Connect with us

Ristekdikti: Rasio Belanja Litbang Naik Terus dalam Tiga Tahun

Menristekdikti M. NasirRistekdikti

Jakarta – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) Mohamad Nasir menyatakan bahwa rasio belanja penelitian dan pengembangan (litbang) terhadap Produk Domestik Bruto (Gross Expenditure on R&D/GERD) dalam tiga tahun terakhir meningkat dari 0,08 persen menjadi 0,25 persen. Berdasarkan hasil penghitungan kementeriannya bersama Tim LIPI, menunjukkan bahwa pada 2016 rasionya adalah 0,25 persen atau senilai Rp30,78 triliun.

“Ini naik dibandingkan sebelumnya yang 0,20 persen pada 2015,” ujar M. Nasir pada peluncuran indikator peningkatan GERD di area Indonesia Science Expo (ISE) 2017 di Jakarta, Senin (23/10) kemarin.

Ia menambahkan Kemenristekdikti akan terus memperjuangkan percepatan kenaikan GERD sampai mencapai 4,20 persen terhadap PDB pada 2040, sehingga menyamai rasio belanja Litbang Korea Selatan yang mencapai 4,23 persen pada 2015. Bahkan kenaikan ini juga terjadi pada tahun sebelumnya.

“Pada 2014, GERD Indonesia masih 0,08 persen dari PDB, lalu meningkat menjadi 0,2 persen di 2015,” katanya lagi.

Hanya saja memang, 80,97 persen dari GERD 2016 atau Rp24,92 triliun, masih berasal dari Pemerintah Pusat. Sedangkan industri manufaktur baru menyumbang 9,15 persen atau Rp2,81 triliun, Pemerintah Daerah 2,91 persen atau Rp0,89 triliun, dan perguruan tinggi mencapai 2,65 persen atau Rp0,81 triliun.

“Jadi yang perlu didorong itu bagaimana Balitbangda (Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah) bisa meningkatkan alokasi dana Litbangnya, karena baru empat persen. Selain itu, membenahi unsur Litbang yang masih kecil di lembaga Litbang dan perguruan tinggi,” imbuh Nasir.

Di samping itu, proporsi belanja Litbang berdasarkan sektor di Indonesia pada 2016 mencapai 83,88 persen. Angka ini jauh dibandingkan beberapa negara lain. Sebut saja seperti Vietnam 42,24 persen (2013), Filipina 29,73 persen (2013), Malaysia 19,56 persen (2015), Cina 16,16 persen (2015), Korea Selatan 11,74 persen (2015), Singapura 11,40 persen (2014), Amerika Serikat 11,18 persen (2015), Thailand 9,95 persen (2015) dan Jepang 7,90 persen (2015).

Maka dari itu Nasir beranggapan bahwa sektor swasta masih perlu didorong untuk bisa bekerja sama dengan lembaga litbang dan perguruan tinggi untuk meningkatkan riset.

“Kita terus coba mencari komponen untuk menurunkan bagian dari Pemerintah. Maunya sih industri langsung membiayai sekaligus memakai produk riset yang dihasilkan,” katanya.

Peningkatan GERD, tambah Nasir, sangat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah publikasi. Berdasarkan data Islamic World Science Citation, pertumbuhan publikasi ilmiah Indonesia meningkat hingga 1.567 persen pada 2017.

Novianto

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya