Rencana China Hentikan Pembelian Surat Utang Amerika, Dolar Langsung Rontok
New York – Pada akhir perdagangan hari Rabu, dolar AS jatuh ke level terendah enam pekan terhadap yen dan melemah atas mata uang utama, menyusul bahwa China siap untuk memperlambat atau menghentikan pembelian surat utang Amerika Serikat.
Sejumlah pejabat yang mengkaji ulang kepemilikan valuta asing China telah merekomendasikan perlambatan atau penghentian pembelian US Treasury, menurut Bloomberg News, mengutip beberapa narasumber yang mengetahui masalah ini.
Dolar menjadi 111,37 yen atau turun 1,13 persen, setelah menyentuh 111,29 yen, level terlemah sejak akhir November, demikian laporan Reuters dan Xinhua, di New York, Rabu (10/1) atau Kamis (11/1) pagi WIB.
“Jika laporan tersebut ternyata benar dan China tidak lagi melihat US Treasuries sebagai opsi yang menarik, dampaknya bisa signifikan karena negara itu merupakan salah satu pemegang surat utang Amerika terbesar,” ujar Craig Erlam, analis OANDA di London.
Indeks Dollar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, turun 0,19 persen menjadi 92,351 pada akhir perdagangan.
“China menerapkan tekanan ke pasar Treasury saat Federal Reserve segera beralih dari pembeli last resort tersebut,” tutur Boris Schlossberg, Managing Director BK Asset Management di New York.
“Dolar AS sudah sangat lemah menjelang hari ini, terlepas dari fakta bahwa data Amerika tetap kuat dan imbal hasil terus meningkat.”
Dolar AS merosot seiring langkah Bank of Japan untuk memangkas pembelian obligasi jangka panjang pemerintah (JGB), pekan ini, yang bergema di pasar mata uang. Pada perdagangan Selasa, dolar AS turun 0,39 persen terhadap yen.
Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi USD1,1963 dari USD1,1932, dan poundsterling turun ke posisi USD1,3513 dari USD1,3533 di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi USD0,7839 dari USD0,7824.
Sementara itu, kurs greenback melemah jadi 0,9778 franc Swiss dari 0,9832 franc Swiss, dan bergerak naik ke level 1,2575 dolar Kanada dari 1,2459 dolar Kanada.
J.J
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: