Connect with us

“Kami Siap Mendukung Program Ketahanan dan Kedaulatan Pangan”

Dirut PT Pupuk Kujanga Nugraha Budi Eka Irianto(foto: bisnis.com)

Jakarta – Pemerintah terus menggenjot program kedaulatan pangan, sejatinya untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat Indonesia. Namun, ketahanan pangan tersebut salah satunya sangat ditentukan oleh keberadaan pupuk. Maklum saja, penggunaan pupuk pada pertanian menyumbang 20% keberhasilan peningkatan produksi pertanian.

“Ibaratnya, kami diminta untuk mendukung swasembada pangan atau kedaulatan pangan, tapi pupuknya enggak ada berati kita harus impor. Nah kalau kita impor itu apakah kita berdaulat,” kata Direktur Utama (Dirut) PT Pupuk Kujang Nugraha Budi Eka Irianto. Maksudnya bahan baku pembuatan pupuk itu, di antaranya masih ada yang diimpor.

Bagaimana dukungan PT Pupuk Kujang sendiri untuk mensukseskan program kedaulatan pangan ini, atau setidaknya ketahanan pangan? Tentunya, peran dan kiprah perusahaan pupuk yang berlokasi di Cikampek Jawa Barat ini, menjadi kuncinya. Nah, berikut ini kutipan wawancara Dirut PT Pupuk Kujang dengan M Riz dan Koster Rinaldi dari dev.fakta.news/v03, akhir Juli 2017, di Hotel Mulia, Jakarta

Peran pupuk terhadap kedaulatan dan ketahanan pangan seperti apa?

Sangat besar. Oke, kita bisa produksi beras untuk mencukupi kebutuhan pangan, tapi dari pupuknya kita tidak berdaulat. Nah kedaulatan itu tidak hanya dibidang pangannya, tapi pendukung pangannya juga harus berdaulat. Karena kalau ada satu komponen tidak berdaulat, ya sebetulnya sama saja tidak berdaulat.

Kendati begitu, kami terus berkontribusi khususnya dalam ketahanan pangan. Kami berupaya untuk dapat menghaslkan pupuk dan produk pertanian yang berkualitas bagus dengan harga kompetitif, sejauh mungkin menggunakan sumber daya lokal.

Seperti diketahui, pada akhir tahun 2014 Pemerintah  mencanangkan program untuk mencapai swasembada pangan dalam tiga tahun mendatang. Hal ini merupakan merupakan kesempatan sekaligus juga menjadi tantangan bagi seluruh pemangku kepentingan, khususnya PT Pupuk Kujang yang menghasilkan pupuk yang memengaruhi produktivitas pertanian di Indonesia.

Apa saja yang dilakukan PT Pupuk Kujang untuk menghasilkan produksi pupuk yang berkualitas baik demi menjaga ketahanan dan kedaulatan pangan?

Kami  melakukan berbagai inovasi dan pengembangan perusahaan, melalui kegiatan studi dan penelitian, baik dilakukan sendiri maupun bekerjasama dengan lembaga atau badan penelitian.

Kajian yang kami lakukan, di antaranya revamping pabrik kujang 1A, yang telah berumur 30 tahun lebih dan memiliki konsumsi sebesar 34 MMBTU/ ton urea. Bila dibandingkan dengan konsumsi energy Pabrik Kujang 1B hanya sebesar 26 MMBTU/ ton Urea, konsumsi energi  pabrik kujang 1A dinilai boros. Dengan tidak efisiennya konsumsi energi pabrik kujang 1A dan dengan kendala ketersediaan pasokan gas di Jawa Barat yang semakin terbatas serta harga gas yang cenderung meningkat, maka PT Pupuk Kujang melakukan kajian revamping Pabrik Kujang 1A. Sasaran hasil kajian adalah memilih beberapa alternative upaya terhadap  roses produksi Pabrik Kujang 1A diantaranya :

  • Optimalisasi Pabrik Kujang IA dg melakukan penggantian peralatan serta modifikasi peralatan dan proses agar tingkat konsumsi energi/gas bumi menjadi turun pada status pasokan saat ini.
  • Substitusi Unit Utilitas Gas Bumi dg Unit Utilitas Batubara agar gas bumi hanya digunakan sbg gas proses yg menjadikan kebutuhan gas bumi turun.
  • Gasifikasi batubara sehingga tidak lagi tergantung pada gas bumi. Hasil rekomendasi kajian tersebut adalah subtitusi unit utilitas gas bumi dengan unit utilitas batubara  merupakan alternatif yang paling aplikatif untuk mengurangi konsumsi gas bumi.

Dari kajian itu, muncul beberapa rekomendasi, di antaranya melakukan knversi energi gas bumi untuk utilitas menjadi batubara, maka pasokan gas yang tersedia seluruhnya dapat dialokasikan menjadi bahan baku produksi Urea.

Selain kajian, kami juga melakukan inovasi, dengan tujuan menghasilkan produk pertanian seperti pupuk organik dan benih tanaman pangan. Inovasi akan menjadi keunggulan kompetitif kami agar dapat menyediakan produk dan jasa industri pertanian yang lebih menyeluruh.

 

Yang pasti kami banyak melakukan inovasi agar produk kami berkualitas, efisien dan terjangkau, sehingga kami pun turut berperan dalam program ketahanan dan kedaulatan pangan ini.

Kendala apa saja yang dihadapi Pupuk Kujang dalam menjalankan bisnisnya?

Kami memperoleh penugasan menyalurkan pupuk dengan skema Public Service Obligation atau dikenal dengan nama pupuk bersubsidi. Meningkatnya harga gas alam bahan baku pupuk, yang sama-sama dipasok oleh BUMN, dan besaran penggantian biaya dari Pemerintah menjadi dilema bagi Perusahaan untuk dapat menyediakan pupuk bersubsidi yang sangat dibutuhkan petani.

Karena itu, perlu kerjasama dan pengaturan yang baik di antara pemangku kepentingan agar tugas ini dapat dilaksanakan sehingga tercipta kedaulatan pangan.

Dilema lainnya, terutama di Pulau Jawa, yang memiliki lebih dari 40% dari seluruh luas lahan sawah di Indonesia (BPS, 2013) serta menjadi rumah bagi lebih dari separuh penduduk Indonesia (Sensus 2010). Bahkan sampai tahun 2035. Petani di Jawa ternyata harus mengimpor sekitar 70% kebutuhan pupuk dari luar Jawa.

Kondisi ini merupakan tantangan bagi kamisebagai salah satu produsen pupuk dengan wilayah distribusi utama di Jawa bagian barat. Untuk itu, kami harus mampu tumbuh berkelanjutan untuk jangka panjang, melakukan inovasi produk serta berproduksi dengan efisien, karena peran perusahaan sangat penting bagi ketahanan serta kedaulatan pangan.

Bagaimana dengan masih adanya impor pupuk selama ini?

Kalau untuk kebutuhan petani, subsidi kita sangat sedikit. untuk pupuk urea tidak ada impor. NPK tidak ada impor, tetapi bahan baku NPK itu harus impor. Bahan bakunya seperti, kalium masih impor. Namun untuk kebutuhan nitrogen kami bikin dari urea. Biaya untuk impor unsur kalium-nya itu, 60 persenan lah.

Harusnya ada peran pemerintah?

Tugas pemerintah sudah banyak. Kalau memang mau membantu ya saya senang saja. Tapi prinsip saya begini. Sekarang kami berusaha bagaimana caranya kami bisa mandiri. Kami tidak bisa terus-terusan bergantung pada pemerintah. Saya tidak mau merengek-rengek, meskipun mungkin itu tugas negara, tapi kami coba sendiri. Bisa dibuat regulasi, atau deregulasi. Misalnya, kalau impor harusnya harganya lebih tinggi. Kalau dari segi kualitas, kita lebih baik.

Misalnya lahan sawit, itu butuh NPK yang banyak. Nah menurut Anda, kebutuhan mereka sudah terpenuhi dalam negeri atau malah impor juga?

Kebutuhan dalam negeri sebenarnya bisa kita penuhi, meski ternyata mereka banyak yang pilih impor.

Garis besarnya apa yang harus dilakukan?

Kalau buat Pupuk Kujang, Kami harus punya alternatif bisnis lainnya. Jadi tidak bersandar pada bisnis yang ada sekarang saja, tapi dalam idang non pangan seperti petrochemical tadi, lalu bidang hilirisasi pangan.

Apakah di bisnis pupuk ini terkendala dengan mahalnya harga gas sekarang ini?

Pemerintah dilematis, karena di satu sisi mereka harus ada pendapatan, di sisi lain dunia usaha ini kan selalu bergerak, jadi memang sangat dilematis. Kalau menurut saya, kalau saja kita ini sadarnya lama, mungkin 10-15 tahun lalu kita sudah melakukan upaya penghematan energi.

Kendati begitu, kami pun sudah berupaya juga, konversi dari gas ke batubara, harusnya itu sudah lama. Untuk beralih ke batubara kami itu terlambat. Tapi apapun buat kami harus dilakukan, tidak ada kata terlambat.

Sejauh mana upaya pengembangan pabrik ke luar Jawa itu?

Kami sekarang sedang mencari, sedang survei lokasi tambang yang cocok untuk pengembangan pabrik kami yang dekat dengan sumber energi, seperti batubara. Kita cari tambang yang dekat dengan pantai, kalau bisa minimal dekat dengan sungai.

Lalu cadangannya juga panjang, kalau bisa di atas 25 tahun atau 50 tahun. Itu yang kami cari di sekitar Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, dan Mandailing Utara, serta Sumatera Selatan.

Berarti energi penggerak pabrik pupuk dari energi batubara?

Selain itu, kami juga mengembangkan pabrik pupuk sebisa mungkin tidak bergantung pada energi fosil. Kapasitas produksi NPK kami perbesar. Itu kan gak pake energi besar. Ya memang nitrogen itu kami dapat dari energi fosil, tapi kan tidak perlu sebesar sekarang.

Banyak yang masih kami impor. Artinya kalau sama-sama impor ya tidak ada masalah. Sekarang kita bertempur dengan Cina.

Kapan rencana mengembangkan pabrik ke luar Jawa itu?

Sebetulnya holding itu menghendaki kami bisa mengembangkan pabrik ke luar Jawa sudah mulai awal tahun 2018. hanya saja kami butuh waktu, mungkin tahun 2019 awal kami mulai. Investasi projectnya aja, mendekati US$1 miliar. Biaya sebesar ini, tentunya memang harus mengundang investor asing.

Bukankah tidak efisien memindahkan pabrik pupuk ke luar Jawa, kendati mendekati sumber energi?

Sebenarnya, pengembangan pabrik ke luar Jawa itu tidak melulu terkait dengan pabrik pupuk itu sendiri. Artinya, pabrik pupuknya sebagian besar masih di Cikampek, Karawang, Jawa Barat. Kendati begitu, kami harus berkembang ke tempat lain tapi tanpa meninggalkan pangan.

Terus terang kami juga mau masuk ke hilirisasi pangan. Contohnya, petani harga beras naik turun, lada naik turun, jagung naik turun, paspanen pasti turun, cabai juga, meskipun itu tugas Bulog, tapi kita ingin agar petani itu jangan menjual murah. Kita harus menjaga daya beli petani, kemampuan petani itu kalau bisa stabil. Ini semuanya di Jawa.

Belum lama kami juga kedatangan tamu dari luar negeri (Laos). Kami pun tertarik untuk membuka pabrik di luar negeri. Intinya, gas masih mahal, regulasi masih belum memadai, namun PKC tetap mandiri dan berupaya melakukan diversifkasi dan hilirisasi.

Pabrik hilirisasi pangan seperti apa?

Hilirasi itu kan banyak sekali, yang memiliki lebih pada nilai tambah. Jangan cuma berhenti di beras. Hilirisasinya mulai dari tepung beras, bakmi beras, kwetiau beras, rise brand oil, itu semua kan bahannya dari beras. Begitu juga dengan lada, di beberapa daerah kan banyak menghasilkan lada, kami bikin hilirisasinya sampai posisi lada siap dikonsumsi. Jadi jangan cuma jual bijian.

Jenis pupuk subsidi apa saja yang selama ini diproduksi PT Pupuk Kujang?

Pupuk organik Petroganik, pupuk ini Spesifikasinya;  C-organik : Minimal 15% C/N ratio : 15 25 Kadar air : Maksimal 8-20% pH : 4 9 Warna : Coklat kehitaman Bentuk : Granul Dikemas dalam kantong bercap Pupuk Indonesia dengan isi 40 kg Manfaat / Kegunaan: Memperbaiki struktur tanah sehingga tanah menjadi gembur, proses oksidasi lebih baik.

Kemudian Pupuk NPK Phonska, spesifikasi: Nitrogen (N): 15 Fosfat (P2O5): 15 Kalium (K2O): 15% Zinc (Zn): 0,1% Kadar air maksimal 2% Bentuk butiran Dikemas dalam kantong bercap Phonska Indonesia dengan isi bersih 50 kg Sifat Pupuk NPK Phonska: Higroskopis Mudah larut dalam air Mengandung unsur hara N, P, K dan Zn sekaligus Kandungan unsur.

Dan Urea N (Nitrogen) 46%, dengan spesifikasi;  Kadar air maksimal 0,50% Kadar Biuret maksimal 1% Kadar Nitrogen minimal 46% Bentuk butiran prill Warna pink untuk Urea Bersubsidi Dikemas dalam kantong bercap Pupuk Indonesia dengan isi 50 kg Sifat Pupuk Urea: Higroskopis Mudah larut dalam air Manfaat unsur hara Nitrogen yang dikandung pupuk Urea: Membuat bagian tanaman.

Berapa besar produksinya?

Sebelum ini, Pupuk Kujang total produksi Urea per tahun 1.140.000 ton. Sedangkan NPK, 200 ribu ton. Capaian itu sudah bagus. Tapi kalau sekarang, untuk Urea produksi kami paling banter 960 ribu ton.

Apakah ada kesulitan untuk mendistribusikan pupuk subsidi ini, bukan kah harus tepat sasaran?

Merespon rencana pemerintah untuk mengalihkan subsidi, kemungkinan harganya juga akan dilihat, dikerek ke harga pasar. Ya kami harus segera merespons, dengan terpaksa satu pabrik mungkin harus kami tutup. Tapi kan kami ingin terlihat berkembang, kami harus produksi yang lain. Produk-produk yang lain. Karena kami juga harus berkembang, membuat pupuk lain. Artinya mengembangkan produksi pupuk non subsidi.

Untuk pupuk non subsidinya, jenis produknya apa saja?

Antara lain NPK non subsidi, dengan spesifikasi toleransi kandungan unsur Hara + 8%. Kemudian Nitrea, dengan spesifikasi: Kadar Biuret maksimal 1% Kadar Nitrogen minimal 46%. Bentuk butiran prill uncoated 100% larut dalam air dengan warna pink. juga memproduksi pupuk Amonia.  Merek pupuk non subsidi kami;Pareku, kcl, Hartus, Jeranti, Excow, Kuriza, Bion-Up, dan Nitroska.

Pupuk non subsidi itu hasil diversifikasi produk. Seperti Urea, kami memproduksi Urea tidak yang standar tapi kami tambah unsurnya. Dan masing-masing jenis pupuk non subsidi ini, masing-masing memiliki kegunaannya sendiri. Seperti Jeranti, pupuk itu untuk  buah,  nitrea (nonsubsidi), bionitrea ini organik, aregu itu untuk benih padi. Indonesia kan kekurangan benih, impor juga lagi. Exco ini organik yang ditambah hayati, Kuriza ini memperluas akar.

Keunggulan pupuk kujang majemuk NPK Kujang, yaitu aplikasi pemupukan lebih praktis karena tidak perlu mencampur beberapa jenis pupuk tunggal. Lalu, mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan pupuk, mampu meningkatkan jumlah dan mutu hasil pertanian, formula, bentuk, dan jenis bahan baku menyesuaikan permintaan konsumen, mengantisipasi dan mengatasi masalah apabila terjadi kelangkaan salah satu jenis pupuk tunggall Serta memudahkan transportasi, penyimpanan, dan penanganan lainnya.

Kemudian, manfaat Bion-Up, yaitu berfungsi untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara makro esensial nitrogen dan fosfat serta menstimulasi pertumbuhan tanaman melalui fitohormon yang dihasilkan mikroba didalam pupuk hayati Bion-Up Berguna untuk meningkatkan hasil perkebunan dan hasil berbagai jenis tanaman. Pupuk itu, mengandung konsorsium mikroba sehingga menguntungkan di mana potensi setiap mikroba telah diuji melalui penelitian laboratorium baik uji in vitro maupun uji hayati (bioassay), serta percobaan rumah kaca dan lapangan. Lalu, mampu mengurangi pemakaian pupuk NPK hingga 30 persen. Pupuk ini, peruntukannya; Hortikultura, Padi dan Palawija.

Itu di antaranya kelebihan dari pupuk non subsidi yang kami produksi. Yang pasti, memiliki kelebihan dibanding pupuk subsidi.

 

 

 

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

WAWANCARA

Tingkat Pengangguran Kita Terus Menurun

Oleh

Fakta News
Tingkat pengangguran
Menteri Ketenaga Kerjaan, Hanif Dhakiri(Foto: Istimewa)

Pertumbuhan sektor manufaktur, pariwisata, dan makanan-minuman (mamin) dinilai sangat produktif dalam penyerapan tenaga kerja. Sebab, sektor ini mampu menyerap 60% tenaga kerja dari total angkatan ketenagakarjaan nasional dalam empat tahun terakhir. “Pada tahun 2015 jumlah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 7,31%, sendangkan pada 2018 turun menjadi 6,45%,” kata Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri dua pekan lalu.

Hanif menjelaskan, berdasarkan catatan Kemenaker, total jumlah penyerapan tenaga kerja baru di era Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sejak 2015-2018 mencapai 9,6 juta orang. Dimana pada sektor industri pengolahan menyerap 24,52%, retil besar, keci dan reparasi motor 11,1%, administrasi pemerintah/jaminan sosial 10,9%, konstruksi 10,88%, kegiatan jasa 7%, dan akomodasi-kuliner-rekreasi 4%.

Baca juga:

Meski angka pengangguran berada pada tren yang positif, namun Hanif mengakui bahwa capaian ini belum sepenuhnya dengan apa yang diharapkan. Pasalnya, pengangguran di pedesaan masih mengalami peningkatan sekitar 0,03%. Hal ini disebabkan banyak angkatan kerja baru bekerja secara informal di sektor pertanian. Dimana pada musim panen berakhir, para angkatan kerja ini akan mengnggur lagi.

Namun demikian, Hanif mengaku optimis, karena dengan adanya program dana desa dari Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmingrasi (Kemendes PDTT) yang didalamnya terdapat program padat karya, akan membuka peluang kesempatan kerja di pedesaan. “Jadi situasi naiknya pengangguran di desa menurut saya sifatnya tidak permanen,” imbuhnya kepada Ade Nyong dari Fakta.News.

Baca Selengkapnya

BERITA

Angka Kemiskinan Mampu Menembus Satu Digit

Oleh

Fakta News
Angka Kemiskinan, Bantuan Sosial Pangan
Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita(Foto: Kemensos)

Jakarta – Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, merupakan salah satu dari 9 poin agenda Nawacita. Hasilnya di era Presiden Jokowi, angka kemiskinan jadi satu digit. Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Sosial terus menggenjot Program Bantuan Sosial Pangan. Sebab, bantuan sosial dipercaya mampu mengeluarkan masyarakat dari garis kemiskinan.

Hal ini bukan hanya basa basi belaka. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada Maret 2018 lalu, menunjukan angka kemiskinan di Indonesia turun drastris, bahkan telah menembus single digit, yakni 9,82% atau setara dengan 25,95 juta orang. “Alhamdulillah, kontribusi bantuan sosial, angka kemiskinan mampu menembus satu digit,” kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita pekan lalu.

Baca juga:

Politisi Partai Golkar ini pun optimis, bahwa hingga akhir 2019, angka kemiskinan di Indonesia bisa turun hingga dibawah 9,5%. “Kalau kita tetap konsisten dan disiplin terhadap program-program yang ada di Kementerian Sosial, Insya’allah kami targetkan penurunan angka kemiskinan hingga akhir tahun 2019 nanti bisa turun menjadi 9,3 – 9,5%,” ungkapnya.

Kepada Ade Nyong dari Fakta.news, pria kelahiran Jakarta 49 tahun silam ini menjelaskan poin-poin apa saja yang menjadi bahan evaluasi dalam Program Bantuan Sosial Pangan sejauh ini. Berikut kutipannya.

Apa yang di evaluasi dari Kementerian Sosial bersama Dinsos seluhur Indonesia terkait penyaluran Bantuan Soasial Pangan ini?

Saya masih melihat dalam penyaluran BPNT, beberapa persoalan teknis di lapangan, harus diselesaikan di Tingkat Pusat. Baik oleh Kementerian Sosial maupun HIMBARA. Jadi rapat koordinasi ini merupakan forum untuk kita semua secara bersama-sama yang melibatkan HIMBARA, Bulog, serta Pemerintah Daerah yang khususnya Dinas Sosial untuk melakukan evaluasi-evaluasi supaya program-program, terutama program transformasi dari Bantuan Beras Sejahtera atau Rastra ke Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ini bisa kita tuntaskan 100% pada awal tahun 2019.

Baca Selengkapnya

WAWANCARA

Kontribusi Sektor Ekonomi Kreatif Terhadap PDB Sangat Besar

Oleh

Fakta News
Sektor Ekonomi Kreatif
Wakil Kepala Bekraf, Ricky J. Pesik(Foto: Bekraf)

Kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional semakin nyata. Nilai tambah dari sektor ini pun terus meningkat. Bahkan, dari tahun ke tahun, pertumbuhan ekonomi kreatif berada di atas rata-rata pertumbuhan nasional. Mulai dari pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih, pertambangan dan penggalian, pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, serta jasa-jasa dan industri pengolahan.

Baca juga:

Berdasarkan data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sejak empat tahun terakhir terus mengalami kenaikan. Sebut saja ditahun ditahun tahun 2017 lalu, PDB sektor ekonomi kreatif menembus Rp1.009 triliun.  “Kami proyeksikan tahun 2018 dan 2019 growth-nya akan konsisten,” ungkap Wakil Kepala Bekraf, Ricky J. Pesik kepada Fakta.news.

Tak hanya berkontribusi pada PDB saja, menurut Ricky, sekrot ekonomi kreatif ini juga sangat berkontribusi pada penyerapan tenaga kerja yang cukup signifikan. “Sekarang posisinya 17,4 juta orang pekerja di sektor ekonomi kreatif,” kata pria jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Kepada Ade Nyong dari Fakta.news, Kamis pekan lalu di Rumah Bersama Pelayan Rakyat, Jalan Erlangga II, Nomor 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pria kelahirang 19 September ini berkenan membeberkan upaya Bekraf dalam mengembangkan sektor industri ekonomi kreatif dalam negeri. Berikut kutipan wawancaranya.

Bagaimana Anda melihat perkembangan dunia ekonomi kreatif saat ini dan seberapa besar potensi ekonomi kreatif di Indonesia?

Dari laporan terbaru kami, bahwa di 2017, kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB itu sudah tembus Rp1.000 triliun, tepatnya Rp1.009 triliun di 2017. Jumlah tenaga kerja juga meningkat cukup signifikan. Sekarang posisinya 17,4 juta orang pekerja di sektor ekonomi kreatif. Lalu ekspor-nya sekarang sudah USD 1,5 miliar. Dan pertumbuhan dari tahun sebelumnya, itu diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.

Jadi sangat menjanjikan dan kami proyeksikan memang tahun 2018 dan 2019 itu growth-nya akan konsisten. Jadi akan semakin signifikan-lah kontribusi ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional kita.

Baca Selengkapnya