Connect with us

Reaksi Pebalap MotoGP terhadap Marquez vs Rossi

Marquez vs Rossi
Aksi Marquez saat menyalip Rossi di Argentina.(MotoGP)

Texas Pecinta MotoGP pasti masih mengingat betul aksi balapan dua minggu lalu di Rio Hondo, Argentina. Kekacauan terjadi, dari grid start yang unik, mesin motor Marquez mati, hingga aksi seruduknya yang menyebabkan Rossi tergelincir. Semua aksi itu membuat panas atmosfer di Texas, Amerika Serikat, Minggu (22/4) ini. Jilid II Marquez vs Rossi. Bagaimana reaksi pebalap MotoGP lainnya?

Beberapa pebalap bereaksi soal insiden tersebut dalam jumpa pers, Kamis (19/4). Andrea Dovizioso (Ducati) menyebut, aksi Marquez tersebut bakal berpengaruh terhadap keseluruhan kejuaraan tahun ini. Sementara, Johann Zarco (Tech3 Yamaha) mengingatkan aksi Rossi pada 2015.

Baca Juga: Valentino Rossi Berambisi Putus Rekor Marquez di Austin

Pebalap Australia, Jack Miller (Pramac Ducati) yang di seri kemarin secara mengejutkan merebut pole position, mencoba mendinginkan situasi. Pebalap berusia 23 tahun ini mengingatkan tragedi yang merenggut Marco Simoncelli beberapa tahun silam.

“Kita semua di sini balapan dan merisikokan nyawa kita dan aku pikir, fans yang saling bertengkar satu sama lain—juga pebalap yang mengambil posisi dan bertengkar, aku pikir ini memalukan dan tidak dewasa sama sekali. Mereka cukup tua dan mereka harus ingat bahwa hidup ini singkat dan kita mempertaruhkan nyawa kita di sini,” ujar Miller dalam jumpa pers di Austin, Amerika.

Race Director Harus Tegas

Aleix Espargaro (Aprilia) dan Jorge Lorenzo (Ducati) menginginkan sikap tegas dari wasit MotoGP. Ini agar pebalap bisa mengubah gaya balap dan menaruh respek pada rival lainnya.

Espargaro yang juga jadi korban Marquez mempertanyakan kegunaan black flag. Bila tak dibutuhkan, seharusnya FIM harus merevisi peraturan dan meniadakan bendera hitam.

Pernyataan sarkastis Espargaro ini dibenarkan oleh Lorenzo. Ia menilai bahwa wasit lombalah yang harus dipersalahkan lantaran tak tegas. Ia kembali mengingat ketika ia dihukum oleh Race Director karena menyeruduk Alex de Angelis pada 2005 silam. Lantaran aksi itu, ia pun tak boleh mengikuti satu balapan.

“Wasit balapan atau Race Direction harus menerapkan hukuman keras terhadap aksi seperti itu. Satu-satunya cara agar pebalap yang agresif memperbaiki sikapnya,” ujar juara dunia tiga kali itu.

Para pebalap MotoGP sepakat bahwa untuk mengurangi tensi Marquez vs Rossi dan juga aksi agresif pebalap, Rice Director sebagai wasit harus bersikap lebih tegas dan tanpa pilih-pilih. Dengan begitu, pebalap akan berpikir ulang dan menghormati para rivalnya.

Kabar baiknya, dorongan pebalap ini dijawab langsung oleh wasit MotoGP. Di sesi kualifikasi kemarin, Race Director dan panel Stewards menghukum Marc Marquez dan Pol Espargaro karena menghalangi rivalnya dengan memperlambat laju di racing line.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya