YouTube Tonightshownet pada 21 September 2015, Ratna bercerita di hadapan publik.
Baca Juga:
- Soal Hoaks Ratna Sarumpaet, Erick Thohir Pastikan TKN Tak Ikut Campur
- Ratna Sarumpaet Ogah Kembalikan Rp70 Juta Uang Perjalanan ke Cile
- Mahfud Nilai Penetapan Tersangka Ratna Sudah Tepat
Saat itu, Ratna diberi pertanyaan tentang kenakalan remaja Atiqah Hasiholan. Ratna pun menceritakan jika sejak remaja, anak keempatnya ini tidak tinggal bersamanya.
“Remaja itu kan mulai SMP ke atas ya, pada saat itu Atiqah sudah tidak sama saya, dia di Australia,” cerita Ratna Sarumpaet.
Nah, ada sebuah momen yang paling diingat Ratna Sarumpaet dari pernyataan putrinya. Pernyataan yang entah kenapa jadi terkesan terbukti di masa sekarang.
“Ada satu momen yang sangat bikin aku gemas, cemas, sedih dan bahagia. Waktu aku ditangkap dulu, dia malah neleponnya, eh penjahat bangsa kok ketangkap,” ucap Ratna.
Mendengar cerita dari ibunya tersebut, Atiqah pun ikut tertawa.
Seperti diketahui, baru-baru ini, Ratna semakin tegas dibenci publik karena kelakuannya sendiri. Ia telah membohongi negara dengan mengaku menjadi korban pengeroyokan di sekitar bandara Husein Sastranegara Bandung pada 21 September.
Namun pada Rabu (3/10), Ratna akhirnya mengakui jika kejadian tersebut hanya karangan belaka. Ratna malah mengenalkan dirinya sebagai pencipta hoaks terbaik.
Meski telah meminta maaf dan menyesalinya, namun proses hukum Ratna Sarumpaet sampai sekarang terus berjalan. Ratna ditangkap polisi pada hari Kamis (4/10) saat dirinya hendak meninggalkan Indonesia di Bandara Soekarno Hatta.
Sang ibu dari Atiqah ini terancam hukuman 10 tahun penjara atas kasus berita kebohongan atau hoaks yang meresahkan bangsa.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: