Sebastian Vettel Memenangi F1 Bahrain
Sakhir – Sebastian Vettel berhasil mengasapi Valtteri Bottas dan Lewis Hamilton di Sirkuit Sakhir, Bahrain, 8 April 2018. Kemenangan ini diperoleh Vettel setelah Ferrari dengan berani menggunakan 1 pit stop.
Awalnya, pebalap Sebastian Vettel bakal menggunakan 2 pit stop. Vettel dan Kimi Raikkonen menggunakan ban supersoft, lalu soft dan soft. Namun, strategi Ferrari berubah setelah Kimi gagal finis akibat kesalahan pit stop dan dua pebalap Mercedes menggunakan 1 pit stop.
Vettel langsung memimpin sejak tikungan pertama, diikuti Bottas dan Raikkonen. Hamilton yang mengenakan ban soft harus mundur beberapa posisi. Hamilton juga sempat bersenggolan dengan pebalap Redbull Max Verstappen.
Lantaran Senggolan ini, Max harus mundur. Serpihan dari mobilnya memaksanya menemikan RB13 miliknya.
Balapan semakin buruk bagi Redbull. Daniel Ricciardo juga gagal finis. Mobilnya mengalami kerusakan. Virtual Safety Car diluncurkan guna mengamankan mobil Ricciardo. Kesempatan ini dimanfaatkan untuk menghangatkan ban, mesin, dan juga kepala selepas start.
Di lap 4, balapan kembali berjalan. Aksi salip hadir. Kevin Magnussen dan Pierre Gasly side-by-side memperebutkan posisi 4. Gasly bisa mempertahankan posisi dari serangan pebalap Haas itu.
Lewis Hamilton pelan tapi pasti terus merengsek ke posisi empat. Ia menyalip tiga pebalap langsung: Esteban Ocon, Fernando Alonso, dan Nico Hulkenberg. Lalu ia menggeser Magnussen dan Gasly dalam dua lap berikutnya.
Di rombongan terdepan, Vettel-lah yang pertama memasuki pit. Ia mengganti ban supersoft dengan ban soft. Lalu, Ferrari memasukkan Kimi ke box. Sayangnya, pit stop Kimi tak sempurna. Ban belakang sebelah kanan belum dipasang sempurna. Ia pun gagal finis.
Kegagalan Kimi ini membikin Mercedes di atas angin. Strategi 1 pit stop pasti bisa mengalahkan strategi 2 pit stop Ferrari dan Vettel.
“90%, kami yakin bisa memenangi lomba di Bahrain,” kata Toto Wolf, bos tim Mercedes, ketika membaca strategi 2 pit stop Ferrari.
Sayangnya, Ferrari punya opsi lain. Namun, opsi ini dibutuhkan skill hebat dari sang pebalap, Vettel, untuk menghemat konsumsi ban.
Vettel pun dikontak tim via radio, meminta Vettel untuk menghemat ban sambil memperlebar jarak. Sebab, strategi tim berubah dari 1 pit ke 2 pit.
Benar saja, Vettel berusaha mati-matian menghemat ban soft-nya yang udah mulai aus. Ia pun harus bertahan dari serangan Bottas di lap-lap akhir.
Strategi Ferrari dan kemampuan Vettel dalam menghemat ban akhirnya berhasil. Vettel juara satu hanya dengan jarak 0,699 detik dengan Bottas. Ia berhasil memakai ban soft sepanjang 39 putaran. Di posisi ketiga ada Lewis Hamilton.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: