Sambil Menunggu Panelis, PHI Fokus Jaga Produksi Blok Mahakam
Jakarta – Setelah pengoperasiannya resmi diserahkan dari pemerintah per 1 November 2017, Pertamina pun langsung tancap gas mengejar produksi migas Blok Mahakam.
Hal ini memang menjadi tantangan bagi Pertamina. Peningkatan pengeboran dinilai penting mengingat perlunya Blok Mahakam segera berproduksi.
Sebab jika tidak, beban biaya produksi akan semakin naik karena cadangan hidrokarbon dalam sumur akan semakin menipis
Seperti pernah diutarakan Direktur Pertamina Elia Massa Manik, Mahakam mulai 2015 sudah tidak melakukan pengeboran. “Kita sadar kalau 9 sumur akan kurang, jadi kita mempercepat akselerasi untuk melakukan pengeboran di tahun 2017 ini,” ujarnya.
Ia menambahkan, demi bisa menambah sumur dan mempercepat proses drilling, pihaknya telah menyiapkan Cadangan Expenditur (Capex) pada 2018 mendatang sebesar US$700 juta. Dana ini disebutkan bisa menambah modal operasional penambahan sumur drilling. Sementara tahun ini sendiri, untuk bisa memulai proses persiapan penambahan sumur, Pertamina menyiapkan 180 juta dolar Amerika.
“Kita dapat lapangan bukan berarti langsung dapat duit, jadi musti kita dapat modal. Karena keterlambatan pengeboran di 2015-2016 ini nanti saya mau rapat, gambaran produksi sama ngebor 14 sumur di 2017 kira-kira 2018 profit produksi kita berapa. Ini sedikit gambaran ambisi ke depan,” sambungnya.
Kesiapan mengelola dan mempertahankan tingkat produksi Blok Mahakam pascapengambilalihan dari operator saat ini, Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation, pun sudah ditegaskan Direktur PT Pertamina Hulu Indonesia, Bambang Manumayoso. Ia menegaskan selama ini Pertamina tebukti berpengalaman dalam mengelola sejumlah blok migas pascaterminasi, sekaligus meningkatkan produksi migas di lapangan-lapangan tersebut.
Dalam paparannya di hadapan awak media, termasuk Fakta. News, Bambang mencontohkan ketika perusahaan mendapatkan hak kepengelolaan untuk lapangan Offshore North West Java (ONWJ) pada tahun 2009. Setelah lima tahun berjalan, blok di Pantai Utara Jawa Barat tersebut mencatatkan tren peningkatan produksi hingga 12%.
Produksi bahkan naik dari 23,1 MBOPD pada 2009, menjadi 40,3 MBOPD. Sejalan dengan pengelolaan blok West Madura Offshore (WMO) yang diambil alih dari Kodeco pada 2011. Dalam kurun waktu empat tahun, Pertamina mampu meningkatkan produksi sebesar 14%, yakni dari 13,7 MBOPD di tahun 2011 menjadi 20,3 MBOPD.
Sementara terkait rencana share holder, Pertamina tetap berpegang pada surat penugasan dari Kementerian ESDM kepada Pertamina saat overtaker Blok Mahakam. Sementara ini, Pertamina melakukan share down sebesar 30 persen dan kepemilikan saham BUMND sebesar 10 persen. Namun, tanpa harus menunggu siapa partner yang berminat untuk bergabung, Pertamina tetap jalan terus.
Bambang sendiri mengaku belum tahu-menahu siapa yang akan diajak untuk share holder. Meskipun sejauh ini sudah ada beberapa nama investor kilang seperti Inpex dan Total yang disinyalir akan ikut serta bersama Pertamina mengelola Blok Mahakam. Terbaru, Mubadala Petroleum asal Uni Emirat Arab, juga ikut disebut-sebut berkomitmen berinvestasi.
Ia menganalogikan saat ini semuanya masih dalam tahap pendekatan. “Ibarat orang pacaran, saat ini masih dinilai oleh calon mertuanya,” kata Bambang.
Terpisah, Direktur Hulu Migas Pertamina, Syamsu Alam mengatakan, “Sepanjang yang saya tahu, mereka berminat, tapi mereka minta syarat, dan minatnya seperti apa tanya sama ESDM saja, karena komunikasi sama ESDM. Dengan kami ada komunikasi tapi belum berlanjut, apakah Total dan Inpex akan ikut atau tidak kita tidak bisa maksa. Apakah kita mampu mengelola mahakam? Ya, mampu, karyawan tetap di sana, lalu kita ada beberapa finance ada yang mau bergabung, jadi kita tunggu sampai akhir tahun.
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: